Gabung Tuwaga Club! dapatkan tools
finansial senilai Rp300rb GRATIS!

Gabung Sekarang
/
/
/
Tren Kabur Aja Dulu Viral: Awal Mula, Pemicu, dan Respons Pemerintah

Tren Kabur Aja Dulu Viral: Awal Mula, Pemicu, dan Respons Pemerintah

Ditulis oleh
 1499 views
Terakhir diupdate Tue, 18 February 2025
tren kabur aja dulu

Belakangan, tren Kabur Aja Dulu atau #KaburAjaDulu jadi trending topic di media sosial. Fenomena Kabur Aja Dulu merupakan salah satu bentuk ungkapan kekecewaan dan kritik masyarakat terhadap pemerintah.

Kalau ditelusuri, tren Kabur Aja Dulu merupakan ajakan untuk meninggalkan Indonesia dan mulai bekerja di luar negeri. Sebenarnya, kenapa tren ini ramai digunakan dan gimana respons pemerintah? Bahas bareng Tuwaga di sini, yuk!

💡Key Takeaways:

  1. Arti Tren #KaburAjaDulu: Fenomena Kabur Aja Dulu adalah salah satu bentuk protes dan kritik dari masyarakat terhadap kondisi ekonomi, politik, hingga sosial di dalam negeri.
  2. Dipicu oleh Kekecewaan terhadap Pemerintah: Masyarakat merasa pemerintah semakin tidak pro rakyat dalam membuat kebijakan dan menampung aspirasi publik.
  3. Beragam Respon dari Pejabat: Menteri hingga Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan menanggapi dengan pandangan yang berbeda-beda, ada yang mendukung, ada juga yang menyayangkan sikap Kabur Aja dulu.

Awal Mula Trend “Kabur Aja Dulu” Viral di Medsos

Tren Kabur Aja Dulu mulai ramai pada awal Februari 2025. Kalau ditelusuri, postingan dalam tren Kabur Aja Dulu berupa ajakan untuk meninggalkan Indonesia dan mulai bekerja, sekolah, atau sekadar tinggal di luar negeri.

Warga Indonesia memandang bahwa lebih baik bekerja dan tinggal di luar negeri karena memberi banyak kesempatan kerja, gaji, fasilitas, jam kerja, hingga kualitas hidup yang lebih baik daripada di dalam negeri.

Nggak cuma itu, warga Indonesia yang udah lebih dulu tinggal di luar negeri juga ikut meramaikan tren Kabur Aja Dulu. Mereka cerita gimana cara bekerja di luar negeri, kondisi lingkungan, hingga realitanya.

Tapi sebenarnya, tren Kabur Aja Dulu udah ada sejak tahun 2023, lho. Berdasarkan data yang dihimpun Founder Drone Emprit Ismail Fahmi di akun X-nya @ismailfahmi, Kabur Aja Dulu berawal dari respons netizen terhadap cuitan keseharian dari akun X @imrenagi pada September 2023. Responsnya sama seperti kondisi sekarang, yaitu harapan bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik di luar negeri daripada di dalam negeri.

Pemicu Tren “Kabur Aja Dulu”

Seperti yang udah disebutkan di awal, tren Kabur Aja Dulu dipicu oleh kekecewaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi, sosial, dan keadilan di Indonesia akhir-akhir ini. Masyarakat menilai kebijakan yang dibuat pemerintah semakin tidak berpihak pada rakyat.

Berikut beberapa kondisi yang membuat tren Kabur Aja Dulu muncul dan viral di kalangan masyarakat:

  • Kondisi ekonomi yang tidak stabil,
  • Kebijakan pemerintah dianggap tidak efektif dalam menangani masalah sosial dan ekonomi,
  • Pemerintah dianggap sulit mendengar aspirasi masyarakat,
  • Angka pengangguran lebih tinggi daripada peluang kerja,
  • Upah atau gaji rendah tidak sebanding dengan jam berja,
  • Kualitas hidup menurun karena polusi, infrastruktur buruk, dan ruang publik yang kurang memadai,
  • Ketidakadilan sosial karena kesempatan untuk sukses tidak merata,
  • Harapan memiliki masa depan lebih baik di luar negeri.
  • Kebijakan efisiensi anggaran APBN 2025, khususnya potongan pada anggaran pendidikan dan kesehatan.

Kata Sosiolog Soal Tren Kabur Aja Dulu

Dilansir dari Tribunnews.com, menurut Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Daisy Indira Yasmine, fenomena Kabur Aja Dulu adalah bentuk kekhawatiran dan kecemasan anak muda atau usia produktif terhadap kondisi di dalam negeri yang semakin hari semakin sulit mendapat pekerjaan, gaji tidak sesuai biaya dan gaya hidup, serta masa depan yang tidak jelas di Indonesia.

Daisy menilai, Kabur Aja Dulu merupakan gerakan yang bagus karena masyarakat kritis dalam menyuarakan aspirasinya. Masyarakat ingin, lewat #KaburAjaDulu bisa mengevaluasi kondisi ekonomi dan ketenagakerjaan di Indonesia.

Namun, Daisy juga mengimbau tantangan yang harus dihadapi untuk pindah dan tinggal di luar negeri. Faktanya, migrasi ke negara lain tidak semudah yang dibayangkan. Banyak hal yang harus diurus dan dipertimbangkan matang-matang, mulai dari persiapan secara legal, biaya hidup, hingga aturan pajak di negara tujuan.

Baca Juga: #PeringatanDarurat Trending, Ini Lho yang Lagi Hot di Awal Februari 2025

Respons Pemerintah terhadap Trend “Kabur Aja Dulu”

Di tengah ramainya keinginan masyarakat buat kabur ke luar negeri, mungkin kamu penasaran, gimana ya, respons pemerintah terkait kondisi ini. Menariknya, ada pejabat publik yang mendukung dan ada juga yang memandang negatif tren Kabur Aja Dulu.

Dikutip Tempo, berikut beberapa respons menteri hingga Istana Negara terhadap tren Kabur Aja Dulu:

1. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan: “Pemerintah Nggak Larang”

Hasan Nasbi (sumber: Liputan6)

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi bilang, pemerintah nggak melarang jika masyarakat ingin berkarier dan tinggal di luar negeri. Asalkan harus taat prosedur secara legal.

“Harus taat prosedur supaya tidak jadi pendatang haram. Kalau orang mau merantau, tidak boleh dilarang,” kata Hasan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2/25).

2. Menteri ATR: “Tanda Kurang Cinta Tanah Air”

Nusron Wahid (sumber: FT News)

Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mempertanyakan sikap nasionalisme dari netizen yang ikut tren #KaburAjaDulu. Ia menilai tren tersebut menunjukkan kurangnya sikap cinta tanah air.

“Kalau kemudian hopeless gitu seakan-akan kabur aja dulu, itu menandakan, ya mohon maaf kurang cinta terhadap Tanah Air. Jadi, kalau ada masalah ayo kita selesaikan. Masyarakat, pemerintah, siap berdialog,” kata Nusron di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (17/2/25).

3. Wakil Menteri Kemenaker: “Kabur Aja, Kalo Perlu Jangan Balik Lagi”

Immanuel Ebenezer Gerungan (sumber: Liputan6)

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer Gerungan nggak terlalu mempermasalahkan hashtag Kabur Aja Dulu. Namun, ia mengimbau kepada WNI yang udah merantau ke luar negeri supaya nggak kembali lagi ke Indonesia.

“Mau kabur, kabur aja lah. Kalau perlu jangan balik lagi,” ujar Wamen Kemenaker di kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Desa Tertinggal, Jakarta Pusat, Senin (18/2/25).

4. Ketua DPD: “Pemuda Indonesia Tak Punya DNA Gampang Putus Asa”

Sultan Najamudin (sumber: JPNN)

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan Najamudin menyayangkan ajakan untuk pindah ke luar negeri dalam tren Kabur Aja Dulu. Sebab, Sultan optimis kalau anak muda Indonesia sebenarnya kreatif, penuh semangat, dan nggak gampang menyerah. Ia memandang #KaburAjaDulu sebenarnya hanya ajakan untuk berkarier di luar negeri.

“(Pemuda Indonesia) tidak memiliki DNA yang gampang putus asa dan menyerah dengan keadaan. Negara bangsa ini diperjuangkan dan dibangun oleh anak-anak muda,” kata Sultan dalam keterangan resmi pada Minggu (16/2/25).

Solusi Biar Anak Muda Nggak Ikut “Kabur Aja Dulu”

Sebenarnya, tren Kabur Aja Dulu adalah suara masyarakat yang ingin agar pemerintah berbenah dan lebih mementingkan keberlangsungan hidup masyarakat. Oleh karena itu, sudah seharusnya pemerintah menjalankan program kebijakan untuk:

  • Meningkatkan kualitas pendidikan,
  • Memperbanyak peluang kerja,
  • Menjamin tempat kerja atau bisnis bisa memberi gaji dan lingkungan kerja yang layak,
  • Memperbaiki infrastruktur agar kualitas hidup meningkat.

Kalau semua itu terwujud, anak muda pasti lebih semangat berkarier dan bertahan di Tanah Air. Menurutmu gimana?

Mau lebih banyak insight soal kondisi ekonomi, peluang kerja, dan pengelolaan keuangan? Cek Tuwaga buat info seputar investasi, kartu kredit, KTA, dan berbagai produk finansial terbaik!

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?