Pernah dengar istilah “make money while you sleep”? Yap, ini bukan mimpi. Kamu bisa banget punya penghasilan yang tetap mengalir walaupun nggak kerja terus-menerus. Itulah yang disebut passive income.
Intinya, kamu punya aset yang menghasilkan passive income alias uang secara berkala tanpa perlu kamu pantau tiap jam. Cocok banget buat yang pengin financial freedom lebih cepat!
Nah, daripada uangmu cuma ngendap di tabungan dan kena inflasi, mending alokasikan ke aset-aset yang bisa kasih penghasilan pasif. Yuk, kita bahas beberapa jenis aset yang layak kamu pertimbangkan!
1. Properti untuk Disewakan
Punya rumah kosong, apartemen, atau ruko? Jangan dibiarkan nganggur! Aset properti bisa disewakan dan menghasilkan pendapatan rutin tiap bulan. Misalnya, kamu sewa rumah di pinggiran kota seharga Rp3 juta per bulan, dalam setahun kamu udah dapat Rp36 juta. Angka ini belum termasuk potensi naiknya harga properti, lho!
Bahkan, sekarang kamu bisa ikut investasi properti patungan lewat platform digital. Jadi, meskipun modalmu nggak besar, kamu tetap bisa punya porsi kepemilikan dan dapat bagian hasil sewa atau penjualan.
2. Reksa Dana dan Obligasi
Kalau kamu lebih suka yang minim repot dan nggak mau ribet ngurusin fisik aset, reksa dana dan obligasi bisa jadi pilihan. Di sini, kamu cukup setor dana, dan manajer investasi yang akan kelola. Kamu bisa pilih jenis reksa dana pendapatan tetap atau obligasi pemerintah yang memberikan return tahunan yang stabil.
Beberapa produk bahkan memberikan dividen atau kupon tiap bulan atau kuartal, jadi cocok banget buat kamu yang pengin passive income rutin dan risikonya relatif rendah.
3. Saham Dividen
Berinvestasi saham nggak melulu soal jual beli harian yang bikin deg-degan. Kamu juga bisa pilih saham-saham perusahaan yang rutin bagi dividen. Biasanya, perusahaan-perusahaan besar yang sudah stabil membagikan dividen setahun sekali atau dua kali.
Bayangin kamu punya saham senilai Rp100 juta di perusahaan yang kasih dividen 5% per tahun. Itu berarti kamu bisa dapat Rp5 juta per tahun tanpa jual sahamnya! Uang itu bisa kamu pakai, atau diinvestasikan lagi biar makin cuan.
4. Bisnis Waralaba (Franchise)
Mau punya bisnis tapi nggak mulai dari nol? Franchise bisa jadi solusi. Kamu tinggal beli lisensi dan ikuti sistem yang sudah terbukti jalan. Banyak brand minuman, makanan, hingga laundry yang menawarkan skema kerja sama dan kamu tinggal kelola timnya.
Beberapa franchise bahkan bisa kamu kelola semi-otomatis. Jadi, selama kamu punya sistem pengawasan yang baik, bisnis tetap jalan walau kamu nggak selalu hadir.
5. Peer-to-Peer Lending
Lewat platform P2P lending, kamu bisa jadi ‘pemberi pinjaman’ ke UMKM dan dapetin imbal hasil berupa bunga. Tingkat keuntungannya bisa lebih tinggi dari deposito, bahkan mencapai 10-15% per tahun.
Tapi hati-hati ya, karena ini termasuk high risk. Pilih platform yang terdaftar OJK dan pastikan kamu paham skema risikonya. Diversifikasi ke banyak peminjam juga penting biar aman.
6. Aset Digital
Punya keahlian desain, nulis, bikin e-book, musik, atau foto keren? Kamu bisa jual di marketplace digital seperti Shutterstock, Amazon Kindle, atau Gumroad. Sekali kamu upload, produkmu bisa dibeli berkali-kali, bahkan saat kamu lagi tidur siang.
Strategi ini cocok buat kamu yang kreatif dan pengin bangun passive income stream dari passion kamu. Awalnya memang butuh effort, tapi begitu jalan, hasilnya bisa luar biasa.
7. Deposito dan Tabungan Berjangka
Kalau kamu orangnya konservatif dan pengin yang paling aman, deposito atau tabungan berjangka bisa jadi pilihan. Meski return-nya nggak besar, tapi tetap termasuk passive income karena kamu akan dapat bunga rutin.
Kelebihannya, produk ini dijamin LPS dan mudah diakses lewat perbankan. Tapi pastikan kamu bandingkan bunga antar bank supaya dapat yang paling optimal.
Tips Pilih Aset yang Tepat untuk Passive Income
Biar asetmu nggak cuma diam doang tapi beneran ngasih cuan, yuk simak beberapa tips milih aset yang tepat:
Kenali Profil Risikomu
Apakah kamu tipe investor konservatif, moderat, atau agresif? Kalau kamu nggak nyaman dengan fluktuasi, aset seperti deposito dan reksadana pendapatan tetap bisa jadi pilihan.
Tapi kalau kamu suka tantangan dan udah siap dengan risiko tinggi, saham atau P2P lending bisa kasih return yang lebih tinggi.
Sesuaikan dengan Modal
Nggak semua aset butuh modal besar. Misalnya, saham bisa dibeli mulai dari puluhan ribu rupiah. Sedangkan franchise mungkin butuh puluhan juta. Pahami dulu kemampuan keuanganmu, baru tentukan aset mana yang masuk akal buat kamu mulai.
Perhatikan Waktu dan Keterlibatan
Mau bener-bener pasif atau kamu masih mau sedikit terlibat? Misalnya, properti sewa kadang perlu kamu awasi, sementara saham dividen atau reksadana hampir 100% pasif. Pilih aset yang sesuai gaya hidup dan waktu yang kamu punya.
Diversifikasi itu Kunci
Jangan taruh semua telur di satu keranjang. Gabungkan beberapa aset supaya penghasilan pasifmu lebih stabil dan risiko terdistribusi. Misalnya, gabungin saham dividen, properti, dan konten digital.
Wujudkan Tujuan Finansial Lewat Aset yang Bekerja untuk Kamu
Mulai dari sekarang, yuk alihkan mindset bukan cuma kerja untuk uang, tapi gimana caranya uang bisa kerja buat kamu. Dengan membangun portofolio aset yang tepat, kamu bisa punya passive income yang terus mengalir. Entah buat nambah penghasilan, nabung beli rumah, atau persiapan pensiun, semuanya jadi lebih mungkin diwujudkan.
Intinya, passive income nggak harus selalu gede, yang penting konsisten dan bertumbuh. Bahkan dengan modal kecil, kamu udah bisa mulai lewat reksa dana, deposito, atau produk digital. Semakin dini kamu mulai, makin cepat kamu bisa nikmati hasilnya.
Kalau kamu masih bingung mau mulai dari mana, jangan khawatir. Tuwaga punya berbagai solusi keuangan mulai dari tabungan, deposito, KTA, dana tunai kendaraan, sampai investasi yang bisa kamu sesuaikan dengan kebutuhan.
Yuk, mulai bangun asetmu sekarang dan biarkan uangmu yang kerja buat kamu!
