Masuk ke dunia kerja adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh para fresh graduate. Setelah bertahun-tahun kuliah, menerima gaji pertama adalah salah satu pengalaman yang pastinya bikin bangga!
Tapi, sayangnya kebanyakan fresh graduate nggak paham gimana seni mengelola gaji yang baik dan benar. Tanpa perencanaan yang baik, gaji yang didapatkan justru akan selalu habis begitu saja tanpa memberikan manfaat jangka panjang.
Nah, di artikel kali ini, kita akan bahas 5 kesalahan umum yang sering dilakukan oleh fresh graduate dalam mengelola gaji, tentunya beserta tips untuk menghindarinya. Yuk simak artikel ini sampai habis!
💡Key Takeaways!
- Tracking dan Bikin Anggaran Keuangan Adalah Aktivitas Paling Basic dari Seni Mengatur Uang: Sayangnya masih banyak nih fresh graduate yang nggak mau nyatet cash flow dan bikin anggaran keuangannya sendiri.
- Jalani Gaya Hidup yang Sesuai Kemampuanmu Supaya Kamu Tetap Bisa Menabung: Nggak usah ikut-ikutan tren gaya hidup orang lain kalau kamu nggak mampu. Pilih gaya hidup yang sesuai dengan kondisimu aja deh!
- Nggak Ada yang Tau Apa yang Bakal Terjadi di Masa Depanmu, Jadi Sisihkan Gajimu untuk Menabung Dana Darurat: Meski orang tuamu masih produktif, bukan berarti kamu bisa jadikan orang tuamu sebagai dana daruratmu lho ya! Tetep lebih baik punya tabungan dana darurat sendiri biar aman.
5 Kesalahan Umum Fresh Graduate Dalam Mengelola Gaji
1. Nggak buat Tracking dan Anggaran Keuangan
Salah satu kesalahan terbesar yang umum dilakukan oleh fresh graduate adalah nggak mau buat tracking dan anggaran keuangan. Alasannya biasanya karena malas dan nggak tau apa manfaatnya. Padahal, tanpa tracking dan penyusunan anggaran yang baik,susah lho untuk wujud-in financial goals kamu!. Bawaannya belanja saja terus karena nggak punya planning mau kemana rencana jangka panjang dalam hidup.
Terus gimana solusinya?
Ya buatlah pencatatan keuangan beserta perencanaan anggaran bulanan. Kalau kamu pemula dan masih sangat awam dengan perencanaan anggaran, kamu bisa pakai rumus sederhana, yakni prinsip 50/30/20. Apa itu?
- 50% untuk kebutuhan utama (makanan, transportasi, sewa tempat tinggal, dll).
- 30% untuk keinginan atau mencicil hutang.
- 20% untuk menabung.
Simple, kan? Yuk dicoba!
2. Nggak Punya Dana Darurat
Dilansir dari CNBC.com, Bank of America pernah melakukan survey pada tahun 2023, lantas menyimpulkan bahwa ternyata 56% fresh graduate di seluruh dunia mengaku nggak punya tabungan dana darurat yang layak. Bahkan untuk bertahan hidup 3 bulan saja nggak ada.
Ini juga realita di Indonesia, bahwa tabungan dana darurat adalah hal penting yang masih diabaikan oleh fresh graduate. Banyak fresh graduate yang berpikir nggak perlu punya tabungan darurat karena baru aja mulai bekerja atau merasa masih ada bantuan orang tua jika suatu ketika terjadi kebutuhan mendesak. Padahal, situasi darurat seperti kehilangan pekerjaan atau sakit bisa terjadi kapanpun dan belum tentu orang tua bisa bantu.
Dan yang paling ditakutin, pas nggak punya dana darurat, kamu akhirnya terpaksa ngutang 😞. Berutang tentu akan berpotensi ganggu stabilitas dan perencanaan keuanganmu di masa depan.
Jadi, coba sekarang dibiasain untuk menyisihkan minimal 10% dari gajimu tiap bulan untuk membangun tabungan dana darurat hingga mencapai paling minimal 6 kali pendapatan bulanan kamu. Sebagai contoh, jika pendapatanmu Rp 5 juta per bulan, targetkan tabungan dana daruratmu minimal Rp 30 juta. Dengan begini, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kamu bisa bertahan hidup minimal hingga 6 bulan kedepan.
3. Punya Gaya Hidup di Atas Kemampuan
Kesalahan lain yang paling umum dilakukan para fresh graduate adalah berusaha mengikuti tren gaya hidup teman atau influencer yang perekonomiannya jauh lebih mapan jauh diatas kita.Hal ini sering dipicu oleh fenomena “lifestyle inflation”, di mana pengeluaran meningkat seiring bertambahnya penghasilan karena mulai merasa harus mampu ngikutin gaya hidup orang lain.
Realitanya, setiap orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda. Nggak cuma dari segi gaji, tapi juga dari kondisi kehidupan, setiap orang punya kondisi yang unik. Ada yang harus nyicil hutang, ada yang harus menghidupi orang tua yang sakit keras, ada yang harus melanjutkan biaya sekolah adik, ada yang nggak punya beban tapi punya mimpi ingin meng-umroh-kan orang tua.
Nah, kamu harus memahami seperti apa kondisimu. Sehingga kamu bisa lebih tegas menghindari godaan untuk selalu mengikuti tren gaya hidup orang lain. Fokuslah pada kondisi sendiri dan alokasikan uangmu untuk mengejar apapun tujuan keuanganmu. Entah itu membangun aset, melunasi hutang, atau bahkan mengumpulkan modal untuk memulai usaha kecil-kecilan.
4. Nggak Mau Berinvestasi
Banyak orang yang beranggapan bahwa investasi adalah hal yang cuma dilakukan oleh orang-orang yang sudah mapan dan bergaji besar. Kata siapa? Padahal jelas-jelas di zaman sekarang udah ada banyak opsi investasi kekinian yang bisa dimulai dengan modal terjangkau. Reksa dana misalnya, bisa dimulai dari Rp 10 ribu aja.
Semakin cepat kamu mulai berinvestasi, semakin besar potensi keuntungan yang bisa kamu raih berkat efek compounding interest alias bunga berbunga.
5. Nggak Memprioritaskan Pembayaran Utang
Beberapa fresh graduate sudah memiliki utang di awal karier, seperti cicilan kartu kredit, atau mungkin utang orang tua.
Sebetulnya nggak ada yang salah jika kamu memulai karier dalam kondisi punya utang. Yang salah adalah kalau kamu milih untuk mengabaikan utang ini demi gaya hidup dengan alasan “Gue kan baru mulai kerja, harus puas-puasin gaji buat seneng-seneng diri sendiri dulu, dong!”.
Baru mulai kerja tentu bukan alasan yang bijak untuk menunda pembayaran utang, apalagi utang dengan bunga tinggi, seperti pinjaman online misalnya. Jika kamu milih untuk nunda pembayaran, dapat dipastikan utangmu akan bertambah dengan cepat. Kelalaian kecil seperti ini bisa mengganggu kesehatan finansial kamu dan mengurangi kemampuan kamu untuk menabung di masa depan.
Kesimpulan
Mengelola gaji dengan bijak adalah keterampilan penting yang wajib dikuasai oleh setiap fresh graduate.
Inget aja kalau tujuan utama dari pengelolaan keuangan adalah menciptakan kestabilan dan kesejahteraan finansial secara jangka panjang. Mulai dengan langkah kecil, seperti belajar mencatat pengeluaran dan membuat anggaran bulanan untuk seluruh pengeluaranmu. Dengan disiplin yang baik, kamu pasti mampu mengelola gajimu dengan lebih efektif serta mempersiapkan masa depan yang lebih cerah.
Yuk share artikel ini supaya makin banyak fresh graduate yang ngerti cara mengatur keuangannya dengan baik! ✨