Mengatur keuangan rumah tangga menurut Islam bukan hanya soal bagaimana cara mengelola pemasukan dan pengeluaran, tapi juga bagaimana mendapatkan keberkahan dalam rezeki. Islam mengajarkan prinsip keseimbangan dalam mengatur keuangan—tidak boros (israf), tidak kikir (bakhil), serta selalu menyisihkan harta untuk zakat dan sedekah.
Dengan menerapkan prinsip syariah, keluarga bisa memiliki keuangan yang lebih stabil dan dijauhkan dari kesulitan finansial. Yuk, simak 12 cara mengatur keuangan rumah tangga menurut Islam agar hidup makin berkah dan sejahtera!🌙
1. Jangan Habiskan Semua Pemasukan, Kelola Cash Flow dengan Bijak
Allah SWT berfirman:
“Dan janganlah kamu menjadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS. Al-Isra: 29)
Agar keuangan keluarga sehat, pastikan pemasukan lebih besar dari pengeluaran. Terapkan prinsip cash flow yang baik dengan cara:
- Catat pemasukan: Gaji, bonus, bisnis, atau sumber penghasilan lain.
- Buat daftar pengeluaran: Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan.
- Sisihkan untuk amal dan investasi: Jangan lupakan zakat, sedekah, serta investasi halal untuk masa depan.
💡 Tips: Gunakan aplikasi keuangan atau spreadsheet untuk memantau pengeluaran dan memastikan cash flow tetap stabil.
Perlu diperhatikan, pengeluaran tidak boleh melebihi dari penghasilan! Berikut adalah contoh laporan arus kas yang bisa dicontoh.
2. Pisahkan Rekening untuk Kebutuhan dan Tabungan
Agar keuangan lebih tertata, pisahkan rekening untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan investasi. Hal ini bisa membantu kamu lebih disiplin dalam menabung dan menghindari penggunaan dana untuk hal-hal yang tidak penting.
- Rekening utama: Untuk kebutuhan sehari-hari.
- Rekening tabungan/investasi: Disimpan untuk keperluan masa depan.
- Rekening zakat dan sedekah: Agar lebih mudah dalam menyalurkan amal.
3. Hindari Utang Konsumtif yang Tidak Perlu
Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang meminjam harta orang lain dengan niat ingin mengembalikannya, Allah akan mengembalikannya. Namun, barang siapa yang meminjam dengan niat tidak ingin mengembalikannya, Allah akan menghancurkannya." (HR. Bukhari)
Utang boleh, tapi hanya untuk kebutuhan mendesak. Hindari utang konsumtif seperti membeli gadget atau barang mewah yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
💡 Tips: Jika harus berutang, pastikan kamu punya perencanaan untuk melunasinya tanpa membebani keuangan keluarga.
4. Sisihkan Pendapatan untuk Zakat dan Sedekah
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka." (QS. At-Taubah: 103)
Dalam Islam, zakat bukan hanya kewajiban, tapi juga cara untuk membersihkan harta. Sisihkan 2,5% dari penghasilan untuk zakat mal jika sudah mencapai nisab, dan biasakan bersedekah untuk menambah keberkahan rezeki.
5. Siapkan Dana Darurat ala Nabi Muhammad SAW
Seperti saat Rasulullah SAW mempersiapkan hijrah ke Madinah, kita juga harus mempersiapkan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti sakit atau kehilangan pekerjaan.
💡 Idealnya:
- Lajang: Simpan minimal 3x pengeluaran bulanan.
- Sudah berkeluarga: Minimal 6x pengeluaran bulanan.
6. Investasi Sesuai Syariah ala Nabi Yusuf AS

Nabi Yusuf AS mengajarkan kita untuk menyimpan hasil panen selama 7 tahun masa subur untuk menghadapi masa paceklik (QS. Yusuf: 47-49). Ini bisa diterapkan dalam investasi halal seperti:
- Emas – Sebagai lindung nilai dari inflasi.
- Properti – Menjadi aset produktif jangka panjang.
- Reksadana Syariah – Investasi sesuai prinsip syariah tanpa unsur riba.
7. Asuransi Syariah sebagai Perlindungan Finansial
Dalam Islam, ada konsep ta’awun (tolong-menolong) yang diterapkan dalam asuransi syariah. Ini adalah solusi perlindungan finansial dari risiko seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pendapatan.
💡 Kenapa Asuransi Syariah?
- Bebas riba
- Menggunakan prinsip gotong royong
- Berbasis akad yang transparan
8. Hindari Gaya Hidup Konsumtif & Pamer Harta
Islam mengajarkan kesederhanaan dan melarang sifat boros dan riya. Jangan membeli sesuatu hanya karena gengsi atau ikut tren.
Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Luqman: 18)
💡 Tips: Bedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta terapkan prinsip belanja secukupnya.
9. Jauhi Riba dalam Bentuk Apapun
Allah SWT melarang keras riba dalam Al-Qur'an:
"Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba." (QS. Al-Baqarah: 275)
Untuk itu, pilihlah produk keuangan yang bebas riba, seperti tabungan syariah, KPR syariah, atau investasi berbasis syariah.
10. Manfaatkan Teknologi untuk Mengelola Keuangan
Gunakan aplikasi keuangan untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran secara otomatis. Banyak bank syariah yang sudah menyediakan fitur pengelolaan keuangan digital yang bisa membantu kamu mengatur keuangan lebih rapi.
11. Jangan Pamer Kekayaan, Fokus pada Keberkahan
Islam melarang umatnya untuk pamer harta karena bisa menimbulkan iri hati dan kesombongan.
💡 Prinsip yang bisa diterapkan:
- Hindari flexing di media sosial.
- Prioritaskan harta untuk kebermanfaatan.
12. Bertawakal & Bersyukur dalam Mengelola Keuangan
Setelah berusaha mengatur keuangan dengan baik, jangan lupa untuk selalu bersyukur dan bertawakal kepada Allah.
"Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya)." (QS. At-Talaq: 3)
Kelola Keuangan Sesuai Syariah, Rezeki Makin Berkah!

Mengatur keuangan rumah tangga menurut Islam bukan sekadar soal perencanaan, tapi juga bagaimana menjaga keberkahan rezeki. Dengan prinsip syariah, keluarga bisa lebih tenang secara finansial dan jauh dari kesulitan.
🔎 Mau lebih banyak insight finansial berbasis syariah? Kunjungi Tuwaga sekarang! Di Tuwaga, kamu bisa menemukan informasi lengkap tentang kartu kredit syariah, tabungan, investasi, dan berbagai produk keuangan halal lainnya!