Dalam dunia pasar modal, ada salah satu cara yang sering digunakan oleh perusahaan untuk listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa melalui proses Initial Public Offering (IPO). Cara tersebut umum dan legal digunakan yang sering dikenal sebagai backdoor listing.
Aksi korporasi backdoor listing ini seringkali menimbulkan euforia sesaat, tapi juga bisa berujung kekecewaan bagi investor yang tak memahami risikonya.
Lantas, apa itu backdoor listing? Apakah ini peluang cuan yang bisa dimanfaatkan oleh investor atau justru jebakan?
💡 Jadi Poinnya…
- Jangan cuma lihat harga naik, lihat juga fundamentalnya: Kalau perubahan bisnisnya nggak jelas, bisa-bisa kamu beli di harga pucuk. Rugi deh…
- Riset siapa pengendalinya, dan apa rencana mereka ke depan: Kalau yang ambil alih perusahaan bonafide dengan rencana bisnis jelas, peluang lebih tinggi buat sukses.
- Punya strategi keluar masuk (trading plan) itu wajib! Backdoor listing bisa bikin cuan instan, tapi juga rawan koreksi. Jadi penting banget punya strategi yang matang dan disiplin.
Apa Itu Backdoor Listing?
Backdoor listing adalah proses ketika sebuah perusahaan tertutup (private) masuk ke bursa saham dengan mengakuisisi perusahaan publik yang sudah terdaftar di BEI, biasanya perusahaan yang tidak aktif atau nyaris tidak beroperasi.
Dengan kata lain, perusahaan tertutup tidak perlu menjalani proses panjang dan kompleks seperti IPO, melainkan langsung mengambil alih perusahaan terbuka sebagai pintu masuk ke bursa.
Ini merupakan salah satu aksi korporasi yang kerap dilakukan oleh beberapa perusahaan besar kepada emiten kecil. Sehingga, saham emiten kecil (yang sudah IPO) tersebut sering mengalami lonjakan harga karena spekulasi para investor terhadap potensi bisnis perusahaan yang akan masuk.
Bayangkan perusahaan A (private company) ingin masuk bursa. Daripada melalui IPO, mereka mengakuisisi perusahaan B yang sudah listing tapi tidak aktif. Setelah akuisisi, nama dan bisnis perusahaan B diubah menjadi milik perusahaan A. Jadilah perusahaan A “go public” tanpa IPO.
Keuntungan Saham Backdoor Listing
1. Harga saham bisa melonjak dalam waktu singkat
Ketika kabar akuisisi atau perubahan pengendali mayoritas saham perusahaan muncul, saham yang sebelumnya cenderung turun dan sepi dari transaksi bisa tiba-tiba diburu investor. Biasanya perusahaan lama yang sebelum diakuisisi sudah mengalami tren penurunan sehingga momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan cuan jangka pendek.
2. Transformasi industri dan arah bisnis menaikkan valuasi
Perusahaan kecil yang diakuisisi lewat backdoor listing sering beralih ke industri yang lebih prospektif. Ini terjadi karena bisnis lama dinilai kurang menjanjikan, sehingga pengendali baru mengubah fokus usaha untuk meningkatkan potensi pertumbuhan dan valuasi saham.
3. Masuknya investor besar dapat memberi kepercayaan
Kehadiran pemilik baru dengan rekam jejak kuat sering memicu optimisme pasar, terutama jika berasal dari grup konglomerat ternama. Investor menilai akan ada suntikan modal, ekspansi bisnis, dan prospek pertumbuhan yang jauh lebih besar.
Risiko Saham Backdoor Listing
1. Kenaikan harga bisa sementara
Setelah kondisi awal harga saham melejit karena aksi korporasi backdoor listing sering kali harga saham turun kembali jika tidak didukung oleh perubahan fundamental yang nyata. Investor yang masuk terlalu lambat bisa mengalami kerugian karena harga kembali ke harga lebih rendah sebelumnya.
2. Risiko dilusi besar
Tidak sedikit emiten hasil backdoor listing yang langsung menerbitkan saham baru lewat rights issue dalam jumlah besar. Jika investor lama tidak ikut serta dalam right issue maka jumlah kepemilikan saham bisa terdilusi besar sehingga potensi keuntungan jangka panjang ikut menurun.
3. Gorengan saham
Saham backdoor listing rentan menjadi target untuk digoreng karena umumnya berasal dari emiten kecil yang tidak likuid. Kenaikan harga yang tidak ditopang oleh fundamental membuat saham jenis ini sangat rawan koreksi tajam dalam waktu singkat.
Apalagi jika saham tersebut mencatatkan Auto Reject Atas (ARA) secara beruntun, maka besar kemungkinan akan masuk papan Full Call Auction.
Baca Juga: 5 Fakta Anak Haji Isam, Borong Saham KFC Jagonya Ayam
Contoh Aksi Korporasi Backdoor Listing di Indonesia
Berikut beberapa contoh perusahaan yang pernah melakukan backdoor listing di pasar modal Indonesia:
1. PT. Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI)
PT Multi Artha Pratama merupakan anak usaha dari konglomerasi properti Agung Sedayu Group, yang mengumumkan aksi korporasi besar dengan mengakuisisi 328 juta saham atau sekitar 80% kepemilikan PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) menjelang akhir tahun 2021.
Akuisisi ini dilakukan dari tangan para pendiri PANI, menjadikan Multi Artha sebagai pemegang saham pengendali baru. Meski PANI sebelumnya bergerak di bidang manufaktur kaleng kemasan, langkah ini bukan hanya soal investasi biasa melainkan strategi masuk ke lantai bursa tanpa melalui proses IPO yang panjang dan kompleks.
Langkah ini mencerminkan skema backdoor listing, di mana perusahaan private PT Multi Artha Pratama mengambil alih emiten publik PANI untuk masuk ke bursa tanpa melalui proses IPO. Setelah akuisisi, biasanya terjadi perubahan besar dalam struktur perusahaan, mulai dari jajaran direksi, lini bisnis, hingga nama perusahaan.
Strategi ini memungkinkan Agung Sedayu membawa bisnis propertinya masuk ke pasar modal secara cepat dan efisien. Setelah akuisisi, investor berspekulasi bahwa PANI akan bertransformasi menjadi emiten properti, sejalan dengan latar belakang bisnis Agung Sedayu. Akibatnya, harga saham PANI meroket tajam dari dibawah harga 100 hingga sekarang 11.000 per lembar.
2. Green Power Group Tbk (LABA)
Aksi korporasi yang dilakukan oleh PT Green Power Energy Tbk dahulu nama perusahaannya adalah PT Ladangbaja Murni Tbk. Pada Juni 2024, perusahaan ini resmi diambil alih oleh dua entitas baru, yaitu PT Nev Stored Energy dan PT Longpin Investasi Indonesia, yang membeli 72% saham LABA senilai Rp29 miliar.
Aksi backdoor listing ini sekaligus menandai pergeseran kendali perusahaan ke tangan pemegang saham baru dan dari sinilah transformasi perusahaan dimulai dengan mengubah arah usaha dari industri baja menjadi energi baru dan terbarukan (EBT).
Dalam waktu singkat setelah akuisisi, LABA mendapatkan kontrak senilai Rp139 miliar dari PT Gotion Materials Indonesia untuk produksi baterai motor listrik. Langkah awal yang menegaskan keseriusan mereka di sektor energi hijau.
Tidak hanya berhenti di sektor baterai, LABA juga mulai menjajaki peluang di bidang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Salah satu gebrakan terbarunya adalah penandatanganan perjanjian awal dengan mitra lokal di Timor Leste untuk memproduksi panel surya.
Dalam 3 bulan terakhir harga saham LABA lonjak naik tinggi hingga 219%. Walaupun sebelum-sebelumnya sempat naik turun juga. Perhatikan aksi korporasi dari perusahaan backdoor listing dan sesuaikan dengan prospek jangka panjang.
3. PT Plastic Packaging Indonesia Tbk (PACK)
PT Plastic Packaging Indonesia Tbk (PACK) merupakan perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai produsen kemasan plastik ini diambil alih oleh taipan asal Tiongkok, Deng Weiming, melalui entitas lokalnya, PT Eco Energi Perkasa.
Akuisisi ini mencakup hampir 49% saham perusahaan, menjadikan Deng sebagai pemegang kendali baru. Tak lama setelah akuisisi, pengendali baru mengumumkan rencana rights issue tahap I hingga 100 miliar saham. Dana yang dikumpulkan rencananya akan digunakan untuk mempercepat peralihan bisnis PACK ke sektor pertambangan nikel.
Jika sebelumnya PACK hanya menghasilkan pendapatan tahunan sekitar Rp50 miliar dari bisnis kemasan, ke depan perusahaan menargetkan lonjakan omset menjadi Rp5,3 triliun dengan masuknya lini pertambangan nikel.
Jika tertarik memilih saham karena memiliki potensi kenaikan dari hasil aksi korporasi seperti backdoor listing kunci utamanya adalah riset prospek setelah akuisisi, merencanakan trading plan, dan disiplin dalam berinvestasi saham karena bisa memiliki potensi loss yang besar juga.
Peluang atau Perangkap?
Kalau kamu tahu caranya, saham backdoor listing bisa jadi peluang emas buat dapetin cuan besar dalam waktu cepat. Tapi ingat, euforianya kadang cuma sesaat. Jadi, penting banget buat kamu paham struktur perusahaannya, riset siapa pemilik barunya, dan pelajari prospek bisnis ke depannya.
Cari tahu lebih dalam soal produk keuangan dan insight investasi lainnya di Tuwaga! Tuwaga bukan cuma tempat buat bandingin dan apply produk keuangan kayak kartu kredit, KTA, deposito, dan dana tunai — tapi juga sumber artikel finansial yang dikemas fun, ringan, dan pastinya relatable. Yuk, mulai langkah finansialmu sekarang bareng Tuwaga!