Seiring dengan diresmikannya BPI Danantara, seruan tarik uang tabungan dari bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) semakin ramai di media sosial. Banyak yang penasaran, kenapa sih orang-orang sampai kepikiran buat narik dana dari bank BUMN? 🤔
Danantara sendiri bakal jadi superholding yang mengelola aset-aset strategis negara. Badan ini nggak main-main, lho! BPI Danantara akan memayungi BUMN besar seperti BRI, Bank Mandiri, BNI, PLN, Pertamina, Telkom, dan MIND ID. Nggak cuma itu, Indonesia Investment Authority (INA) juga bakal dilebur ke dalam Danantara.
Meski bertujuan mendanai proyek-proyek strategis, seruan tarik dana ini mencuat karena kekhawatiran masyarakat soal pengelolaan aset negara dan potensi risiko yang mungkin muncul. Yuk, simak lebih lanjut fakta-fakta seputar tarik uang tabungan terkait Danantara, dan kenali cara cerdas menjaga keuanganmu tetap aman!
1. Masyarakat Khawatir Danantara Gagal Bank Swasta Bermasalah
“Dalam jangka panjang, sebaiknya kalian tarik dana dari Bank BUMN. Ketika nanti terasa janggal dalam pengelolaan Danantara, sebaiknya tabungan kalian alihkan ke produk emas fisik atau kalau enggak mau beli emas, pindahkan dana kalian ke bank-bank swasta terpercaya, jangan sampai menyesal,” tulis akun @tho*******_ di media sosial X, dikutip Tempo Jumat, 21 Februari 2025.
“Permasalahan di sini bukan sumber uangnya, tapi ketakutan nasabah kalau Danantara merugi bisa berdampak ke bank-bank BUMN ini. Ditambah kalau merugi, Danantara enggak perlu ganti ruginya, lagipula itu kan hak nasabah untutk tarik uangnya,” tulis akun @kem*******, dikutip Tempo di hari yang sama.
Seruan itu muncul lantaran netizen takut kegagalan Danantara bisa berdampak ke bank-bank BUMN. Belum lagi, informasi seputar kasus 1MDB di Malaysia kerap dibahas jelang peresmian BPI Danantara.
2. Bisa Rugikan Perbankan & Masyarakat Sendiri
Penarikan massal dana di perbankan bisa menimbulkan kerugian yang cukup serius pada perbankan. Sebuah literatur dari International Journal of Business, Economics, and Law atau IJBEL (2021), yang dikutip Tempo menyebutkan bahwa penarikan uang secara massal tentu akan menyebabkan bank mengalami kekurangan likuiditas hingga akhirnya bisa bernasib bangkrut.
Ajakan tarik dana sendiri sejatinya bukan hal yang tepat untuk disuarakan karena dana yang dikelola Danantara itu sendiri adalah dividen dari BUMN. Ketika dana perbankan dikuras dan likuiditas berkurang, maka mereka akan kehilangan kemampuan untuk menyetor dividen, alhasil negara pun bisa mengalami krisis.
3. Ternyata Gak Ada Orang Yang Tarik Duit Besar-Besaran
Dikabarkan bahwa, kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mempertanyakan keabsahan gerakan tersebut. Dan sampai saat ini, belum ada masyarakat yang benar-benar menarik dananya dari bank karena gerakan itu.
“Sudah terjadi belum? Ada nggak? Ya ada orang-orang kaya gitu, gini saja, sekarang ada nggak faktanya? Kalau ada sudah jadi berita,” katanya saat ditemui wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, seperti dikutip detik, Senin (24/2/2025).
Tarik Uang Tabungan: Hak Rakyat untuk Lindungi Uangnya!
Kekhawatiran soal BPI Danantara bukan tanpa alasan. Seruan tarik uang tabungan dari bank BUMN mencerminkan rasa was-was rakyat terhadap pengelolaan dana negara dan keamanan simpanan mereka. Bagaimanapun juga, setiap nasabah berhak untuk melindungi uangnya dari risiko yang tidak pasti.
Memindahkan tabungan ke instrumen yang lebih aman, seperti emas fisik atau bank swasta, bisa jadi pilihan bijak, terutama jika ada sinyal ketidakstabilan di sektor keuangan. Daripada uangmu terancam, lebih baik ambil langkah preventif, bukan?
Namun, sebelum bertindak, pastikan kamu memiliki informasi yang akurat dan analisis yang matang. Kunjungi Tuwaga untuk mendapatkan panduan lengkap soal kartu kredit, tabungan, KTA, deposito, dan berbagai artikel finansial lainnya. Dengan literasi keuangan yang baik, kamu bisa membuat keputusan yang melindungi hak dan keamanan finansialmu.