mas-mas-ino-2
Tunggu kami di 2025 🚀
Tuwaga siap menjadi teman finansialmu!
/
/
/
Kok Bisa PPN Thailand Cuma 7% Padahal Negaranya Mirip Indonesia?🤔

Kok Bisa PPN Thailand Cuma 7% Padahal Negaranya Mirip Indonesia?🤔

Ditulis oleh
 50 views
Terakhir diupdate Fri, 27 Dec 2024
mata uang dan pajak thailand

Guys, udah tau kan tarif PPN bakal naik dari 11% jadi 12% mulai 2025. Yes, pemerintah udah ketok palu, dan kita yang cuma bisa scroll TikTok🤳 sambil ngecek saldo e-wallet rasanya pengen bilang, “serius nih, harus banget sekarang?” Di saat ekonomi masih rempong buat stabil, tarif PPN naik tuh kayak temen yang tiba-tiba ngajak patungan makan fancy pas lagi tanggal tua😂 

Apalagi kalau bandingin sama Thailand yang PPN-nya cuma 7%, kita jadi makin pengen liburan aja sekalian bayar pajak di sana, kan?

Penasaran nggak sih, kenapa kita kayak “naik kelas” di tabel PPN, tapi malah terasa tambah berat? Yuk, baca sampai habis biar kamu tahu apa yang kamu keluhin!😉

💡Key Takeaways:

  1. Pajak Thailand Lebih Ringan: Thailand menetapkan PPN hanya 7%, jauh lebih rendah dibanding Indonesia yang akan naik menjadi 12%. Strategi ini mendorong konsumsi domestik sekaligus menarik investor asing.
  2. Diversifikasi Pendapatan Negara: Thailand tidak hanya bergantung pada pajak konsumsi. Dengan sektor pariwisata, ekspor, dan pajak perusahaan besar, pendapatan negara tetap stabil meski PPN rendah.
  3. Efisiensi Biaya Hidup di Thailand: Meskipun memiliki pajak progresif untuk penghasilan, biaya hidup di kota besar seperti Bangkok masih terjangkau. Mulai dari makanan hingga transportasi, banyak opsi hemat tanpa mengurangi kenyamanan.

PPN Indonesia Paling Tinggi Se-ASEAN

Kalau ngomongin PPN, Indonesia udah kayak student overachiever, tapi bukan dalam hal yang bikin bangga. 

Dengan tarif 11% sekarang (dan bentar lagi 12%), kita udah nangkring di urutan kedua PPN tertinggi se-ASEAN, cuma kalah sama Filipina yang udah duluan di 12%. Tapi tenang, bentar lagi kita setara—bukan karena Filipina turun, tapi karena kita naik😅 

Bandingin deh sama tetangga kita: Vietnam dan Malaysia masih santai di 10%, Singapura elegan di 9%, dan Thailand? Mereka kayak temen chill yang nggak ribet, cuma 7%. Malah Vietnam lagi ngode keras buat nurunin PPN jadi 8%. Jadi, siapa nih yang masih mau bilang “PPN kita nggak tinggi-tinggi amat”? Yakin?

Baca Juga: PPN Indonesia Tertinggi di ASEAN? Bandingkan dengan Tetangga! 

Kok Bisa Pajak Thailand Rendah Padahal Negaranya Berkembang Kayak Indonesia?

Pajak di Thailand emang kedengarannya ribet, tapi ternyata nggak serumit itu, kok. Kalau paham sistemnya, malah bisa lebih gampang dari nyari diskonan pas flash sale. Nih, kita spill apa aja yang kena pajak di sana:

  1. Penghasilan dari Pekerjaan: Gaji, bonus, dan tunjangan kerja kamu otomatis kena pajak. Jadi, makin tinggi gaji, makin tebal potongannya.
  2. Penghasilan Usaha: Punya bisnis atau kerja lepas? Untung yang kamu dapat bakal dihitung juga. Usaha sukses, pajak nyusul.
  3. Penghasilan dari Investasi: Bunga deposito, dividen saham, atau profit dari jual beli aset investasi—semua masuk hitungan pajak.
  4. Penghasilan Sewa Properti: Punya apartemen atau rumah yang disewakan? Cuan dari hasil sewa nggak lepas dari radar pajak juga.
  5. Penghasilan Lain-lain: Royalti lagu hits kamu, dana pensiun, atau penghasilan yang datangnya nggak reguler juga kena pajak.

Nah, kalau kamu tinggal di Thailand lebih dari 180 hari, status kamu jadi residen pajak, yang berarti penghasilan dari luar negeri juga ikut kena pajak. Tapi kalau cuma mampir buat jajan mango sticky rice, ya tenang aja, yang dihitung cuma penghasilan dari dalam Thailand🙌

Bandingin sama Indonesia? Kita masih lebih santai untuk urusan pajak penghasilan dari luar negeri—asal nggak lewat batas tertentu. Tapi tetep aja, kan, ada momennya kita mikir, lah ini buat negara atau buat dompet siapa, sih?😅

Berapa Sih Tarif Pajak Penghasilan di Thailand?

Pajak penghasilan di Thailand itu progresif, artinya semakin besar penghasilan, semakin tinggi tarif pajaknya. Berikut tarif pajak buat yang tinggal lebih dari 180 hari di Thailand:

💰 Penghasilan ฿500.000 per tahun (Satuan dalam Thai Baht)

  • ฿150.000 pertama bebas pajak,
  • ฿150.001 – ฿300.000 kena pajak 5%,
  • ฿200.001 sisanya kena pajak 10%.

Untuk non-residen (kurang dari 180 hari), pajaknya agak beda:

  • Penghasilan kerja: Flat 15%. Nggak pakai drama progresif, tapi tetep berasa kalau gaji mepet.
  • Penghasilan lain: Tarif progresif mulai 5% sampai 35%.

Ada juga potongan pajak yang bisa mengurangi pajak yang harus dibayar, kayak:

  • Kontribusi Jaminan Sosial: Bisa dipotong dari pajak,
  • Dana Pensiun: Kalau ada, kontribusi bisa dipotong juga,
  • Biaya Medis: Termasuk asuransi dan pengobatan bisa dipotong,
  • Donasi untuk Amal: Bisa potong pajak, tapi ada batasan 10% dari penghasilan.

Kalau dibandingin sama Indonesia, yaaa, Thailand ini agak lebih detail dan bikin kepala puyeng dikit, terutama kalau kamu punya penghasilan dari banyak sumber. Tapi at least, mereka punya banyak opsi potongan pajak yang bikin bebannya sedikit lebih enteng.

Kok Bisa Pajak Negaranya Rendah Banget, Cuma 7%?

Sekarang, udah kepo belum kenapa pajak di Thailand bisa cuma 7% aja? Seriusan, kayak promo cashback e-wallet, tarif ini tuh rendah banget dibanding negara berkembang lainnya. Ternyata, ada alasan kenapa mereka bisa seganteng itu soal PPN. Nih, kita bahas satu-satu:

1. Dorong Konsumsi dan Investasi

Pemerintah Thailand paham banget kalau rakyatnya harus happy shopping. Dengan PPN rendah, harga barang dan jasa jadi lebih terjangkau. Hasilnya? Orang-orang makin rajin belanja, ekonomi jadi muter. Smart move, right?

2. Diversifikasi Sumber Pendapatan

Thailand nggak cuma ngandelin pajak konsumsi buat hidupin negara. Mereka punya sektor pariwisata yang bisa ngalahin Indonesia, ekspor yang juara, dan pajak perusahaan besar yang jadi sapi perah utama. Jadi, walaupun PPN-nya santai, pendapatan negara tetap kencang.

3. Daya Saing Global

Tarif pajak rendah bikin Thailand kayak influencer yang lagi naik daun—semua investor asing pengen masuk. Tarif rendah ini jadi magnet buat bisnis global sekaligus support UMKM lokal biar nggak tercekik pajak. Win-win solution, kan?

4. Pajak Penghasilan Progresif

Kalau di PPN mereka santai, di pajak penghasilan beda cerita. Sistemnya progresif, artinya makin tebel penghasilan, makin tebel juga pajaknya. Jadi, meskipun PPN-nya murah, mereka tetep punya cara buat narik pajak yang “adil” dari yang tajir melintir.

5. Pajak Lainnya

Selain PPN, Thailand punya pajak properti, pajak perusahaan, dan pajak ekspor yang gede banget kontribusinya. Ini bikin beban pajak ke konsumen lebih ringan, tapi negara tetep dapet pemasukan stabil. Not bad, huh?

Bandingin sama Indonesia? Kita mungkin belum bisa se-fleksibel ini. PPN tinggi, terus sektor pendukung kayak pariwisata belum sekuat mereka. Jadi, wajar kalau Thailand keliatan lebih chill soal tarif pajak konsumsi. Bukan kita yang malas, tapi emang beda strategi, guys! 😅

Estimasi Budget Kalau Kamu Minat Tinggal di Thailand

Kalau kamu lagi mikir, “Tinggal di Thailand asik nggak ya?” jawabannya: tergantung jalur yang kamu pilih!

Thailand, dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara, emang sering jadi incaran, baik buat kerja, outsourcing, atau sekadar cari hidup lebih santai tapi tetap gaul. Yuk, kita breakdown kira-kira budget yang kamu butuhin kalau mau hijrah ke Negeri Gajah Putih. 🐘

Gaji Rata-rata di Thailand

Gaji di Thailand itu lumayan loh, rata-rata 97.300 THB per bulan alias Rp42,5 juta-an. Wah, bukan angka main-main, kan? Ini yang bikin Thailand jadi opsi favorit buat perusahaan yang pengen irit biaya tenaga kerja tapi tetep dapet kualitas kerja prima. Tapi, gaji gede nggak ada artinya kalau biaya hidupnya bikin kantong jebol. Jadi, mari kita hitung biayanya.

Biaya Hidup di Kota Besar Thailand (Per Bulan)

  1. Makanan & Minuman: Makan enak nggak perlu mahal, apalagi di Thailand. Kalau kamu fans berat street food, cukup 5.000-10.000 Baht (Rp2,1 juta – Rp4,3 juta) buat makan kenyang sebulan. Tapi kalau kamu fancy banget, ya siap-siap bayar lebih.
  2. Transportasi: Mau naik BTS (Bangkok Mass Transit System), bus, atau motor sewa? Biayanya mulai dari 1.000-3.000 Baht (Rp432 ribu – Rp1,2 juta). Hemat dan efisien banget.
  3. Sewa Apartemen atau Rumah: Nah, ini tergantung gaya kamu. Sewa di pusat kota bisa bikin dompet goyah, tapi ada juga yang budget-friendly. Rentang harga:
  • 10.000 Baht (Rp4,3 juta): Udah dapet apartemen single yang nyaman banget.
  • 60.000 Baht (Rp25,9 juta): Buat yang pengen tinggal di luxury condo ala Crazy Rich Asians.
  1. Tagihan Rumah Tangga: Listrik, air, internet, dan kebutuhan lainnya: sekitar 2.000-5.000 Baht (Rp865 ribu – Rp2,1 juta). Kalau kamu rajin matiin AC, tagihannya bisa makin irit.

Total Budget Per Bulan

Hemat ala Mahasiswa: Mulai dari 22.000 Baht (Rp9,5 juta).

Hedon ala Sultan: Sampai 80.000 Baht (Rp34,5 juta).

Pajak Thailand dan Pelajaran untuk Dompet Kita

menghabiskan uang dengan bijak

Thailand membuktikan bahwa pajak rendah bukan berarti pendapatan negara minim. Diversifikasi sektor pendapatan dan efisiensi biaya hidup menciptakan ekosistem ekonomi yang stabil. Sementara itu, Indonesia dapat belajar dari strategi ini untuk menjaga keseimbangan antara tarif pajak dan daya beli masyarakat.

Penasaran cara kelola keuangan dengan baik di tengah perubahan tarif pajak? Yuk, eksplor lebih lanjut di Tuwaga dan jadi ahli keuanganmu sendiri!

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Tuwaga siap menemani perjalanan finansialmu!​
🚀 Coming Soon 2025
Langganan newsletter sekarang, dapat 

500 ribu✨ buat pemenang!*

*Syarat dan ketentuan berlaku

Bersama tuwaga semua bisa
Bersama tuwaga semua bisa - mobile
Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?