Setelah suksesnya film animasi “Jumbo” di layar kaca Indonesia, kemunculan film dengan genre serupa makin semakin dinanti-nanti oleh publik. Namun, tampaknya antusiasme terhadap film karya anak bangsa ini tidak terjadi terhadap munculnya film Merah Putih: One for All.
Film ini justru viral bukan karena kualitasnya luar biasa, tapi justru karena kualitasnya yang dianggap jauh dari film animasi-animasi Indonesia sebelumnya. Belum lagi kontroversi pihak-pihak dibalik pembuatan film ini dan kabar anggaran miliaran yang dianggap nggak worth it untuk film tersebut.
Yuk simak artikel ini yang akan mengupas tuntas informasi film Merah Putih: One for All mulai dari anggaran, jalan cerita, harga tiket, hingga review warganet yang sudah menonton langsung!
1. Film ini Menelan Anggaran Produksi Hingga Miliaran, Benarkah?
Dilansir dari Antara, film ini menelan anggaran produksi sebesar 6,7 miliar rupiah. Angka ini menarik kehebohan publik karena dianggap tidak sebanding dengan jalan cerita dan visual yang kurang memadai. Detail karakter, latar animasi, hingga efek gerak yang dianggap kurang halus dianggap kurang layak untuk sekelas produksi layar lebar.
Sutradara dan eksekutif produksi film Merah Putih: One for All, Endiarto menjawab isu ini dengan menegaskan bahwa ia tidak tahu darimana asal isu biaya produksi yang mencapai miliaran ini berasal.
Ia juga menegaskan jika angka tersebut baginya terlalu fantastis jika benar-benar diterima oleh dirinya dan tim produksi. Rumor biaya produksi senilai 6,7 M ini pertama kali muncul lewat unggahan akun @movreview pada 8 Agustus 2025.
2. Sinopsis Film Merah Putih: One for All
Film Merah Putih: One for All menceritakan tentang misi heroik sekelompok anak yang berjuang untuk menyelamatkan bendera pusaka Merah Putih yang hilang secara misterius. Delapan anak dari latang belakang etnis yang berbeda harus bekerja sama, menghargai perbedaan, dan menumbuhkan keberanian demi satu tujuan yang mulia yaitu mengibarkan bendera pusaka merah Putih.
Dalam perjalanannya menemukan bendera pusaka, anak-anak ini menghadapi banyak sekali rintangan, seperti harus menyebrangi sungai deras, menjelajah hutan, sambil terus berusaha meredam ego masing-masing.
3. Pemain Film Merah Putih: One for All
Film yang diproduksi oleh Toto Soegriwo dan disutradarai oleh Endiarto menceritakan beberapa tokoh antara lain:
- Neka
- Yahya
- Nabila Yasmin
- Sky
- Nathan
- Billy
- Kenneth
- Rangga
- Bintang
- Vienkan Bahreys
- Elsya H Syarief
4. Jadwal Tayang dan Lokasi
Dilansir dari SindoNews, Film Merah Putih: One for All resmi tayang di bioskop pada tanggal 14 Agustus 2025, bertepatan 3 hari sebelum hari kemerdekaan Republik Indonesia. Film ini hanya diputar di 16 bioskop di seluruh Indonesia, yang tersebar di jaringan Cinema XXI dan Sam’s Studio.
Keterbatasan jumlah ini kabarnya disebabkan oleh kendala biaya produksi Digital Cinema Package (DCP) dan operasional lainnya, bukan karena minimnya antusiasme masyarakat. Berikut rincian lengkap lokasi penayangan Film Merah Putih: One for All.
Lokasi Bioskop Wilayah Jabodetabek:
Bagi penonton wilayah Jakarta dan sekitarnya, Merah Putih: One for All dapat disaksikan di beberapa bioskop, antara lain:
- XXI Kelapa Gading
- Kemang Village
- Puri Indah Mall
- XXI Metropolitan Mall Cileungsi
- Ciplaz Ramayana
- XXI Mall Alam Sutera
- XXI Mega Bekasi Hypermall
Lokasi Bioskop Wilayah Kota Besar Lainnya:
Nah, untuk kamu yang berdomisili di wilayah luar Jabodetabek, kamu masih bisa menonton film ini di beberapa bioskop berikut:
- XXI Ciwalk (5 jadwal tayangan tiap harinya)
- XXI DP Mall
- XXI Ciputra Mall
Baca Juga: Sinopsis & Promo Tiket Nonton Buy 1 Get 1 Film Tinggal Meninggal
5. Harga Tiket Merah Putih: One for All
Harga tiket Merah Putih: One for All tentunya bervariasi, mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000. Ini tergantung pada lokasi penayangan dan jam tayang. Berikut rinciannya:
- XXI Kelapa Gading: Rp 60.000
- Kemang Village XXI: Rp 50.000
- Puri Mall XXI: Rp 50.000
- Metmall Cileungsi: Rp 40.000
- Depok XXI: Rp 40.000
- Alam Sutera XXI: Rp 40.000
- Mega Bekasi XXI: Rp 35.000
- Ciwalk XXI: Rp 40.000
- Ciputra World XXI: Rp 30.000
- DP Mall XXI: Rp 45.000
6. Review dan Cerita Warganet Setelah Nonton
Film animasi Merah Putih: One For All mulai tayang di bioskop pada Kamis, 14 Agustus 2025. Sebelumnya, film ini sempat diboikot oleh masyarakat Indonesia karena menuai kontroversi. Dilansir dari Insertlive, banyak penonton menemukan berbagai kejanggalan, termasuk kualitas animasi yang dinilai buruk, alur cerita yang kurang memuaskan, pengisi suara, hingga desain karakter.
Judulnya yang menggunakan bahasa Inggris juga menjadi sorotan, mengingat film ini bertema nasionalisme dan dirilis menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia. Akibatnya, sebagian besar masyarakat enggan menonton karena kecewa terhadap hasil akhirnya, meski ada pula yang tetap penasaran.
Di media sosial, sejumlah penonton membagikan ulasan mereka. Salah satu penonton bahkan memberi “rating tak terhingga” sebagai bentuk sindiran. Ia mengatakan sekitar 80 persen isi film hanya menampilkan close-up wajah karakter, dengan efek suara yang terdengar seperti audio YouTube dengan volume sangat keras. Ia juga mengeluhkan soundtrack yang diputar tanpa henti dari awal hingga akhir, serta transisi adegan yang mirip efek slide di Microsoft PowerPoint.
Review tersebut memicu beragam respons warganet. Ada yang berterima kasih karena penonton itu telah “mewakili mereka yang tidak ingin sakit mata,” ada pula yang menyarankan uang tiket lebih baik digunakan untuk membeli jajanan.
“Yg nonton demi konten, demi fyp tp tks udh mewakili kita yg nggamau sakit mata 👏,” tulis @riz***.
“Gausah ditonton yaampun meskipun penasaran, mending duitnya buat beli jajan di abang abang, gak sudi bgt masuk kantong mereka,” komentar @per***.
“Hebat, disaat yg lain jdi sakit mata dadakan melihat trailernya, dia benar2 menguji kekuatan matanya sendiri dgn nonton itu film animasinya,” kata @sut***.
Sejak trailer-nya dirilis, Merah Putih: One For All sudah menuai banyak kritik terkait hasil animasinya yang dinilai kurang memuaskan. Hal ini menimbulkan pertanyaan karena film ini disebut-sebut diproduksi dengan anggaran mencapai Rp6,7 miliar.
Film bergenre petualangan ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo, disutradarai oleh Endiarto dan Bintang Takari, dengan Toto Soegriwo sebagai produser. Proses pembuatannya berlangsung sangat singkat, yakni pada Juni 2025, dengan waktu pengerjaan kurang dari dua bulan.
7. Kritik dari Hanung Bramantyo
Hanung Bramantyo menilai visual Merah Putih: One for All masih berada pada tahap pre-visualization, yakni fase awal yang biasanya digunakan animator dan kreator untuk membayangkan aset yang akan dibuat.
“Kalau saya lihat ini masih awal sekali proses animasinya. Belum diolah lebih lanjut. Jadi benar-benar hanya sebagai pre-visual,” ujar Hanung di Kemang, Kamis (14/8), dikutip dari detikcom.
Menurutnya, tahap ini biasanya hanya menampilkan gambaran struktur adegan—misalnya akan ada latar hutan, sungai, atau air terjun—dan seharusnya bukan untuk konsumsi publik, melainkan hanya ditunjukkan kepada kreator agar mereka memiliki panduan aset yang perlu dibuat.
Ia juga menilai film ini masih berada di tahap awal pasca-penyusunan skenario, di mana suara dan musik digunakan semata untuk memberi mood kepada animator sebelum menyempurnakan karya. Hanung mencontohkan, hasil akhir seharusnya bisa seperti film animasi Jumbo, yang tampil jauh lebih rapi.
Dari sisi teknis, Hanung mengkritik detail visual yang masih mentah. Ia menyebut bulu-bulu pada ekor monyet di film ini terlihat seperti mockup dan belum natural. Menurutnya, hal tersebut sangat mencolok ketika ditayangkan di layar lebar.
Sebagai perbandingan, Hanung menyinggung Adit Sopo Jarwo The Movie (2021) yang memiliki bujet sekitar Rp12–13 miliar, namun hanya dirilis di layanan streaming karena belum sempurna secara teknis. Ia menilai keputusan itu lebih tepat karena kekurangan filmnya tidak terekspos sebesar jika tayang di bioskop, berbeda dengan Merah Putih: One for All yang tetap diputar di layar lebar.
Hanung pun mempertanyakan mengapa film ini harus buru-buru tayang, apalagi bisa mendapatkan slot rilis 14 Agustus di tengah antrean sekitar 200 judul film Indonesia yang menunggu giliran. Dalam unggahan Instagram-nya pada 10 Agustus, ia bahkan menyebut situasi ini “kopet” sebagai bentuk kritik keras.
Mau Ikut Nonton atau Cukup Tahu Saja?
Film Merah Putih: One For All memang memancing pro-kontra. Ada yang salut karena mengangkat pesan persatuan, ada juga yang nyesek karena merasa hasilnya kurang maksimal. Pilihan ada di tangan kamu: mau ikut merasakan sendiri pengalaman nontonnya, atau cukup menyimak ceritanya di sini?
Kalau mau selalu update soal film, promo tiket bioskop, sampai tips kelola keuangan biar hobi nonton tetap hemat, langsung cek Tuwaga! Di sini kamu bisa bandingin dan apply kartu kredit, tabungan, KTA, deposito, bahkan dana tunai properti & kendaraan. Plus, mampir ke TuwagaPromo biar nggak ketinggalan diskon dan promo merchant favorit kamu di mall.
