Gabung Tuwaga Club! dapatkan tools
finansial senilai Rp300rb GRATIS!

Gabung Sekarang
/
/
/
5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham: Panduan Pemula yang Praktis dan Mudah

5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham: Panduan Pemula yang Praktis dan Mudah

Ditulis oleh
 200 views
Terakhir diupdate Sun, 16 February 2025
Cara Menghitung Harga Wajar Saham

Tahu cara menghitung harga wajar saham itu penting banget, terutama buat kamu yang baru mulai terjun ke dunia investasi. Lagi asik scroll rekomendasi saham di timeline? Terus kepikiran, “Ini harga sahamnya mahal banget deh, atau jangan-jangan malah murah banget ya?” Nah, jangan cuma nebak-nebak!🧐

Faktanya, harga saham bisa aja nggak sesuai sama nilai sebenarnya. Kadang terlalu mahal, kadang terlalu murah. Kalau nggak tahu cara hitung harga wajar, kamu bisa rugi gara-gara beli saham yang overpriced, atau malah melewatkan peluang emas karena nggak sadar sahamnya underpriced.

Tenang, belajar cara menghitung harga wajar saham nggak seribet yang kamu pikir. Yuk, kita pelajari bareng gimana caranya supaya kamu makin yakin waktu investasi! 💪

💡 Key Takeaways:

  1. Harga Saham Belum Tentu Wajar: Faktor seperti spekulasi pasar, fundamental yang lemah, atau manipulasi harga sering bikin saham terlihat murah atau mahal. Dengan mengetahui cara menghitung harga wajar saham, kamu bisa menghindari jebakan saham gorengan.
  2. Pilih Metode yang Sesuai: Setiap metode, mulai dari P/E Ratio, P/B Ratio, hingga DCF, punya kelebihan masing-masing. Pilih metode yang cocok dengan jenis saham dan tujuan investasimu.
  3. Investasi Jadi Lebih Terarah: Menghitung harga wajar saham membantu kamu menentukan apakah saham undervalued (berharga murah) atau overvalued (terlalu mahal). Dengan begitu, keputusan investasimu lebih bijak dan minim risiko.

Kenapa Ada Harga Saham Tidak Wajar?

Pernah lihat harga saham yang tiba-tiba melambung tinggi, atau justru jatuh bebas tanpa alasan jelas? Nah, harga saham yang nggak wajar kayak gini sering bikin orang bingung, bahkan kegocek kalau nggak hati-hati😣

1. Spekulasi Pasar: Harga Naik Tanpa Alasan Jelas

Spekulasi itu kayak drama pasar saham. Orang beli saham karena ikut tren atau berharap harga naik, bukan karena nilai perusahaan. Misalnya, ada berita “wah,” semua orang langsung borong. Padahal, kadang itu cuma hype. Hasilnya? Harga saham naik nggak wajar, tanpa dasar yang kuat.

Pro-tip: Jangan ikut arus, analisis dulu biar tahu harga wajar saham sebenarnya.

2. Fundamental Lemah: Murah Tapi Berisiko

Saham murah belum tentu menarik, lho! Bisa jadi perusahaan itu operasionalnya buruk atau utangnya banyak. Jadi meski kelihatan murah, risikonya tinggi banget.

Penting nih, tahu cara menghitung harga wajar saham untuk bedain saham undervalued yang potensial dan jebakan investasi.

3. Manipulasi Pasar: Bahaya Saham Gorengan

Saham gorengan terjadi ketika harga dimanipulasi biar kelihatan menarik. Caranya? Volume perdagangan dinaikkan atau berita bombastis disebar. Padahal, nilai aslinya jauh dari kata “wow.”

Jadi, sebelum beli saham “rame,” pastikan kamu tahu cara hitung harga wajarnya biar nggak kena tipu.

5 Cara Menghitung Harga Wajar Saham Perusahaan

Ini dia 5 cara menghitung harga wajar saham yang bisa kamu terapin. Dengan tahu harga wajarnya, kamu bisa lebih yakin saham yang kamu beli. Yuk, kita bahas!

1. Price to Earnings Ratio (P/E Ratio): Biar Tahu Saham Murah atau Mahal

P/E Ratio itu salah satu metode paling populer buat ngukur harga saham wajar. Intinya, P/E Ratio membandingkan harga saham perusahaan dengan laba bersih per sahamnya (EPS). 

Kalau P/E Ratio tinggi banget, bisa jadi sahamnya overvalued alias kemahalan. Tapi kalau rendah, mungkin masih murah (asal nggak murahan, ya).

Rumusnya:
P/E Ratio = Harga Saham ÷ EPS

Contoh:

  • Harga saham perusahaan A: Rp3.000
  • EPS (Earnings per Share): Rp500
    Jadi, P/E Ratio = Rp3.000 ÷ Rp500 = 6

Cara pakainya? Bandingin P/E Ratio ini sama rata-rata P/E di sektor yang sama. Kalau P/E perusahaan A lebih rendah dari rata-rata sektor, itu artinya sahamnya bisa jadi undervalued!

2. Earnings Yield (Hasil Laba): Bandingin Saham Sama Obligasi

Metode ini cocok buat kamu yang mau lihat apakah investasi di saham lebih menarik dibanding instrumen lain, seperti obligasi. Earnings Yield itu kebalikan dari P/E Ratio—jadi, semakin tinggi hasilnya, makin menarik saham tersebut.

Rumusnya:
Earnings Yield = EPS ÷ Harga Saham x 100%

Contoh:

  • EPS perusahaan C: Rp400
  • Harga saham: Rp2.000
    Earnings Yield = Rp400 ÷ Rp2.000 x 100% = 20%

Kalau hasilnya lebih tinggi dari imbal hasil obligasi atau deposito, berarti saham ini layak dipertimbangkan.

3. Price to Book Value (P/B Ratio): Cocok Buat Ngecek Nilai Buku Perusahaan

P/B Ratio membandingkan harga saham dengan nilai buku perusahaan (book value per share). Simpelnya, ini kayak ngecek apakah harga sahamnya lebih mahal dari nilai aset perusahaan. Kalau P/B Ratio di bawah 1, biasanya saham itu undervalued.

Rumusnya:
P/B Ratio = Harga Saham ÷ Nilai Buku per Saham

Contoh:

  • Harga saham perusahaan B: Rp2.000
  • Nilai buku per saham: Rp1.500
    P/B Ratio = Rp2.000 ÷ Rp1.500 = 1,33

Artinya? Kalau dibandingin sama perusahaan lain di sektor yang sama, kamu bisa tahu apakah harga sahamnya wajar atau nggak.

4. Discounted Cash Flow (DCF): Prediksi Nilai Saham di Masa Depan

DCF itu metodenya para investor serius buat menghitung harga wajar saham berdasarkan arus kas (cash flow) perusahaan di masa depan. Jadi, kamu nggak cuma lihat kondisi sekarang, tapi juga prediksi potensi perusahaan beberapa tahun ke depan.

Intinya:
DCF memperkirakan berapa sih nilai uang yang akan dihasilkan perusahaan di masa depan, lalu dikonversi ke nilai sekarang (present value). Memang agak rumit, tapi worth it banget kalau kamu ingin investasi jangka panjang.

5. Dividen Discount Model (DDM): Pas Buat Saham yang Rajin Bagi Dividen

Kalau kamu suka saham yang rutin kasih dividen, DDM ini pas banget. Metode ini menghitung harga saham wajar berdasarkan jumlah dividen yang dibayarkan perusahaan, serta tingkat pertumbuhannya di masa depan.

Rumusnya:
Harga Saham = Dividen per Saham ÷ (Tingkat Keuntungan yang Diharapkan – Pertumbuhan Dividen)

Catatan:
Metode ini cocok buat perusahaan yang udah stabil dan rajin bagi dividen, ya. Kalau perusahaan baru atau startup yang nggak ada dividennya, mending pakai metode lain.

Hitung Harga Wajar Saham Biar Investasi Lebih Aman

Paham cara menghitung harga wajar saham itu penting banget buat kamu yang mau serius investasi. Dengan memahami metode seperti P/E Ratio, P/B Ratio, atau DCF, kamu bisa tahu mana saham yang undervalued (berpotensi untung) dan mana yang overvalued (berisiko rugi).

Mau tahu lebih banyak soal strategi investasi, kartu kredit, KTA, deposito, dan produk finansial lainnya? Kunjungi Tuwaga untuk insight finansial terpercaya dan tips investasi terbaik!

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?