Old money vs new money, pasti pernah dengar istilah ini kan? Old money biasanya identik dengan kekayaan turun-temurun yang udah ada dari generasi sebelumnya, sedangkan new money adalah orang-orang yang baru “naik kelas” berkat usahanya sendiri.
Tapi, sebenernya apa sih yang ngebedain mereka dalam cara mengelola dan memperlakukan uang?🤔
Artikel Tuwaga kali ini bakal ngulik gimana pola pikir dan strategi finansial mereka. Old money terkenal super hati-hati, sedangkan new money sering lebih berani. Mana yang lebih cocok buat kamu? Let’s dive in!✨
💡 Key Takeaways:
- Old Money: Fokus Menjaga Kekayaan: Mereka lebih konservatif, pilih investasi aman seperti properti, obligasi, atau saham blue-chip. Strategi mereka: slow and steady wins the race.
- New Money: Mental Expand and Hustle: Berani ambil risiko! Dari saham teknologi hingga aset kripto, mereka nggak takut mencoba hal baru demi keuntungan besar.
- Pengelolaan yang Beda Jauh: Old money percaya pada profesional seperti family office, sedangkan new money lebih suka gaya do-it-yourself dengan aplikasi modern kayak Ajaib atau Bibit.
1. Pola Pikir: Preserve vs Expand
Old Money: Fokus mereka adalah menjaga dan mempertahankan kekayaan yang sudah ada. Prinsip mereka, “Kekayaan itu harus bertahan dari generasi ke generasi.” Makanya, mereka lebih konservatif dan memilih instrumen investasi yang stabil seperti properti warisan atau obligasi pemerintah.
💡Mereka mungkin beli bond dengan kupon tetap yang menghasilkan pendapatan pasif setiap tahun tanpa risiko besar.
New Money: Sebaliknya, new money punya mental “nggak ada batasan”. Mereka lebih agresif dan fokus ke wealth expansion. Mulai dari investasi saham berisiko tinggi sampai masuk ke bisnis start-up, new money sering nggak takut ambil risiko besar.
💡Investasi di saham teknologi seperti Tesla atau bahkan beli aset kripto. Mereka juga nggak ragu untuk memanfaatkan fitur pinjaman seperti margin trading.
2. Spending Habits: Subtle vs Flashy
Old Money: Kalau kamu lihat mereka, mungkin nggak langsung nyangka kalau mereka super kaya. Gaya hidup mereka lebih understated. Barang-barang branded yang mereka pakai biasanya timeless dan tahan lama, kayak Hermès Birkin atau jam tangan Patek Philippe.
💡Old money lebih suka pakai rekening private banking di bank internasional yang minim exposure, kayak UBS atau Credit Suisse, untuk mengelola kekayaannya.
New Money: Sebaliknya, new money sering pakai kekayaan mereka buat show off, dari outfit Gucci sampai mobil sport Lamborghini. Tujuannya? Kadang buat personal branding atau sekadar self-reward atas usaha mereka.
💡Mereka mungkin langganan kartu kredit premium kayak American Express Platinum buat akses eksklusif dan reward mewah.
3. Strategi Investasi: Steady vs Opportunistic
Old Money: Prinsip mereka: slow and steady wins the race. Mereka lebih suka diversifikasi aset dan fokus ke instrumen jangka panjang. Properti, tanah, atau blue-chip stocks (saham perusahaan besar dan stabil) adalah pilihan utama mereka.
💡Mereka mungkin punya portofolio saham Coca-Cola atau Procter & Gamble yang nilainya stabil meski nggak naik drastis.
New Money: Lebih suka mencoba hal baru yang mungkin berisiko tapi bisa menghasilkan keuntungan besar dalam waktu singkat. Dari flipping property sampai investasi di start-up unicorn.
💡Mereka bisa aja invest di start-up tech kayak Gojek atau bahkan NFT (non-fungible token).
4. Perencanaan Generasi Mendatang: Legacy vs Hustle
Old Money: Fokus mereka adalah membangun legacy untuk anak-cucu. Prinsipnya, “Jangan biarkan generasi berikutnya mulai dari nol.” Mereka sering bikin struktur finansial yang terencana, seperti trust fund atau warisan properti.
💡 Anak-anak mereka bisa aja dapat warisan saham blue-chip dan properti di lokasi strategis tanpa perlu khawatir soal utang.
New Money: Karena mereka “merintis dari nol,” mindset mereka seringkali menekankan pada hustle. Mereka ingin anak-anak mereka belajar nilai uang dari kerja keras, bukan cuma mengandalkan warisan.
💡 New money sering lebih fokus kasih pendidikan berkualitas buat anak-anaknya daripada langsung mewariskan aset.
Jadi, Mana yang Lebih Cocok Buat Kamu?
Old Money vs New Money punya cara beda banget dalam mengelola kekayaan, tapi intinya sama: keduanya ngajarin pentingnya strategi yang terarah. Apa pun gaya yang kamu pilih, pastikan itu sesuai dengan tujuan finansialmu.
✨Pro tips biar gak salah arah:
- Tentukan Tujuan Finansialmu
- Apakah kamu ingin menjaga kekayaan untuk jangka panjang (seperti Old Money) atau mempercepat pertumbuhan aset (ala New Money)? Tuliskan goals spesifikmu.
- Buat Strategi yang Konsisten
- Kalau pilih gaya preserve, fokus pada investasi konservatif seperti properti atau obligasi.
- Kalau lebih ke expand, coba investasi berisiko seperti saham atau startup, tapi tetep sisihkan dana darurat.
- Atur Gaya Hidupmu
- Jangan kebawa FOMO yang bikin dompet jebol. Old Money ngajarin kita untuk hidup sederhana tanpa perlu flexing, sedangkan New Money ngajarin pentingnya reinvestasi.
- Upgrade terus wawasanmu
- Belajar soal keuangan itu penting! Ikut kursus online, baca buku, atau ngobrol sama ahli biar makin paham. Ingat, keputusan cuan dimulai dari otak yang penuh insight!
Ingat yaa, financial freedom itu bukan soal punya banyak uang sekarang, tapi kemampuanmu untuk membuat keputusan kecil yang bijak setiap hari🌟✨
Mulai dari langkah kecil seperti menyisihkan 20% penghasilan, pilih investasi yang sesuai, dan pantau progress secara rutin. Buat informasi lainnya tentang finansial, kamu bisa ikutin Tuwaga di Instagram. Semangat!