Asuransi dari kantor memang bisa jadi pelindung pertama bagi karyawan, tapi sudah cukupkah itu untuk melindungi finansial kamu sepenuhnya? Jika kamu ingin punya perlindungan yang lebih luas, asuransi tambahan bisa jadi pilihan yang patut dipertimbangkan.
💡 Key Takeaways:
- Asuransi tambahan bisa jadi pelindung finansial di luar jangkauan asuransi kantor, terutama ketika status kerja berubah.
- Pahami jenis asuransi yang tersedia dan pilih yang sesuai dengan kebutuhanmu—mau perlindungan tambahan atau yang fokus pada kesehatan.
- Sisihkan anggaran untuk premi dan pilih perusahaan serta agen asuransi yang terpercaya.
Di artikel ini, Tuwaga akan membahas kenapa asuransi tambahan itu penting, jenis-jenis asuransi yang bisa kamu pilih beserta manfaatnya, cara mengelola keuangan untuk membayar premi asuransi tambahan, serta tips memilih perusahaan dan agen asuransi yang bisa diandalkan.
Mengapa Perlu Memiliki Asuransi Tambahan?🤔
Asuransi dari kantor memang menguntungkan, tapi ada kelemahannya. Ketika status karyawan berakhir, fasilitas ini juga akan berhenti. Misalnya, jika kamu berhenti bekerja atau mengalami PHK, maka asuransi kesehatan dan perlindungan lainnya dari kantor pun akan berakhir. Bahkan saat masih bekerja, asuransi dari kantor mungkin memiliki batasan, seperti hanya menanggung rawat inap atau perlindungan terbatas.
Contoh kasus: Seorang karyawan yang mengalami sakit berkepanjangan. Berdasarkan UU Ketenagakerjaan Pasal 93 ayat 3, upah karyawan tersebut berkurang bertahap setelah beberapa bulan:
- 4 bulan pertama: menerima 100% dari gaji.
- 4 bulan kedua: menerima 75% dari gaji.
- 4 bulan ketiga: menerima 50% dari gaji.
- Bulan selanjutnya: hanya 25% dari gaji.
Dengan adanya asuransi tambahan, kamu bisa memiliki cadangan perlindungan jika kondisi finansialmu terganggu dalam situasi darurat ini.
Jenis Asuransi Tambahan yang Bisa Dipertimbangkan
Ada beberapa jenis asuransi tambahan yang tersedia di pasar, masing-masing dengan kelebihan yang berbeda. Yuk, kita bahas!
1. Asuransi PAYDI (Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi) 📈
Asuransi PAYDI, yang dulu dikenal sebagai Unit Link, menggabungkan proteksi asuransi dengan komponen investasi. PAYDI memberi kamu fleksibilitas dalam memilih investasi, seperti reksadana saham, pendapatan tetap, atau pasar uang.
- Keuntungan: PAYDI bisa memberikan fasilitas cuti premi jika investasi cukup, artinya kamu bisa menggunakan nilai investasi untuk membayar premi jika ada keperluan mendesak.
- Pertimbangan: Biaya premi biasanya meningkat seiring bertambahnya usia. Pastikan kamu memperhitungkan biaya yang akan datang agar premi tetap terjangkau.
2. Asuransi Murni (Tradisional) 🔒
Jenis asuransi ini fokus pada proteksi, tanpa komponen investasi. Karena fokus utamanya adalah perlindungan, biaya premi umumnya lebih murah dibanding PAYDI, dan manfaat proteksi maksimal.
- Keuntungan: Premi yang lebih terjangkau untuk perlindungan maksimal.
- Pertimbangan: Tidak ada fasilitas cuti premi. Kamu perlu konsisten membayar premi untuk menjaga polis tetap aktif.
Jenis Perlindungan dalam Asuransi🩺
Berikut adalah tiga jenis perlindungan utama yang dapat dipertimbangkan dalam Asuransi PAYDI atau Murni:
- Asuransi Jiwa:
Memberikan perlindungan finansial bagi ahli waris jika tertanggung meninggal dunia. Ini penting untuk memastikan keluarga yang bergantung pada penghasilan tertanggung tetap terlindungi secara finansial. Misalnya, asuransi ini dapat membantu menutupi biaya-biaya waris, seperti BPHTB dan biaya notaris.
- Asuransi Kesehatan Tambahan
Asuransi kesehatan dalam PAYDI atau Murni biasanya mencakup biaya rawat inap dan rawat jalan, serta perawatan lainnya sesuai dengan ketentuan polis. Ini memberikan jaminan lebih lengkap jika dibandingkan dengan asuransi kesehatan yang hanya mencakup perawatan rumah sakit dasar.
- Asuransi Penyakit Kritis
Memberikan manfaat finansial jika tertanggung mengalami penyakit serius, seperti kanker atau stroke. Perlindungan ini penting untuk menjaga kestabilan finansial keluarga, terutama jika tertanggung tidak bisa bekerja sementara waktu.
Cara Menyiapkan Keuangan untuk Premi Asuransi 📊
Untuk memiliki asuransi tambahan tanpa membebani keuangan, lakukan langkah-langkah berikut:
1. Cek Dompet dan Pemasukan 💰
Catat semua sumber pendapatan, seperti gaji, bonus, komisi, atau pendapatan lain. Begitu juga dengan pengeluaran bulanan itu, seperti kebutuhan rumah tangga, pendidikan, dan gaya hidup. Dengan pencatatan ini, kamu bisa melihat di mana pengeluaran bisa ditekan untuk menyiapkan anggaran premi.
Berikut contoh pencatatan pemasukan:
Berikut contoh pencatatan pengeluaran:
2. Sisihkan Dana Premi dari Gaji 💵
Alokasikan maksimal 10% dari gaji bulanan untuk asuransi tambahan. Dengan alokasi ini, kamu bisa memiliki perlindungan lebih tanpa membebani keuangan. Misalnya, jika gaji bulanan Rp10 juta, maka maksimal alokasi premi adalah Rp1 juta.
3. Bangun Dana Darurat Bersamaan 💼
Dana darurat adalah pelengkap penting dari asuransi. Simpan dana ini untuk situasi mendesak yang mungkin tidak dicover oleh asuransi, sehingga keuangan tetap stabil meski terjadi keadaan darurat.
Tips Memilih Perusahaan dan Agen Asuransi yang Tepat 🔍
Memilih asuransi yang tepat itu penting untuk menghindari masalah di masa depan. Berikut adalah beberapa tipsnya:
1. Pahami Kebutuhan Perlindunganmu
Setiap orang punya kebutuhan yang berbeda. Misalnya, jika kamu single dan punya risiko kesehatan keluarga, pertimbangkan asuransi penyakit kritis. Kalau kamu sudah berkeluarga, asuransi jiwa dengan manfaat yang cukup untuk menghidupi keluarga sangat penting.
2. Hitung Kebutuhan Asuransi Jiwa 📊
Untuk menentukan jumlah pertanggungan asuransi jiwa yang ideal, gunakan rumus berikut:
Penghasilan bulanan x 12 x masa kerja tersisa hingga pensiun.
Contoh: Jika usia sekarang 35 tahun, usia pensiun 55 tahun, dan gaji bulanan Rp15 juta, maka kebutuhan asuransi jiwa ideal adalah:
Rp15.000.000 x 12 x 20 = Rp3.600.000.000.
3. Pahami Manfaat dan Ketentuan Polis 📑
Periksa ketentuan penting seperti pengecualian, batas waktu klaim, dan masa tunggu. Biasanya, masa tunggu untuk asuransi kesehatan adalah 30 hari sejak polis diterbitkan, dan klaim harus diajukan dalam waktu tertentu setelah perawatan.
4. Cek Reputasi Perusahaan 🌐
Pastikan perusahaan asuransi memiliki RBC (Risk Based Capital) minimal 120% sesuai standar OJK. Kamu bisa mengecek solvabilitas perusahaan dari laporan keuangan yang biasanya tersedia di website perusahaan.
5. Pilih Agen Asuransi yang Profesional 👩💼
Agen yang memiliki lisensi AAJI serta sertifikasi tambahan, seperti CFP atau CFA, menunjukkan bahwa agen tersebut kompeten dan terpercaya. Pilih agen yang benar-benar memahami produk dan kebutuhan kamu, bukan sekadar menjual.
6. Sesuaikan Premi dengan Kemampuan Keuangan 💸
Jangan memaksakan premi yang terlalu tinggi. Pastikan total premi tidak lebih dari 10% dari gaji bulanan, dan mulailah dengan BPJS jika dana terbatas.
Dengan mengikuti panduan ini, kamu bisa mendapatkan asuransi tambahan yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi keuanganmu. Ingat, asuransi adalah investasi untuk masa depan, jadi pastikan kamu memilih perlindungan yang terbaik! ✨