Di era serba digital seperti sekarang, beli token listrik tuh gampang banget. Nggak perlu antre di loket PLN kayak dulu, cukup buka e-commerce, mobile banking, atau mampir ke minimarket, dan dalam hitungan menit listrik kamu udah aman lagi!
Tapi, masih banyak yang penasaran “Sebenarnya, token listrik 200 ribu itu dapat berapa kWh, sih?”
Pertanyaan ini wajar banget, apalagi buat kamu yang lagi rajin mengatur pengeluaran bulanan biar lebih hemat. Soalnya, jumlah kWh dari token Rp200.000 itu nggak sama untuk semua orang. Bisa beda tergantung dari daya listrik rumah, tarif PLN terbaru, dan bahkan biaya pajak atau admin saat beli token.
Nah, di artikel ini kita bakal bahas cara menghitungnya, perkiraan kWh untuk tiap golongan daya, dan pastinya tips biar token kamu lebih awet! Yuk, simak bareng Tuwaga!
💡 Jadi, Poinnya…
- Token Rp200.000 menghasilkan sekitar 117–470 kWh, tergantung daya dan status subsidi listrik kamu.
- Golongan 450 VA dan 900 VA subsidi paling hemat, karena tarif listriknya jauh lebih murah.
- Rumus perhitungan sederhana bisa bantu kamu cek sendiri, berapa kWh yang didapat dari setiap pembelian token.
Apa Itu Token Listrik?
Token listrik adalah sistem prabayar yang digunakan PLN untuk menggantikan sistem pascabayar. Kamu membeli sejumlah nominal (misalnya Rp20.000, Rp100.000, atau Rp200.000), lalu akan mendapatkan kode 20 digit untuk dimasukkan ke meteran listrik.
Kode ini akan dikonversi menjadi kWh (kilowatt hour), yaitu satuan energi listrik yang bisa kamu gunakan di rumah.
Semakin besar nominal token yang kamu beli, semakin banyak kWh yang kamu dapat, tapi tetap tergantung dari tarif per kWh untuk golongan listrik kamu.
Faktor yang Mempengaruhi Jumlah kWh Token Listrik
Sebelum kita hitung, kamu perlu tahu dulu faktor-faktor yang menentukan berapa kWh yang kamu dapat dari token Rp200.000:
- Golongan daya listrik
Setiap golongan daya (450 VA, 900 VA, 1300 VA, 2200 VA, dst.) memiliki tarif yang berbeda. - Status subsidi
Golongan 450 VA dan sebagian 900 VA masih mendapatkan subsidi dari pemerintah, jadi tarifnya lebih murah. - Biaya tambahan PLN
Ada juga potongan seperti PPJ (Pajak Penerangan Jalan) dan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) yang sedikit mengurangi nilai token.
Simulasi Perhitungan Token Rp200.000 Berdasarkan Daya Listrik
Berikut simulasi kisaran kWh yang kamu dapat dari token Rp200.000 berdasarkan tarif PLN 2025:
| Daya Listrik (VA) | Golongan Tarif | Tarif per kWh (Rp) | Perkiraan kWh Diterima |
|---|---|---|---|
| 450 VA (subsidi) | R1-450 VA | Rp415 | ± 470 kWh |
| 900 VA (subsidi) | R1-900 VA subsidi | Rp605 | ± 320 kWh |
| 900 VA (non-subsidi | R1M-900 VA | Rp1.352 | ± 145 kWh |
| 1300 VA | R1-1300 VA | Rp1.444,70 | ± 138 kWh |
| 2200 VA | R1-2200 VA | Rp1.444,70 | ± 138 kWh |
| 3500 VA ke atas | R2 atau R3 | Rp1.699,53 | ± 117 kWh |
Catatan: Angka di atas adalah perkiraan, belum termasuk potongan PPJ (2–10%) dan biaya admin jika kamu beli lewat marketplace atau bank.
Tips Supaya Token Listrik Lebih Awet
Token listrik cepat habis bukan cuma karena tarif, tapi juga karena kebiasaan penggunaan listrik di rumah. Berikut beberapa tips supaya token kamu lebih tahan lama:
1. Matikan Alat Elektronik Saat Tidak Digunakan
Kebiasaan sederhana ini bisa menghemat banyak listrik, terutama untuk alat berdaya besar seperti AC, TV, atau dispenser.
2. Gunakan Lampu LED
Lampu LED bisa menghemat hingga 80% energi dibanding lampu pijar biasa.
3. Pilih Alat Elektronik Hemat Energi
Periksa label efisiensi energi (bintang 4–5) saat membeli alat rumah tangga baru.
4. Cek Pemakaian Rutin di Meteran
Kamu bisa memantau sisa kWh dan rata-rata pemakaian harian langsung di layar meteran prabayar.
Perbedaan Token Rp200.000 di Daya 900 VA dan 1300 VA
Banyak orang kaget saat tahu token Rp200.000 di rumah 900 VA non-subsidi ternyata lebih sedikit kWh-nya dibanding 450 VA bersubsidi. Itu karena tarif 900 VA non-subsidi hampir tiga kali lipat lebih mahal dibanding 450 VA subsidi.
| Daya | Token Rp200.000 Dapat kWh | Keterangan |
|---|---|---|
| 900 VA subsidi | ± 320 kWh | Tarif lebih rendah karena disubsidi pemerintah |
| 900 VA non-subsidi | ± 145 kWh | Tarif normal tanpa subsidi |
| 1300 VA | ± 138 kWh | Tarif sama dengan 2200 VA |
Jadi, jangan heran kalau tetangga dengan daya berbeda dapat jumlah kWh yang jauh berbeda, padahal nominal tokennya sama.
Atur Keuanganmu Seefisien Listrik Rumahmu
Hemat energi itu penting, tapi mengelola keuangan juga nggak kalah penting. Selain mengontrol penggunaan listrik, kamu juga bisa memaksimalkan keuanganmu lewat produk finansial yang tepat.
Kunjungi Tuwaga buat bandingin dan apply KTA, deposito, hingga kartu kredit terbaik yang sesuai kebutuhan kamu, biar hidup makin efisien dan cerdas, nggak cuma soal listrik tapi juga keuangan!














































