Gabung Tuwaga Club! dapatkan tools
finansial senilai Rp300rb GRATIS!

Gabung Sekarang
/
/
/
Benarkah Biaya Nikah Anak Jadi Tanggung Jawab Orangtua? 

Benarkah Biaya Nikah Anak Jadi Tanggung Jawab Orangtua? 

Ditulis oleh
 299 views
Terakhir diupdate Fri, 14 February 2025
Financial Check Up Sebelum Menikah, Yuk Bahas Bareng Pasangan!

Pernikahan itu momen sakral, tapi urusan biaya nikah? Nah, ini yang sering jadi perdebatan panjang! Ada yang bilang pernikahan harus dibiayai sendiri karena anak sudah dewasa, tapi ada juga yang beranggapan kalau orang tua mampu, kenapa tidak membantu?

💡 Key Takeaways:

  1. Biaya Nikah: Tanggung Jawab Siapa? Tidak ada aturan baku. Bisa ditanggung orang tua, pasangan, atau patungan sesuai kesepakatan dan kemampuan finansial.
  2. Perencanaan Keuangan untuk Pernikahan: Gunakan tabungan, deposito, atau reksadana untuk persiapan biaya nikah agar tidak membebani keuangan setelah menikah.
  3. Hindari Utang Berlebihan: Jika butuh dana tambahan, pertimbangkan opsi keuangan seperti KTA (Kredit Tanpa Agunan) dengan bijak, agar tetap sesuai budget dan kemampuan bayar.

Apakah Biaya Pernikahan Anak Menjadi Tanggung Jawab Orangtua? 

Menurut perencana keuangan ternama, Lolita Setiawati, CFP®, tak ada yang salah jika orangtua membiayai pernikahan anaknya. Namun, hal ini harus disesuaikan dengan kondisi keuangan keluarga.

Jangan sampai pengeluaran untuk membiayai seremonial ini justru membebani mereka secara keuangan yang pada akhirnya membuat dana pensiun orangtua ludes. 

“Aku tim bayarin tapi terbatas, kalau anak mau lebih ‘wah’, tambahin sendiri dong,” ujar Lolita, pada Tuwaga. 

Pro Kontra Biaya Pernikahan Anak Menjadi Tanggung Jawab Orangtua

Menurut Lolita, banyak sekali pertimbangan yang melatarbelakangi alasan soal membiayai pernikahan anak, berikut ulasannya.

Tim Kontra: Anak Sudah Dewasa, Harus Bayar Sendiri!

AlasanPenjelasan
Anak sudah mandiri, tanggung jawab sendiriKalau sudah bekerja dan punya penghasilan tetap, seharusnya bisa menanggung sendiri biaya pernikahan.
Orangtua sudah cukup berkorbanDari kecil sampai kuliah, orangtua sudah mengeluarkan banyak biaya. Masa biaya nikah juga harus ditanggung?
Kalau dibayarin orangtua, nanti ikut campurSaat orangtua membiayai pernikahan, ada potensi mereka ikut menentukan konsep acara, daftar tamu, dll.
Fokus keuangan buat masa pensiun orangtuaJika orangtua sudah memasuki usia pensiun, sebaiknya keuangan mereka digunakan untuk kebutuhan pribadi, bukan biaya nikah anak.

Tim Pro: Kalau Orangtua Mampu, Kenapa Nggak Dibantu?

AlasanPenjelasan
Orangtua wajib bantu kalau mampuKalau ada rezeki lebih, membantu biaya pernikahan anak bisa jadi bentuk kasih sayang dan tanggung jawab moral.
Harta nggak dibawa mati, lebih baik buat anakSebagian orangtua merasa uang yang mereka punya lebih baik digunakan untuk membahagiakan anak di hari spesial.
Supaya acara lebih “wah” dan gengsi tetap terjagaPernikahan sering dianggap sebagai ajang gengsi, jadi orangtua kadang merasa perlu turun tangan agar pesta terlihat lebih megah.
Membantu meringankan beban anakJika anak masih dalam tahap membangun karier dan belum stabil secara finansial, bantuan orangtua bisa jadi penyelamat.

Referensi Biaya Pernikahan: Dari 20 Juta hingga 300 Juta Rupiah

Sebelum membantu biaya pernikahan anak, maka orangtua harusnya memahami dulu tentang besaran biaya yang bisa dikeluarkan sang anak untuk pesta pernikahannya. 

Biar nggak asal nebak, ini dia ilustrasi estimasi biaya pernikahan berdasarkan tipe pernikahan:

1. Intimate Wedding (Rp20-50 Juta)

💡 Cocok buat pasangan yang ingin pernikahan intim dan hemat budget.

  • Venue: Gedung serba guna atau rumah (Rp5-10 juta)
  • Catering: Prasmanan sederhana untuk tamu terbatas (Rp10-15 juta)
  • Dekorasi: Minimalis tapi tetap elegan (Rp3-5 juta)
  • Foto & Video: Paket dasar (Rp5-7 juta)
  • Baju Pengantin: Sewa aja biar hemat (Rp2-3 juta)
  • Lain-lain: Undangan digital, souvenir, dll (Rp5 juta)

2. Pernikahan Menengah (Rp100-150 Juta) 🎊

💡 Punya budget lebih? Bisa dapat pernikahan yang lebih grand tapi tetap masuk akal.

  • Venue: Gedung pernikahan profesional (Rp20-30 juta)
  • Catering: Prasmanan atau buffet untuk lebih banyak tamu (Rp30-40 juta)
  • Dekorasi: Dengan tema tertentu, lebih berkesan (Rp15-20 juta)
  • Foto & Video: Paket premium, lebih sinematik (Rp10-15 juta)
  • Baju Pengantin: Beli atau custom (Rp10-15 juta)
  • Lain-lain: Entertainment, MC, dokumentasi ekstra (Rp20 juta)

3. Pernikahan Mewah (Rp200-300 Juta) ✨

💡 Bagi yang ingin wedding ala selebriti, ini bisa jadi gambaran biaya yang perlu disiapkan.

  • Venue: Hotel bintang 5 atau villa eksklusif (Rp50-100 juta)
  • Catering: Fine dining atau buffet premium (Rp50-80 juta)
  • Dekorasi: Bunga segar dan konsep wedding mewah (Rp30-50 juta)
  • Foto & Video: Cinematic wedding video (Rp20-30 juta)
  • Baju Pengantin: Desainer ternama (Rp20-30 juta)
  • Lain-lain: Wedding planner, artis pengisi acara, entertainment kelas atas (Rp50 juta)

Siapa yang Harus Bayar Biaya Nikah?

Nah, setelah tahu estimasi biaya nikah, pertanyaannya: siapa yang harus bayar?

1. Orang Tua yang Menanggung Biaya Nikah

Tradisi di Indonesia masih banyak yang mengandalkan orang tua buat urusan biaya pernikahan, terutama di keluarga yang memegang adat tertentu. Biasanya:

✅ Orang tua ingin memberikan “hadiah” untuk anaknya.
✅ Dianggap sebagai tanggung jawab keluarga.
✅ Pesta pernikahan sering kali juga jadi ajang silaturahmi keluarga besar.

Tapi, perlu diingat bahwa bukan kewajiban orang tua untuk membiayai pernikahan anak. Semua kembali ke kesepakatan keluarga.

2. Pasangan Menabung Sendiri untuk Biaya Nikah

Sekarang, banyak pasangan yang memilih buat nabung sendiri untuk biaya nikah. Alasannya?

✅ Lebih mandiri dan nggak membebani orang tua.
✅ Bisa mengatur konsep pernikahan sesuai keinginan.
✅ Belajar bertanggung jawab dan mengelola keuangan bersama pasangan.

Biar nggak kewalahan, mulai sisihkan penghasilan dan buat tabungan nikah. Misalnya, kalau target nikah Rp100 juta dalam 2 tahun, berarti harus nabung sekitar Rp4,2 juta per bulan. Bisa dicicil dengan deposito, reksadana, atau tabungan berjangka.

3. Sharing Biaya antara Orang Tua dan Pasangan

Kalau mau jalan tengahnya, bisa juga pakai konsep “patungan”. Misalnya:

📌 Orang tua menanggung venue dan catering.
📌 Pasangan menanggung dekorasi, foto, dan baju pengantin.
📌 Lain-lain seperti souvenir, entertainment, dll bisa dibagi sesuai kemampuan.

Model ini cukup adil dan nggak membebani salah satu pihak terlalu besar.

Biaya Nikah Itu Fleksibel, Sesuaikan dengan Kemampuan!

biaya nikah

Nggak ada aturan baku soal siapa yang harus membayar biaya nikah. Semua tergantung kesepakatan dan kondisi finansial masing-masing. Mau dibiayai orang tua, nabung sendiri, atau patungan? Yang penting, jangan sampai pernikahan jadi beban keuangan setelah menikah!

💡 Tips Penting:
Buat budget realistis sesuai kemampuan.
Fokus ke pernikahan, bukan hanya pestanya.
Siapkan tabungan nikah biar nggak stres di hari-H.

Mau lebih banyak insight finansial buat persiapan nikah? Kunjungi Tuwaga buat info lengkap tentang tabungan, deposito, kartu kredit, dan investasi biar masa depan finansial makin aman!

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?