Kalau kamu lagi mikirin mau buka usaha makanan, salah satu tools yang wajib kamu kenal adalah Bisnis Model Canvas (BMC). Nah, BMC ini ibarat peta jalan buat bisnismu—biar jelas siapa targetnya, apa yang bikin usaha kamu beda, sampai gimana cara dapetin untung.
Yuk, kita bahas contoh bisnis model canvas makanan yang gampang dipahami.
💡 Jadi, Poinnya…
- BMC Jadi Guideline: Tanpa BMC, usaha kuliner gampang salah arah. Dengan BMC, semua lebih terstruktur dan jelas targetnya.
- Praktis & Fleksibel, Cocok Buat Anak Muda: BMC cuma 1 lembar tapi powerful banget, gampang diubah sesuai tren atau kebutuhan.
- Bisa Jadi Magnet Investor: Kalau mau cari modal, BMC bisa bikin investor langsung “ngeh” dengan model bisnismu.
Kenapa Bisnis Model Canvas Itu Penting?

Banyak orang yang buka usaha makanan cuma modal “yang penting jualan dulu”, padahal kalau nggak ada peta jalan, sering banget bisnisnya mentok di tengah jalan. Nah, Business Model Canvas (BMC) penting banget karena:
- Biar Bisnis Nggak Asal Jalan: Dengan BMC, kamu bisa lihat bisnis dari 9 sisi utama (pelanggan, value, biaya, dll). Jadi bukan sekadar jualan, tapi jelas siapa targetmu dan gimana cara kamu dapet untung.
- Gampang Dibaca & Praktis: Nggak ribet kayak proposal bisnis yang panjang. BMC cuma 1 lembar, tapi isinya lengkap banget. Cocok buat anak muda yang pengen praktis tapi tetap strategis.
- Bantu Lihat Kelebihan & Kekurangan Usaha: Dari BMC, kamu bisa tahu bagian mana yang udah kuat (misal produk unik) dan mana yang masih lemah (misal pemasaran atau relasi pelanggan).
- Mudah Di-update Sesuai Tren: Bisnis makanan itu cepet banget trennya berubah. Dengan BMC, kamu gampang banget update model bisnis, misalnya nambah channel penjualan online atau bikin menu baru.
- Jadi Panduan Buat Cari Investor: Kalau kamu mau cari modal dari investor atau partner, BMC bisa jadi pitch deck singkat. Investor biasanya suka model bisnis yang ringkas tapi jelas.
Contoh Bisnis Model Canvas Usaha Makanan
Biar gampang, kita ambil contoh usaha ayam goreng sambal kekinian. Ini bisnis makanan yang lumayan nge-trend dan gampang relate sama banyak anak muda saat ini.
1. Customer Segments
Persona & kebiasaan beli
- Mahasiswa/anak sekolah (17–23): cari kenyang < Rp30k, sering order bareng teman, puncak jam 12.00–14.00 & 18.00–21.00.
- Pekerja kantoran (22–35): butuh cepat, pesen via ojol, suka menu paket hemat + minum.
- Keluarga muda (25–35): weekend order porsi sharing, peduli kebersihan & kemasan.
Pain points: antri lama, ayam cepat letoy di delivery, sambal tak konsisten.
Target KPI: repeat rate >30%/bulan, rating >4.6 di aplikasi.
2. Value Propositions
Nilai unik yang dirasa pelanggan
- Rasa & konsistensi: ayam crispy tahan 30–40 menit delivery; sambal homemade 3–5 varian (bawang, ijo, matah, mangga).
- Harga & porsi: paket nasi+ayam+sambal target AOV Rp28–32k; opsi upsell sayap/boneless.
- Kemudahan: order via WA Business & 3 aplikasi ojol, pick-up <5 menit.
- Keamanan pangan: SOP minyak (max 3–4 kali pakai), label tanggal produksi sambal.
Buktikan klaim: unggah video test travel (unboxing 30 menit setelah goreng) dan score QC harian di IG Story.
3. Channels
Distribusi & promosi
- Offline: gerai dekat kampus/perkantoran; signage jelas; pick-up counter terpisah.
- Online: GoFood/GrabFood/ShopeeFood (aktifkan promo jam sepi), WA katalog.
- Konten: IG/TikTok Reels 3–4x/minggu (behind the scenes, level pedas, review pelanggan).
Budget & kalender promosi: 3–5% omzet/bulan; Happy Hour 15.00–17.00; bundling payday (25–2 tiap bulan).
4. Customer Relationships
Cara jaga hubungan
- Loyalty: kartu stempel digital (beli 8 gratis 1) atau point via WA broadcast.
- Respons cepat: SLA balas DM/WA <10 menit saat jam operasional.
- Co-creation: polling menu sambal bulanan, fitur “request level pedas”.
KPI: CSAT >90%, komplain <1% order, unsub WA <0.5% per blast.
5. Revenue Streams
Sumber pendapatan
- Core: paket ayam+nasi+sambal (single/duo/family).
- Add-ons: telur, sayur tumis, tahu/tempe crispy, minuman.
- Catering kecil: 20–100 pax untuk rapat kampus/kantor.
- Musiman: “Ramadan box”, “matchday bundle”, “payday combo”.
Trik naikin AOV: set anchor menu (paket komplit Rp39k) agar paket standar Rp32k terlihat “hemat”.
6. Key Resources
Aset vital
- Dapur & alat: deep fryer stabil, termometer minyak, meja stainless, chiller/freezer.
- Tim: 1 koki utama, 2 cook helper, 1 cashier/FOH, 1 packer (shift).
- Resep & SOP: gramasi bumbu, waktu marinasi 6–12 jam, standar tepung & suhu.
- Teknologi: POS untuk stok & penjualan, WA Business catalog, dashboard aggregator.
Kapasitas dasar: 100–150 porsi/jam (2 fryer industri) saat puncak.
7. Key Activities
Operasional inti harian
- Prep pagi: potong & marinasi ayam, siapkan sambal, QC bahan.
- Produksi & QC: kontrol suhu 165–175°C, timer goreng, tiriskan dengan rack (anti lembek).
- Packing & delivery: kemasan berlubang uap, pisah sambal, label pesanan.
- Pemasaran: jadwal upload konten, respons UGC, update promo.
- Procurement: cek stok H-1, rotasi FIFO.
8. Key Partnerships
Mitrastrategis
- Supplier ayam & bumbu (kontrak harga mingguan, punya supplier cadangan).
- Aggregators (ojol) untuk promo bersama & visibilitas.
- Packaging food-grade (bulk discount).
- Micro-influencer lokal (barter 3–5 konten/bulan + kode voucher unik).
- Komunitas kampus/kantor: kerja sama event & kupon.
9. Cost Structure
Biaya tetap (fixed): sewa, gaji pokok, listrik/air/gas minimum, internet, lisensi POS.
Biaya variabel: ayam, beras, bumbu, minyak, kemasan, fee platform (±18–25%), diskon promo.
Contoh COGS per porsi (ilustrasi)
- Ayam (paha/dada) : Rp9.000
- Nasi : Rp4.000
- Sambal+bumbu : Rp2.500
- Minyak+gas (alokasi) : Rp1.200
- Kemasan : Rp1.800
Total COGS ≈ Rp18.500
Jika harga jual Rp30.000 → margin kotor/porsi ≈ Rp11.500 (±38%).
Mini Simulasi Keuangan & BEP (contoh)
Asumsi: 80 order/hari, AOV Rp30.000, hari jual 26/hari/bulan, COGS 60%.
- Omzet/bulan: 30.000 × 80 × 26 = Rp62.400.000
- COGS (60%): Rp37.440.000 → Gross Profit: Rp24.960.000
- Opex/bulan (ilustrasi): sewa 8 jt + gaji 6 jt + utilitas 2 jt + marketing 1,5 jt + lainnya 1 jt = Rp18.500.000
- Laba operasional ≈ Rp6.460.000
Break-Even Point (BEP)
- Contribution margin/order = 30.000 − 18.000 = Rp12.000
- BEP orders/bulan = 18.500.000 ÷ 12.000 ≈ 1.542 order
- BEP ≈ 60 order/hari (dengan 26 hari jual) → targetkan 80 order/hari untuk aman.
Catatan: angka ini contoh; cek ulang dengan harga supplier & fee aggregator real di kotamu.
Tips Keuangan Biar Bisnis Makanan Nggak Boncos 💸
Banyak bisnis makanan yang kelihatannya rame di awal, tapi akhirnya tutup karena nggak bisa ngatur keuangan bisnis dengan bener. Supaya itu nggak kejadian di usahamu, ada beberapa langkah simpel yang bisa kamu terapkan dari sekarang.
- Hitung margin tiap menu. Pastikan harga jual sudah nutup semua biaya + ada profit.
- Pisahin biaya tetap & variabel. Misalnya sewa tempat (tetap) vs beli ayam (variabel).
- Buat cashflow bulanan. Catat semua pemasukan & pengeluaran biar nggak kecolongan.
- Investasi di branding. Kemasan & konten medsos bikin pelanggan gampang inget.
- Sisihkan untuk dana darurat. Biar aman kalau ada kenaikan harga bahan baku.
Saatnya Bikin Bisnis Lebih Terarah
Nah, itu dia contoh bisnis model canvas makanan yang bisa kamu tiru buat usaha kuliner. Dengan BMC, bisnis jadi lebih terarah, jelas, dan peluang sukses makin besar.
Kalau kamu udah siap mulai usaha, jangan lupa juga kelola keuangan dengan baik. Kamu bisa manfaatin produk keuangan dari Tuwaga—mulai dari tabungan, KPR, kartu kredit, sampai deposito. Bahkan ada artikel insight finansial biar makin pinter ngatur duit, plus promo seru di TuwagaPromo buat dapetin diskon merchant favoritmu di mall.
👉 Yuk, cek Tuwaga sekarang dan jadi pengusaha kuliner yang nggak cuma jago masak, tapi juga jago ngatur duit!