Apa itu obligasi? Kalau kamu masih asing dengan istilah ini, tenang aja—kamu nggak sendirian! Obligasi adalah salah satu instrumen investasi yang bisa jadi pilihan buat anak muda yang pengen mulai berinvestasi dengan lebih aman dan terukur
Kalau saham bikin kamu punya kepemilikan di sebuah perusahaan, obligasi justru lebih mirip seperti “pinjaman” yang kamu berikan ke perusahaan atau pemerintah. Nah, sebagai gantinya, mereka bakal kasih bunga secara berkala sampai jatuh tempo. Jadi, selain bisa jadi cara investasi yang stabil, obligasi juga cocok buat kamu yang pengen cuan dengan risiko lebih minim dibanding saham.
Tapi, tentu aja ada perbedaan penting antara saham dan obligasi yang perlu kamu tahu sebelum memilih instrumen investasi yang paling pas buat kamu. Yuk, kita bahas lebih lanjut biar makin paham dan nggak salah langkah!
Key Takeaways
- Apa Itu Obligasi: Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan perusahaan atau instansi sebagai jaminan untuk membayar kembali nilai pokok investasi dan kupon kepada pemegang obligasi. Sederhananya, kamu memberikan utang kepada perusahaan dan dibayar kembali lengkap dengan keuntungannya.✨
- Apa Itu Saham: Pengertian saham adalah dokumen kepemilikan perusahaan yang bisa diperjualbelikan. Selain dapat keuntungan dalam bentuk dividen, kamu memiliki bukti resmi kepemilikan perusahaan. Menarik, kan?
- Pahami perbedaan saham dan obligasi sebagai bentuk instrumen investasi biar kamu nggak keliru memilih produk investasi dan berakhir untung bukan buntung.
Apa Itu Obligasi? Yuk, Kenalan Sama Instrumen Investasi Ini!
Obligasi itu apa, sih? Nah, bayangin aja kamu jadi “bank” buat perusahaan atau pemerintah.
Secara sederhana, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat. Jadi, kalau kamu beli obligasi, artinya kamu nge-loanin uang ke pihak penerbit dan bakal dapat bunga (kupon) sebagai imbal hasilnya
Jadi, pas kamu beli obligasi, itu artinya kamu lagi kasih pinjaman ke penerbit obligasi. Sebagai gantinya, mereka bakal kasih pengembalian modal plus bunga (kupon) sesuai kesepakatan. Enaknya lagi, kupon ini bisa cair tiap bulan, per periode tertentu, atau langsung di akhir jatuh tempo. Bisa banget jadi sumber passive income buat kamu!
Kenapa Wajib Coba Obligasi?
Investasi obligasi tuh cocok banget buat kamu yang pengen dapet keuntungan lebih stabil dibanding saham, tapi tetap lebih cuan daripada deposito. Plus, ada obligasi pemerintah kayak ORI atau Sukuk Ritel yang dijamin negara, jadi risiko gagal bayar super minim!
Buat kamu yang baru mulai belajar investasi, obligasi bisa jadi pilihan cerdas karena:
✅ Keuntungan tetap dari kupon yang cair sesuai jadwal,
✅ Modal awal terjangkau (beberapa bisa mulai dari Rp1 juta aja!),
✅ Risiko lebih rendah dibanding saham karena ada jaminan pengembalian nilai pokok,
✅ Bantu negara & perusahaan berkembang dengan dana yang kamu investasikan.
Apa Saja Contoh Obligasi?
Selain tahu apa itu obligasi, kamu juga perlu kenalan dengan beberapa jenisnya biar bisa pilih yang paling sesuai dengan kebutuhan finansialmu. Yuk, cek daftarnya!
1. Obligasi Pemerintah
Ini dia the safest bet! Obligasi ini diterbitkan langsung oleh pemerintah, jadi dijamin aman dan hampir nggak mungkin gagal bayar. Contohnya:
✅ Surat Utang Negara (SUN) – Investasi buat bantu pendanaan negara.
✅ Obligasi Ritel Indonesia (ORI) – Serupa dengan SUN, tapi bisa dibeli dengan nominal kecil, cocok buat pemula!
✅ Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) – Versi syariah dari obligasi pemerintah, bebas riba!
2. Obligasi Korporasi
Diterbitkan oleh perusahaan, baik swasta, BUMN, maupun BUMD. Imbal hasilnya bisa lebih tinggi dari obligasi pemerintah, tapi risikonya juga lebih besar.
3. Sukuk Korporasi
Mirip obligasi korporasi, tapi berlandaskan prinsip syariah sesuai aturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13. Jadi, buat kamu yang cari investasi halal, ini bisa jadi opsi!
4. Obligasi Rekap (OR)
Diterbitkan khusus oleh pemerintah untuk mendukung program rekapitalisasi perbankan.
Baca juga: Obligasi Pemerintah: Pajak, Keuntungan, dan Cara Hitungnya
Ini Beda Obligasi dengan Saham!
Obligasi dan saham sama-sama instrumen investasi, tapi beda banget dari segi kepemilikan, keuntungan, dan risikonya. Yuk, kita bahas!
1. Saham = Pemilik, Obligasi = Kreditur
Punya saham berarti kamu pemilik perusahaan (meskipun kecil), bisa ikut RUPS, dan dapat dividen. Kalau obligasi? Kamu hanya jadi kreditur, alias meminjamkan uang ke penerbit obligasi dan mendapat bunga kupon sebagai imbal hasilnya.
2. Ada Batas Waktu atau Nggak?
Obligasi punya jatuh tempo—kalau sudah lunas, selesai. Saham? Bebas! Selama belum dijual, kamu tetap punya kepemilikan di perusahaan.
3. Cuan: Kupon vs. Capital Gain
Obligasi kasih keuntungan tetap dari bunga kupon. Sementara saham bisa bikin cuan dari dividen & capital gain (kalau harga saham naik pas dijual). Tapi hati-hati, saham juga bisa bikin rugi kalau harga turun!
4. Risiko: Mana yang Lebih Berisiko?
Saham lebih fluktuatif, bisa naik tinggi atau turun drastis. Obligasi lebih stabil, tapi tetap ada risiko gagal bayar dari penerbitnya.
5. Pajak Investasi: Udah Terpotong Otomatis!
Dividen saham kena pajak, tapi langsung dipotong. Obligasi? Pajaknya sudah dihitung dalam biaya perusahaan, jadi lebih “terasa ringan”.
Siap Mulai Investasi Obligasi?
Gimana, makin paham kan apa itu obligasi dan kenapa ini bisa jadi pilihan investasi yang pas buat anak muda? Kalau kamu pengen punya investasi yang aman, menguntungkan, dan bisa jadi passive income jangka panjang, obligasi adalah jawabannya!
Yuk, belajar lebih dalam soal obligasi dan investasi lainnya di Tuwaga—platform edukasi keuangan yang bikin kamu makin melek finansial!