Deposito adalah salah satu instrumen investasi yang cukup populer karena menawarkan bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa. Tapi, gimana cara menghitung bunga deposito? Jangan khawatir, artikel ini akan membahas rumus dan simulasi perhitungannya agar kamu bisa lebih paham sebelum menempatkan dana.
Apa Itu Deposito?
Deposito adalah produk simpanan berjangka di bank dengan tingkat bunga tetap dan jangka waktu tertentu, mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan atau lebih.
Kalau kamu mencari investasi yang stabil dan minim risiko, deposito bisa jadi pilihan yang tepat.
Tetapi, berbeda dengan tabungan biasa, dana di deposito tidak bisa ditarik sewaktu-waktu tanpa terkena penalti. Itu sebabnya, sebelum menempatkan uang di deposito, pastikan kamu tidak membutuhkannya dalam waktu dekat.
Rumus Menghitung Bunga Deposito
Bunga deposito dihitung berdasarkan nominal uang yang disimpan, suku bunga per tahun, dan jangka waktu (tenor) yang dipilih. Berikut rumus dasarnya:
1. Rumus Bunga Deposito Kotor (Belum Dipotong Pajak)
Untuk menghitung bunga deposito sebelum dipotong pajak, ini dia rumusnya:
“Bunga Kotor = (Saldo Deposito x Suku Bunga x Tenor) / 12”
Keterangan:
- Saldo Deposito: Jumlah uang yang ditempatkan di deposito
- Suku Bunga: Tingkat bunga per tahun (persentase)
- Tenor: Lama waktu deposito dalam bulan
2. Rumus Bunga Deposito Bersih (Setelah Pajak 20%)
Pajak bunga deposito dikenakan sebesar 20% jika nominal deposito lebih dari Rp7,5 juta. Jadi, rumus bunga bersih yang diterima setelah pajak adalah:
Bunga Bersih = Bunga Kotor − (Bunga Kotor x 20%)
Simulasi Perhitungan Bunga Deposito
Agar lebih mudah dipahami, berikut contoh cara hitung bunga deposito:
Contoh 1: Deposito Rp10 Juta dengan Tenor 3 Bulan
Misalnya, kamu menyimpan dana Rp10 juta di deposito dengan bunga 5% per tahun dan tenor 3 bulan. Maka, perhitungannya sebagai berikut:
1. Cara hitung bunga kotor deposito:
(10.000.000 x 5% x 3) / 12 = (10.000.000 x 0,05×3) / 12
=1.500.000 / 12 = Rp125.000
2. Hitung pajak 20% dari bunga kotor:
Rp125.000 x 20% = Rp25.000
3. Bunga bersih yang didapatkan:
Rp125.000 − Rp25.000 = Rp100.000
Jadi, setelah 3 bulan, kamu akan menerima bunga bersih Rp100.000 setelah dipotong pajak.
Contoh 2: Deposito Rp50 Juta dengan Tenor 6 Bulan
Contoh berikutnya, kamu menempatkan Rp50 juta di deposito dengan suku bunga 6% per tahun untuk tenor 6 bulan. Cek perhitungannya:
1. Cara hitung bunga kotor deposito:
(50.000.000 x 6% x 6) / 12
=3.000.000 / 12 = Rp250.000
2. Hitung pajak 20% dari bunga kotor:
Rp250.000 x 20% = Rp50.000
3. Bunga deposito bersih yang didapatkan:
Rp250.000 − Rp50.000 = Rp200.000
Jadi, setelah 6 bulan, kamu akan mendapatkan bunga bersih Rp200.000 setelah dipotong pajak.
Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Bunga Deposito
Sebelum membuka deposito, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi jumlah bunga yang akan kamu terima. Berikut ini diantaranta:
- Suku bunga bank. Tiap bank punya suku bunga yang berbeda, jadi cek dulu sebelum membuka deposito.
- Perhatikan tenornya. Semakin lama tenor, biasanya bunga yang diberikan lebih tinggi.
- Jumlah dana yang disimpan. Semakin besar nominal deposito, semakin besar juga bunga yang diterima.
- Pajak bunga deposito hanya berlaku untuk saldo di atas Rp7,5 juta.
Sudah Paham Cara Hitungnya? Yuk, Mulai Nabung! 💰
Deposito cocok buat kamu yang ingin investasi aman, stabil, dan minim risiko. Meskipun keuntungannya nggak sebesar saham atau reksa dana, deposito tetap jadi pilihan menarik buat kamu yang ingin menyimpan uang dengan bunga lebih tinggi dibanding tabungan biasa.
Agar uangmu tetap aman jika terjadi sesuatu dengan bank tersebut, pastikan kamu memilih penyedia deposito yang terdaftar di OJK maupun Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
Mau tahu lebih banyak soal investasi dan tips finansial lainnya? Baca terus artikel finansial menarik di Tuwaga! ✨