Investasi saham makin populer, terutama di kalangan anak muda! Data dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bilang kalau 57% investor pasar modal sekarang ada di bawah usia 30 tahun. Artinya, makin banyak yang paham kalau investasi saham bukan cuma buat yang “udah kaya.” Pemula juga bisa, kok—asal ngerti caranya!
Tapi, kalau kamu baru pertama kali ingin mencoba investasi saham, tentu ada beberapa langkah yang perlu dipahami dengan baik agar bisa lebih pede dan sukses. Yuk, simak langkah-langkah berikut yang bisa bantu kamu mulai!
💡 Key takeaways:
- Mulailah dengan riset yang mendalam tentang saham yang kamu pilih – tidak cukup hanya melihat harga, pahami prospek dan risikonya untuk meminimalisir kerugian.
- Gunakan perusahaan sekuritas yang cocok dengan gaya investasi kamu – perhatikan biaya transaksi dan fitur yang ditawarkan agar kamu bisa maksimal dalam berinvestasi.
- Buat rencana trading yang jelas dan disiplin – tentukan titik masuk dan keluar yang tepat untuk menghindari keputusan emosional yang bisa merugikan.
Kenapa Pilih Investasi Saham?
Saham bisa kasih keuntungan besar kalau diinvestasikan buat jangka panjang. Tapi, jangan lupa, ada istilah “high risk, high return.” Artinya, kalau kamu siap ambil risiko tinggi, saham bisa jadi investasi yang pas buat rencana finansial jangka panjang kamu. Jadi, ini buat kamu yang berani ambil tantangan dan punya target cuan besar!
Langkah 1: Riset Saham yang Mau Dibeli
Sebelum mulai beli saham, riset adalah langkah pertama yang krusial. Nggak cukup hanya tahu nama perusahaan atau harga sahamnya, kamu perlu mendalami fundamental perusahaan dan prospek industri tempat perusahaan itu berada. Misalnya, jika kamu tertarik dengan saham teknologi, cari tahu perkembangan sektor teknologi, tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan di sektor tersebut, dan bagaimana kondisi pasar dalam beberapa tahun ke depan.
Cara Riset Saham:
- Baca laporan keuangan perusahaan – Laporan keuangan akan memberikan gambaran tentang kesehatan perusahaan, termasuk pendapatan, laba bersih, dan beban utang.
- Cek kinerja historis – Cari tahu bagaimana saham tersebut berkinerja selama beberapa tahun terakhir, apakah ada tren positif atau negatif.
- Ikuti berita industri – Industri yang berkembang pesat atau tertekan bisa memengaruhi harga saham, jadi pastikan kamu selalu mengikuti berita terbaru.
- Gabung komunitas atau forum investasi – Seperti komunitas investor saham pemula (ISP) di Indonesia, yang bisa membantu kamu memahami pandangan orang lain dan memberikan tips yang lebih praktikal.
Misalnya kamu tertarik dengan saham perusahaan yang bergerak di sektor e-commerce, cek dulu bagaimana kinerja mereka selama pandemi dan apa strategi mereka untuk berkembang setelahnya. Riset ini nggak hanya akan memberimu informasi tentang peluang profit, tapi juga tentang risiko yang mungkin harus kamu hadapi.
Langkah 2: Pilih Perusahaan Sekuritas
Untuk bisa beli saham, kamu perlu rekening saham lewat perusahaan sekuritas. Pilih perusahaan sekuritas yang sesuai dengan kebutuhanmu. Beberapa yang populer di Indonesia antara lain Mandiri Sekuritas, Sinarmas Sekuritas, dan BNI Sekuritas. Pastikan sekuritas pilihanmu sudah terdaftar di OJK, ya!
Hal yang perlu diperhatikan:
- Biaya transaksi – Setiap sekuritas mengenakan biaya transaksi yang berbeda. Jika kamu seorang trader aktif yang sering membeli dan menjual saham, memilih sekuritas dengan biaya transaksi rendah sangat penting untuk memaksimalkan keuntungan.
- Fitur dan kemudahan – Beberapa sekuritas menawarkan aplikasi mobile dengan fitur lengkap, termasuk alert saham, analisis pasar, dan lainnya. Pilih yang memudahkan kamu untuk memantau dan bertransaksi.
Langkah 3: Buat Rencana Trading (Jangan Asal Beli!)
Beli saham tanpa rencana itu seperti berlayar tanpa peta. Tentukan titik entry (harga beli), titik exit (harga jual), dan cut loss (batas toleransi kerugian). Misalnya, kamu ingin membeli saham A dengan harga Rp1.000, dan jika harga saham turun menjadi Rp850, kamu akan jual saham tersebut agar kerugian tidak semakin besar.
Rencana Trading yang Baik:
- Titik Entry: Tentukan kapan waktu terbaik untuk membeli saham, misalnya saat harga turun karena ada koreksi pasar.
- Titik Exit: Tentukan kapan kamu akan menjual saham, misalnya saat harga naik 20% dari harga beli.
- Cut Loss: Tentukan batas toleransi kerugian, misalnya jika saham turun 10%, kamu jual untuk mencegah kerugian yang lebih dalam.
Dengan rencana yang jelas, kamu bisa terhindar dari keputusan emosional saat pasar bergerak naik turun.
Langkah 4: Tentukan Jumlah Saham yang Mau Dibeli
Kamu bisa mulai dengan modal kecil dulu, misalnya beli 1 lot (100 lembar) saham yang kamu suka. Nggak perlu langsung modal besar, apalagi kalau masih coba-coba. Tapi ingat, makin besar modal kamu, makin besar potensi keuntungan (atau kerugiannya).
Kalau mau diversifikasi, sebar modal ke beberapa saham yang berbeda. Ini bakal bikin portofolio kamu lebih aman dari fluktuasi satu saham tertentu.
Langkah 5: Pantau Pergerakan Saham
Setelah membeli saham, jangan biarkan begitu saja! Kamu perlu memantau pergerakan saham secara berkala, baik melalui aplikasi saham atau situs keuangan untuk melihat apakah saham kamu sudah mencapai titik yang diinginkan.
Selain itu, ikuti berita terkini tentang kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, atau laporan keuangan perusahaan yang kamu investasikan. Semua faktor ini bisa mempengaruhi harga saham secara signifikan.
Jika kamu menggunakan aplikasi trading, aktifkan alert untuk mempermudah kamu dalam memantau pergerakan harga saham yang sudah kamu pilih.
Kesimpulan
Investasi saham bisa memberikan keuntungan besar, tapi untuk sukses kamu perlu persiapan yang matang. Mulai dari riset saham, memilih perusahaan sekuritas yang tepat, sampai membuat rencana trading yang jelas. Dengan mengikuti langkah-langkah ini dan konsisten belajar, kamu bisa meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan. Jadi, jangan ragu untuk mulai berinvestasi, ya!
Terus belajar lebih banyak tentang finansial dan investasi bersama Tuwaga!