Retret kepala daerah yang diadakan sama Presiden Prabowo Subianto lagi ramai di kalangan netizen, nih. Gubernur, bupati, dan wali kota yang baru terpilih mengikuti retret yang bertempat di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, dari 21 hingga 28 Februari 2025 😏
Mengingat retret kepala daerah adalah agenda di lingkup pemerintahan, mungkin kamu kepikiran, “pasti butuh dana besar”. Terus, berapa dan dari mana biayanya? 🤔 Nah, bahas bareng Tuwaga di sini, yuk.
1. Biaya yang Habis Buat Retret Kepala Daerah 💸
Dilansir Tempo, biaya akomodasi dan konsumsi per kepala daerah mencapai Rp2,75 juta per hari. Lalu, total biaya yang harus dikeluarkan masing-masing kepala daerah yaitu Rp22 juta.
Dengan 481 kepala daerah yang hadir, total biaya bisa mencapai sekitar Rp11,1 miliar!😱 Belum termasuk biaya lainnya, ya. Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya sendiri bilang, perkiraan anggaran realisasi buat retret kepala daerah bahkan bisa menghabiskan Rp13 miliar.
2. Fasilitas Buat Retret Kepala Daerah
Gimana, kedengarannya mewah banget, kan? Para kepala daerah bakal menikmati fasilitas di Akmil yang pastinya nggak sembarangan. Akomodasi yang disediakan super lengkap, dari tempat tinggal hingga makan. Semua itu ditanggung sepenuhnya sama Kemendagri.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengungkap bahwa biaya ini sudah dianggarkan dengan serius. Ia menilai pelatihan kepala daerah dianggap sangat penting buat meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola pemerintahan daerah.
3. Dananya Dari Mana? 👀
Lalu, dari mana dana buat kegiatan ini? Semua biaya selama retret, seperti akomodasi dan konsumsi, sepenuhnya ditanggung oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Tapi buat biaya lain seperti transportasi, masing-masing daerah harus menanggungnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto pun mengonfirmasi hal ini, dengan mengatakan, “Biasanya begitu, selalu begitu. Enggak ada yang berbeda sejak dulu.”
Jadi dengan kata lain, keseluruhan biaya retret kepala daerah diambil dari dana APBN dan APBD ✂️
4. Retret Kepala Daerah Ngapain Aja?
Agenda retret kepala daerah tercantum dalam Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Nomor 200.5/629/SJ tentang Orientasi Kepemimpinan Bagi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah, yang disahkan Muhammad Tito Karnavian pada Kamis, 13 Februari 2025.
Selama seminggu penuh, para kepala daerah bakal mendapatkan pembekalan untuk meningkatkan kemampuan kepemimpinan mereka. “Retret bisa jadi sarana untuk mereka saling berkomunikasi. Mengenal satu sama lain, karena mereka nanti harus kenal, untuk bisa bekerja sama antardaerah,” Kata Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, dikutip Tempo.
Jadi, selain belajar soal kepemimpinan, mereka juga bisa mempererat kerja sama antar pemerintah daerah.
5. Seberapa Urgent Sih, Retret Kepala Daerah? 🚨
Memang, kegiatan retret ini mengundang kontroversi. Beberapa pihak menganggapnya sebagai langkah sentralisasi yang mengabaikan prinsip otonomi daerah.
Kenapa? Karena kegiatan semacam ini nggak diatur dalam Undang-Undang Pemerintah Daerah, yang seharusnya memberikan kebebasan lebih kepada kepala daerah dalam menjalankan tugasnya.
Tapi bagi pemerintah pusat, kegiatan ini penting banget buat memperkuat kapasitas kepala daerah dalam mengambil kebijakan yang lebih efektif. Menurut Tito, retret semacam ini juga menjadi sarana untuk membangun kerja sama yang lebih baik antar daerah, terutama dalam hal penyelesaian masalah yang bisa melibatkan lebih dari satu daerah.
Kritik dari Publik
Meski begitu, nggak sedikit publik yang mengkritik besarnya anggaran yang dikeluarkan buat retret ini. Beberapa warganet pun menyuarakan ketidaksetujuannya, menganggap bahwa acara seperti ini lebih baik dihindari di tengah upaya efisiensi anggaran yang sedang dijalankan pemerintah.
“13M itu semana sih duitnya???? Kayanya bisa mensejahterakan orang” yg belom mampu selama brp tahun????” komentar akun Instagram @mar***.
“Wow anggaran yang cukup fantastis🙌 abis itu rakyat yang di tekan untuk bayar pajak 😢😢😢” timpal pemilik akun @nyo***.
“Ini kalau di pake gaji beberapa pegawai honorer yg kena PKH mreka bisa makan bersama keluarga selama beberapa tahun,secara sebulan aja gaji yg di terima honorer ±2jtan,” imbuh pemilik akun @dj_***.
Retret ini memang bukan acara tahunan, melainkan sebuah upaya untuk mempersiapkan kepala daerah dengan bekal kepemimpinan yang lebih baik setelah pelantikan. Apakah acara ini efektif? Menurutmu gimana? Setuju nggak sama apa yang dibilang Tempo ini?
Retret Kepala Daerah ala Prabowo
— tempo.co (@tempodotco) February 23, 2025
Kementerian Dalam Negeri mengklaim perhelatan retret kepala daerah merujuk pada Undang-Undang Pemerintahan Daerah. Retret disebut sebagai pembinaan kepada kepala daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.
Sejumlah pakar hukum tata… pic.twitter.com/blGaFJEEjv
Retret Kepala Daerah, Efektif atau Pemborosan?
Retret kepala daerah di Magelang memang menawarkan banyak manfaat dalam meningkatkan kepemimpinan dan kerja sama antardaerah. Namun, besarnya anggaran yang mencapai Rp13 miliar juga mengundang kritik publik, terutama di tengah upaya efisiensi anggaran yang sedang digalakkan pemerintah.
Untuk kamu yang ingin lebih paham soal pengelolaan anggaran, keuangan, dan produk finansial lainnya, jangan lupa kunjungi Tuwaga. Dapatkan informasi lengkap tentang kartu kredit, savings, KTA, deposito, serta insight finansial menarik lainnya yang bisa membantu kamu jadi lebih cerdas dalam mengelola keuangan!