Momen pertama kali bayi belajar makan tuh selalu jadi pengalaman berharga — kadang bikin haru, kadang bikin heboh juga 😄. Dari bubur lembut pertama sampai akhirnya bisa makan bareng keluarga, setiap tahap punya kebutuhan dan tantangannya sendiri.
Nah, biar kamu nggak bingung, yuk kita bahas rekomendasi makanan sehat untuk bayi berdasarkan usia, tekstur yang tepat, dan nutrisi penting yang perlu diperhatikan di setiap tahap MPASI.
💡 Jadi, Poinnya…
- Pahami Tahap Perkembangan Bayi: Setiap usia punya kebutuhan dan tekstur makanan berbeda — jangan disamakan ya!
- Nutrisi Lengkap = Bayi Bahagia: Pastikan asupan zat besi, protein, lemak sehat, dan vitamin cukup buat dukung tumbuh kembang optimal.
- Makan Itu Harus Fun! Bikin waktu makan jadi momen seru dan penuh cinta — biar bayi semangat dan nggak GTM.
Rekomendasi Makanan Sehat untuk Bayi Di Setiap Tahap
Kalau kamu baru akan memasuki fase MPASI, ada beberapa hal yang perlu kamu tahu, nih. Salah satunya tentang tekstur makanan. Anak 9 bulan udah nggak bisa dikasih bubur lembut lagi seperti awal pertama kali MPASI. Salah-salah, nanti anak malah jadi GTM.
Nah, biar memudahkan kamu, ini ada rekomendasi makanan sehat untuk bayi di setiap tahap, lengkap dengan tekstur makanan, nutrisi yang penting, dan tips praktisnya.
1. Usia 6–9 Bulan: MPASI Awal
🥄 Tekstur Makanan
Di tahap awal ini, fokus utama adalah pengenalan rasa dan tekstur, bukan jumlah. Tekstur idealnya sangat lembut dan halus — mirip puree atau bubur encer. Bayi masih belajar menelan dan beradaptasi dengan makanan selain ASI/susu formula, jadi jangan buru-buru ke tekstur kasar ya.
🧠 Nutrisi yang Perlu Diperhatikan
- Zat besi & zinc → sangat penting karena cadangan zat besi bawaan bayi mulai menurun di usia 6 bulan.
- Lemak sehat → mendukung perkembangan otak.
- Karbohidrat & protein → sebagai sumber energi dan bahan pembentuk jaringan tubuh.
📝 Rekomendasi Makanan
- Karbohidrat: bubur beras, kentang, ubi, labu kuning — semua dikukus dan dilumatkan hingga sangat lembut.
- Protein hewani: ayam rebus halus, daging sapi giling matang, hati ayam kukus (sumber zat besi tinggi), ikan tanpa tulang yang dikukus.
- Buah: pisang matang, alpukat, apel/pir kukus dan dilumatkan.
- Sayuran: wortel, brokoli, bayam, labu siam — kukus lalu blender atau saring hingga lembut.
- Lemak sehat: minyak zaitun atau unsalted butter bisa diteteskan sedikit ke bubur untuk tambahan energi. Bisa juga berikan sedikit santan untuk makanannya.
💡 Tips Praktis
- Kenalkan satu jenis bahan baru setiap 2–3 hari. Ini membantu mendeteksi alergi.
- Jangan tambahkan garam, gula, atau bumbu tajam. Rasa alami sudah cukup untuk bayi.
- Jangan khawatir kalau bayi hanya makan sedikit — fokus utama di fase ini tetap ASI/susu formula.
- Siapkan porsi kecil dan sabar ya, kadang perlu 10x perkenalan sampai bayi “klik” dengan satu bahan 😄.
- Jika bayi kamu sudah terlihat bosan dengan bubur halus, kamu bisa mencoba makanan yang lebih bertekstur. Biasanya teksturnya jadi agak lebih bergerindil dan lebih padat.
- Kamu juga bisa menambahkan finger food agar oromotor anak terstimulasi. Kamu bisa menggunakan brokoli atau wortel yang dikukus dengan ukuran agak besar dan memanjang agar tidak mudah tersedak.
2. Usia 9–12 Bulan: MPASI Lanjutan
🍴 Tekstur Makanan
Bayi mulai belajar menggigit dan mengunyah (meski belum punya gigi lengkap). Tekstur bisa naik level ke makanan cincang halus atau lembek, bukan puree lagi. Potongan kecil yang mudah dilumatkan sangat baik untuk melatih kemampuan oromotorik.
🧠 Nutrisi yang Perlu Diperhatikan
- Protein & zat besi masih jadi prioritas utama untuk pertumbuhan otak dan otot.
- Vitamin & mineral dari buah dan sayur beragam untuk mendukung daya tahan tubuh.
- Karbohidrat kompleks untuk energi seharian.
📝 Rekomendasi Makanan
- Karbohidrat: nasi tim lembek, pasta kecil yang dimasak empuk, roti lembut tanpa kulit.
- Protein hewani: daging cincang, ikan kukus suwir halus, telur (mulai perkenalkan putih telur jika belum).
- Buah: potongan kecil pisang, melon, mangga, pir matang — semua dalam bentuk finger food kecil agar bayi belajar makan sendiri.
- Sayuran: potongan wortel kukus, brokoli kecil, buncis muda — empuk tapi tidak lembek berlebihan.
- Produk olahan susu: yogurt plain tanpa gula, keju lembut (dalam jumlah kecil), cocok untuk tambahan kalsium dan probiotik.
💡 Tips Praktis
- Mulai latih bayi makan dengan tangan sendiri (baby-led weaning atau BLW). Ini membantu koordinasi tangan-mulut dan membuat bayi lebih semangat makan.
- Perhatikan risiko tersedak: hindari makanan keras, potongan bulat utuh (seperti anggur utuh atau wortel mentah).
- Berikan 3x makan utama + 1–2x snack sehat, plus tetap lanjutkan ASI/susu formula.
- Gunakan kursi makan dengan sabuk pengaman agar bayi duduk tegak saat makan.
3. Usia 1 Tahun ke Atas: Menu Keluarga
🧂 Tekstur Makanan
Di tahap ini, bayi sudah semakin mahir makan dan bisa ikut menikmati makanan keluarga dengan sedikit penyesuaian (kurangi garam, gula, dan bumbu tajam). Tekstur sudah tidak perlu dihaluskan khusus — potongan kecil yang aman untuk digigit sudah cukup.
🧠 Nutrisi yang Perlu Diperhatikan
- Energi & protein tinggi untuk mendukung pertumbuhan pesat.
- Zat besi, kalsium, vitamin D, dan lemak sehat untuk perkembangan tulang dan otak.
- Serat dari buah & sayur untuk pencernaan yang sehat.
📝 Rekomendasi Makanan
- Karbohidrat: nasi, roti gandum, pasta, kentang — dalam bentuk yang biasa dimakan keluarga.
- Protein: daging ayam, sapi, ikan, telur, tahu, tempe. Potong kecil atau suwir agar mudah dikunyah.
- Buah & sayur: perbanyak variasi dan bentuk finger food. Bisa mulai salad buah, sup sayur ringan, atau tumisan lembut.
- Cemilan sehat: potongan buah, yogurt, biskuit bayi rendah gula, telur rebus kecil.
- Minuman: air putih jadi minuman utama. Susu bisa tetap diberikan, tapi jumlahnya mulai dikontrol agar tidak mengganggu nafsu makan.
💡 Tips Praktis
- Jadikan waktu makan sebagai momen keluarga. Bayi belajar banyak dari melihat orang tua makan.
- Hindari “ngemil terus” di luar jam makan, supaya bayi tetap punya rasa lapar saat waktu makan tiba.
- Batasi makanan olahan tinggi garam dan gula (seperti sosis, nugget instan, biskuit manis).
- Ajak anak eksplorasi rasa baru secara bertahap. Jangan langsung menyerah kalau anak menolak — ulangi dengan cara penyajian berbeda.
Nutrisi Penting yang Nggak Boleh Ketinggalan Selama MPASI
Saat usia bayi sudah menginjak 6 bulan, udah saatnya anak mendapatkan tambahan nutrisi dari sumber lain selain ASI. Ini mengapa anak perlu dikenalkan dengan berbagai variasi makanan setelah memasuki usia 6 bulan. Ini beberapa nutrisi yang perlu kamu perhatikan dalam memberikan makanan anak.
- Zat besi → penting untuk pembentukan sel darah merah & perkembangan otak. Sumber: daging merah, hati ayam, ikan, kuning telur, sayur hijau.
- Protein → untuk pertumbuhan jaringan. Sumber: ayam, telur, ikan, tahu, tempe, daging.
- Lemak sehat → bantu perkembangan otak dan hormon. Sumber: santan, alpukat, ikan berlemak.
- Kalsium & vitamin D → penting untuk tulang dan gigi. Sumber: susu, ikan.
- Serat, vitamin & mineral → dari buah dan sayur warna-warni.
Mulai Gaya Hidup Sehat Si Kecil dari Sekarang!
Momen MPASI bukan sekadar makan, tapi perjalanan penuh cinta dan eksplorasi rasa. Dengan memberikan makanan sehat sesuai usia, kamu sedang bantu si kecil tumbuh kuat, cerdas, dan bahagia.
Nah, biar kebutuhan MPASI dan finansial kamu sama-sama aman, yuk atur keuangan lewat berbagai produk keuangan dari Tuwaga! Mulai dari tabungan, deposito, kartu kredit, hingga dana tunai properti & kendaraan, semua bisa kamu temukan di satu tempat. Kamu juga bisa cek TuwagaPromo buat dapetin promo & diskon menarik di merchant favoritmu di mall.
Kunjungi Tuwaga sekarang, dan temukan solusi finansial yang bisa bikin hidup (dan parenting) kamu makin tenang!