mas-mas-ino-2
Tunggu kami di 2025 🚀
Tuwaga siap menjadi teman finansialmu!
/
/
/
Deflasi Berkepanjangan? Ini Tips Hemat Anti Bokeknya!

Deflasi Berkepanjangan? Ini Tips Hemat Anti Bokeknya!

Ditulis oleh
 172 views
Terakhir diupdate Thu, 14 Nov 2024
Deflasi Berkepanjangan

Sadar nggak sih, kalau ternyata sejak bulan Juni tahun lalu, kita sudah mengalami yang namanya deflasi secara berkepanjangan. Dari data BPS yang Tuwaga baca, dari bulan Mei sampai September 2024, Indonesia mengalami deflasi hingga 0,12%.

Meskipun dampaknya nggak terlalu berasa, deflasi berkepanjangan bisa mempengaruhi pengeluaran dan gaya hidup kita.

Di artikel ini Tuwaga akan membahas apa yang dimaksud dengan deflasi itu, dampaknya bagi finansial kita, sampai  tips-tips yang bisa kamu ikuti untuk mengatasi permasalahan deflasi berkepanjangan kayak sekarang ini. Baca sampai habis, ya!

💡 Key takeaways:

  • Indonesia mengalami deflasi sejak pertengahan 2024, yang bisa mempengaruhi kebiasaan daya beli, penghasilan, dan investasi masyarakat.
  • Meskipun daya beli meningkat, deflasi bisa menyebabkan penurunan pendapatan, jadi perlu strategi mengelola keuangan yang baik.
  • Kamu bisa tetap, hemat, menghindari hutang baru, dan manfaatkan kondisi deflasi ini untuk berbelanja kebutuhan dengan harga yang lebih murah.

Pengertian Deflasi

Eh, tapi apa sih sebenarnya deflasi itu? Singkatnya, deflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa menurun dalam jangka waktu tertentu?, bisa dua bulan, empat bulan, atau lima seperti sekarang ini. 

Efeknya? Nilai uang kita jadi lebih besar. Artinya, dengan jumlah uang yang sama, kamu bisa beli lebih banyak barang. Keren, kan?

Tapi, di sisi lain, kalau berlangsung terlalu lama, deflasi justru bisa berdampak buruk. Keuntungan bisnis menurun, berkurangnya produksi, sampai potensi meningkatnya angka pengangguran.

Efek ini nggak cuma dirasakan pebisnis aja, tapi juga kalangan masyarakat luas-mungkin kamu juga salah satunya.

Dampak Deflasi Untuk Finansial Kamu

Tips Anti Bokek Saat Deflasi

Di tengah deflasi, banyak orang menunda pembelian besar kayak kendaraan atau elektronik, berharap harga akan turun lebih jauh. Kelihatannya sih memang menguntungkan, tapi kalau menunda terlalu lama bisa membuat kebutuhan menjadi mendesak dan harga juga nggak sesuai ekspektasi.

Nah, selain itu, deflasi juga bisa berdampak pada berbagai aspek keuangan lainnya, seperti:

1. Daya beli meningkat

Deflasi secara langsung memberikan  keuntungan berupa peningkatan daya beli, karena umumnya ketika deflasi, harga yang dijual di pasaran cenderung turun, misal nih harga minyak goreng yang awalnya bisa Rp18.000, pas keadaan deflasi bisa menyentuh angka Rp15.000.

Dengan harga yang lebih rendah ini, kamu bisa membeli barang atau jasa dengan harga yang lebih hemat dari biasanya. Artinya, dengan anggaran yang sama, kamu bisa mendapatkan lebih banyak barang, atau mengalokasikan sebagian dari anggaran untuk menabung atau kebutuhan penting lainnya. 

Tapi ingat ya, walaupun daya beli bertambah, kamu bisa lebih bijak dalam berbelanja. Kamu bisa fokus pada kebutuhan yang memang penting agar nggak impulsif dalam membeli sesuatu hanya karena harganya lebih murah.

2. Potensi penurunan pendapatan

Nggak cuma berdampak positif, di sisi lain, ada dampak negatif yang ditimbulkan sama deflasi ini, apalagi jika deflasi terus berlanjut secara berkepanjangan, 

Hal ini bisa menyebabkan bisnis mengalami penurunan keuntungan, bahkan sampai memicu pengurangan gaji dan lebih parahnya lagi bisa menimbulkan pemutusan hubungan kerja. 

Biasanya kebijakan PHK ini dilakukan ketika perusahaan mencoba untuk menekan biaya operasional. Jadi, meski daya beli meningkat, tetap ada risiko penghasilan yang menurun.

3. Menunda pembelian barang besar

Seperti yang sudah dibilang di atas, dalam kondisi deflasi, konsumen cenderung menunda pembelian barang-barang besar  mulai dari kendaraan sampai barang elektronik, dengan harapan harga akan terus turun. 

Meski kelihatannya kayak strategi yang menguntungkan, jika terlalu lama menunda pembelian barang, kebutuhan bisa jadi mendesak, dan harga jadi nggak bisa turun lagi deh. 

Oleh karena itu, salah satu hal yang harus dilakukan di tengah kondisi deflasi kayak gini adalah dengan melakukan  perencanaan yang baik sebelum menunda pembelian.

4. Investasi di tengah deflasi

Ketika harga menurun, return yang kamu dapat dari investasi aset-aset seperti saham atau properti bisa semakin tertekan. Karena adanya deflasi, harga properti jadi stagnan atau bahkan turun, sehingga menyebabkan nilainya ikut turun. 

Buat kamu yang berinvestasi di pasar saham, deflasi bisa memicu penurunan harga saham perusahaan, yang berpotensi mengurangi return yang diharapkan. Tapi, kamu nggak perlu panik. 

Kamu bisa fokus pada investasi jangka panjang dan pertimbangkan untuk meninjau kembali portofoliomu. Dalam situasi seperti ini, diversifikasi investasi atau menambahkan aset yang lebih stabil kayak obligasi bisa menjadi langkah bijak untuk menjaga kestabilan portofoliomu.

5. Utang menjadi lebih berat

Kalau lagi kondisi deflasi kaya gini nilai hutang bisa semakin meningkat, karena deflasi cenderung meningkatkan nilai riil dari utang yang harus dibayar. 

Hal ini disebabkan oleh nilai uang yang semakin tinggi, jadi meskipun nilai cicilannya tetap, tapi bisa terasa lebih berat, terutama jika pendapatan tidak meningkat. 

Jika kamu memiliki utang dalam jumlah besar, pastikan untuk memprioritaskan pembayaran utang agar tidak menimbulkan masalah keuangan di masa mendatang.

Tips Tetap Hemat Di Era Deflasi

Budget untuk Dana Darurat

Meskipun kita sedang mengalami deflasi, bukan berarti bisa foya-foya dan wasting money, dong! Kamu tetap perlu berhemat biar nggak boncos meskipun kondisi deflasi sudah berakhir nanti. 

Baca Juga: Compound Interest 101: Investasi Tanpa Ribet!

Nah, berikut ini beberapa tips supaya dompet tetap tebal:

1. Perkuat Dana Darurat

Dana darurat penting di tengah deflasi karena kondisi ekonomi yang tidak menentu. Walaupun harga barang cenderung turun, ada momen tertentu seperti Natal atau situasi tak terduga (contoh: pandemi) yang justru bikin harga naik tiba-tiba. Selain itu, deflasi juga bisa bikin pendapatan berkurang karena perusahaan mengencangkan pengeluaran. Dengan dana darurat, kita jadi lebih siap menghadapi kenaikan harga dadakan atau penurunan pendapatan, sehingga keuangan tetap aman dan stabil.

2. Hindari Hutang Baru

Jangan sampai karena nurutin gaya hidup saat semua harga lagi turun, kamu malah berhutang semakin banyak di era deflasi ini. Risiko pembayaran utang bisa makin berat di masa deflasi, jadi pikirkan matang-matang sebelum mengambil kredit baru.

3. Investasi dengan Bijak 

Investasi tetap penting loh! Deflasi bisa jadi saat yang tepat buat kamu ambil investasi! Pilihlah instrumen yang relatif aman, seperti emas atau obligasi pemerintah, untuk mengurangi risiko selama kondisi ekonomi menurun.

4. Manfaatkan Harga yang Turun untuk Belanja Esensial

Deflasi bisa bikin kebutuhan sehari-hari lebih terjangkau, jadi manfaatkan kondisi ini untuk membeli barang-barang esensial atau menambah persediaan dengan harga lebih hemat.

Kesimpulannya, deflasi membawa perubahan yang signifikan pada keuangan kita. Meski daya beli meningkat, tetap ada risiko seperti penurunan pendapatan dan bertambahnya beban utang. 

Jadi, kelola keuangan dengan bijak, hindari hutang baru, dan investasikan uang dengan hati-hati agar keuanganmu tetap stabil di tengah perubahan ekonomi, ya!

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Tuwaga siap menemani perjalanan finansialmu!​
🚀 Coming Soon 2025
Langganan newsletter sekarang, dapat 

500 ribu✨ buat pemenang!*

*Syarat dan ketentuan berlaku

Bersama tuwaga semua bisa
Bersama tuwaga semua bisa - mobile
Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?