/
/
/
Cara Menghitung Margin Keuntungan yang Benar, Lengkap dengan Contoh Berbagai Usaha

Cara Menghitung Margin Keuntungan yang Benar, Lengkap dengan Contoh Berbagai Usaha

 9 views
Ditulis oleh
cara menghitung margin keuntungan tuwaga

Daftar isi

Saat menjalankan usaha atau menilai kinerja bisnis, satu istilah yang paling sering muncul adalah margin keuntungan. Angka ini sering dijadikan tolok ukur apakah sebuah usaha benar-benar menghasilkan untung atau hanya terlihat ramai secara kas. Sayangnya, masih banyak orang yang mencampuradukkan margin keuntungan dengan laba nominal, padahal keduanya berbeda.

Memahami cara menghitung margin keuntungan sangat penting, baik untuk pemilik usaha kecil, freelancer, hingga karyawan yang ingin memahami laporan keuangan perusahaan. Dengan margin, kamu bisa melihat seberapa efisien sebuah bisnis menghasilkan keuntungan dari setiap penjualan.

💡 Jadi, Poinnya…

  1. Margin ≠ Laba Nominal: Laba itu angka rupiah, margin itu persentase. Margin bikin kamu bisa bandingin usaha secara adil, meski skalanya beda.
  2. Setiap Usaha Punya Karakter Margin Berbeda: Kuliner, jasa, retail, sampai dropship, semua punya pola margin sendiri. Nggak bisa disamaratakan.
  3. Margin Adalah Kompas Bisnis: Dengan margin, kamu tahu apakah harga sudah pas, biaya terlalu besar, atau bisnis masih layak dikembangkan.

Apa Itu Margin Keuntungan

Margin keuntungan adalah persentase keuntungan yang diperoleh dari total pendapatan atau penjualan. Margin menunjukkan seberapa besar bagian dari penjualan yang benar-benar menjadi keuntungan setelah dikurangi biaya tertentu.

Berbeda dengan laba yang ditampilkan dalam angka rupiah, margin ditampilkan dalam bentuk persentase. Inilah yang membuat margin lebih relevan untuk membandingkan kinerja usaha, meskipun skala bisnisnya berbeda.

Contohnya, dua usaha sama-sama untung satu juta rupiah. Namun, jika yang satu menghasilkan dari penjualan sepuluh juta dan yang lain dari penjualan dua juta, maka margin keuntungannya jelas berbeda.

Kenapa Margin Keuntungan Penting

Margin keuntungan membantu kamu memahami kesehatan usaha secara objektif. Usaha dengan omzet besar belum tentu sehat jika marginnya kecil. Sebaliknya, usaha kecil bisa sangat menguntungkan jika marginnya tinggi dan konsisten.

Margin juga sering digunakan oleh investor, mitra bisnis, dan lembaga keuangan untuk menilai kelayakan usaha. Angka ini menunjukkan seberapa efisien pengelolaan biaya dan harga jual.

Dengan margin, kamu bisa menilai apakah harga jual sudah sebanding dengan biaya yang dikeluarkan atau justru terlalu tipis.

Jenis Margin Keuntungan yang Perlu Diketahui

Dalam praktiknya, margin keuntungan tidak hanya satu jenis saja. Ada beberapa margin yang umum digunakan, tergantung pada biaya apa saja yang diperhitungkan.

  1. Margin laba kotor menghitung keuntungan setelah dikurangi biaya produksi atau harga pokok penjualan. Margin ini sering digunakan untuk melihat efisiensi produksi atau pengadaan barang.
  2. Margin laba operasional menghitung keuntungan setelah dikurangi biaya operasional seperti sewa, gaji, dan listrik.
  3. Margin laba bersih menghitung keuntungan akhir setelah semua biaya, termasuk pajak dan beban lain, dikurangkan dari pendapatan.

Rumus Margin dan Cara Menghitungnya

Margin keuntungan bisa dihitung dengan beberapa cara, tergantung dari jenis margin yang ingin kamu lihat. Dalam praktik usaha, ada tiga jenis margin yang paling sering digunakan, yaitu margin operasional, margin laba bersih, dan margin laba kotor.

Masing-masing margin memberi gambaran berbeda tentang kondisi keuangan usaha. Supaya lebih kebayang, berikut rumus dan contoh perhitungannya.

1. Margin Operasional

Margin operasional menunjukkan seberapa besar keuntungan usaha setelah dikurangi biaya produksi dan biaya operasional harian, seperti administrasi.

Rumusnya sebagai berikut:

Margin Operasional = (Penjualan – HPP – Biaya Administrasi) ÷ Penjualan × 100 persen

Contohnya, perusahaan Ode mencatat total penjualan sebesar empat puluh juta rupiah dalam satu bulan. Untuk menghasilkan penjualan tersebut, Ode mengeluarkan HPP sebesar dua puluh juta rupiah dan biaya administrasi sebesar lima belas juta rupiah.

Perhitungannya menjadi:

(40 juta – 20 juta – 15 juta) ÷ 40 juta × 100 persen
Hasilnya adalah 12,5 persen.

Artinya, dari seluruh penjualan yang dihasilkan, sekitar dua belas setengah persen merupakan keuntungan operasional perusahaan.

2. Margin Laba Bersih

Margin laba bersih menggambarkan keuntungan akhir yang benar-benar tersisa setelah semua biaya dikeluarkan, termasuk pajak dan biaya tambahan lainnya.

Rumus margin laba bersih adalah:

Margin Laba Bersih = (Penjualan – Seluruh Biaya) ÷ Penjualan × 100 persen

Sebagai contoh, perusahaan Xavi mencatat total penjualan sebesar dua ratus juta rupiah. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari HPP sebesar dua puluh juta rupiah, biaya operasional lima puluh juta rupiah, pajak empat juta rupiah, dan biaya promosi lima juta rupiah.

Jika dihitung, maka:

(200 juta – 20 juta – 50 juta – 4 juta – 5 juta) ÷ 200 juta × 100 persen
Hasilnya adalah 60,5 persen.

Ini berarti, setelah semua biaya dikurangkan, perusahaan Xavi masih menyisakan laba bersih sebesar enam puluh koma lima persen dari total penjualannya.

3. Margin Laba Kotor

Margin laba kotor adalah margin paling dasar dan paling sering digunakan. Margin ini hanya menghitung selisih antara penjualan dan harga pokok penjualan.

Rumusnya sebagai berikut:

Margin Laba Kotor = (Penjualan – HPP) ÷ Penjualan × 100 persen

Sebagai ilustrasi, perusahaan Aeri mencatat penjualan sebesar tujuh puluh lima juta rupiah dalam satu periode. Untuk memproduksi barang tersebut, HPP yang dikeluarkan sebesar dua puluh juta rupiah.

Perhitungannya menjadi:

(75 juta – 20 juta) ÷ 75 juta × 100 persen
Hasilnya adalah sekitar 73,3 persen.

Angka ini menunjukkan bahwa sebagian besar nilai penjualan masih menjadi keuntungan kotor sebelum dikurangi biaya lain.

Melalui ketiga jenis margin ini, kamu bisa melihat kondisi usaha dari sudut pandang yang berbeda. Margin membantu membaca seberapa efisien bisnis berjalan, bukan hanya dari besar kecilnya omzet, tapi dari kualitas keuntungannya juga.

Contoh Menghitung Margin Keuntungan Usaha Kuliner

Misalnya kamu menjalankan usaha makanan rumahan. Dalam satu bulan, total penjualan mencapai lima belas juta rupiah. Biaya bahan baku, gas, dan kemasan mencapai sepuluh juta rupiah. Berarti keuntungan kotor sebesar lima juta rupiah.

Margin keuntungan kotor dihitung dengan membagi lima juta dengan lima belas juta, lalu dikalikan seratus persen. Hasilnya sekitar tiga puluh tiga persen. Artinya, dari setiap seratus ribu rupiah penjualan, sekitar tiga puluh tiga ribu rupiah merupakan keuntungan kotor sebelum biaya lain.

Contoh Margin Keuntungan Usaha Minuman

Usaha minuman sering terlihat sederhana, tapi marginnya bisa cukup tinggi. Misalnya satu gelas minuman dijual seharga lima belas ribu rupiah. Biaya bahan dan kemasan per gelas sekitar enam ribu rupiah.

Keuntungan per gelas adalah sembilan ribu rupiah. Margin keuntungannya adalah sembilan ribu dibagi lima belas ribu, lalu dikalikan seratus persen. Margin yang dihasilkan sekitar enam puluh persen. Angka ini menunjukkan bahwa usaha minuman memiliki margin tinggi, meskipun tetap bergantung pada volume penjualan dan biaya operasional lain.

Contoh Menghitung Margin Keuntungan Jasa

Pada usaha jasa, perhitungan margin sedikit berbeda karena tidak ada biaya bahan baku yang besar. Misalnya kamu membuka jasa desain grafis. Dalam satu bulan, pendapatan mencapai delapan juta rupiah. Biaya operasional seperti internet dan listrik mencapai satu juta rupiah.

Keuntungan kotor adalah tujuh juta rupiah. Margin keuntungannya adalah tujuh juta dibagi delapan juta, lalu dikalikan seratus persen. Margin yang dihasilkan sekitar delapan puluh tujuh persen. Ini menunjukkan bahwa usaha jasa umumnya memiliki margin yang sangat tinggi karena biaya langsung relatif kecil.

Contoh Margin Keuntungan Usaha Retail

Untuk usaha retail, margin biasanya lebih tipis karena bergantung pada harga beli dan harga jual.

Misalnya kamu menjual produk dengan total penjualan dua puluh juta rupiah dalam sebulan. Harga beli barang dari supplier mencapai enam belas juta rupiah.

Keuntungan kotor sebesar empat juta rupiah. Margin keuntungan adalah empat juta dibagi dua puluh juta, lalu dikalikan seratus persen. Margin yang dihasilkan dua puluh persen.

Margin seperti ini tergolong umum di sektor retail dan mengandalkan volume penjualan.

Contoh Margin Keuntungan Reseller dan Dropship

Reseller biasanya membeli stok barang terlebih dahulu. Misalnya kamu membeli produk seharga delapan puluh ribu rupiah dan menjualnya seharga seratus ribu rupiah.

Keuntungan per unit adalah dua puluh ribu rupiah. Margin keuntungannya adalah dua puluh ribu dibagi seratus ribu, lalu dikalikan seratus persen. Margin sebesar dua puluh persen.

Untuk dropship, margin sering kali lebih kecil karena harga sudah ditentukan oleh supplier. Namun, risiko stok juga hampir tidak ada.

Memahami Margin dalam Konteks Skala Usaha

Margin keuntungan tidak bisa berdiri sendiri tanpa melihat skala usaha. Margin tinggi dengan volume kecil bisa menghasilkan keuntungan yang sama dengan margin kecil tapi volume besar.

Karena itu, margin perlu dibaca sebagai alat analisis, bukan angka mutlak. Dua usaha dengan margin berbeda belum tentu memiliki hasil akhir yang berbeda.

Yang terpenting adalah konsistensi margin dan kemampuan usaha menjaga biaya agar tetap seimbang dengan pendapatan.

Kesalahan Umum dalam Menghitung Margin Keuntungan

Kesalahan yang sering terjadi adalah hanya menghitung selisih harga jual dan harga beli tanpa memasukkan biaya lain. Padahal, biaya seperti kemasan, listrik, dan tenaga kerja juga memengaruhi margin.

Kesalahan lain adalah mencampur margin dengan laba bersih tanpa pemisahan yang jelas. Ini membuat analisis menjadi tidak akurat.

Dengan menggunakan rumus yang tepat dan data yang lengkap, margin keuntungan bisa menjadi alat yang sangat membantu dalam membaca kondisi usaha.

Pentingnya Mengetahui Keuntungan Margin Dengan Benar

Cara menghitung margin keuntungan sebenarnya tidak rumit. Dengan rumus sederhana dan data yang jelas, kamu bisa mengetahui seberapa efisien usaha menghasilkan keuntungan.

Melalui contoh dari berbagai sektor, terlihat bahwa setiap jenis usaha memiliki karakter margin yang berbeda. Ada yang mengandalkan volume, ada yang mengandalkan margin tinggi.

Memahami margin membantu kamu membaca kondisi usaha secara lebih objektif dan realistis, bukan sekadar melihat besar kecilnya omzet.

Mau tahu lebih banyak tips finansial dan rekomendasi produk keuangan yang bisa bantu kamu kelola uang lebih mudah dan tertata? Cek Tuwaga.id sekarang! Dari kartu kredit, tabungan tanpa biaya admin, KTA, deposito, hingga pinjaman multiguna. Semua ada di sini!

Terakhir diupdate Tue, 16 December 2025
Baca selengkapnya

Tentang Penulis

Bagikan ke
Explore

Cek kumpulan promo terbaru, diskon, dan cashback biar belanja makin cuan!

Yuk update insight kamu lewat berita & tren terkini yang lagi ramai dibahas!

Cek info biaya, daftar layanan, dan rekomendasi produk yang kamu butuhin!

Butuh ide liburan atau rekomendasi film? Yuk jelajahi artikel lifestyle seru di sini!

Yuk cari tahu cara-cara simpel biar aktivitasmu makin efisien!

Lagi rame apa minggu ini? Cek disini aja! Mulai dari film, event, politik, promo & lainnya lengkap!

Minggu ke-3, Desember 2025

🛍️ Weekly Promo

Minggu ini banyak promo kece! Cek diskon, cashback, dan penawaran spesial buat kamu

🎉 Weekly Event

Butuh referensi acara seru minggu ini? Yuk cek event pilihan yang bisa kamu datengin!

🍿 Weekly Movies

Nonton apa minggu ini? Yuk lihat daftar film bioskop & streaming yang lagi rame!

💸 Weekly Finansial

Info finansial terkini: dari harga pasar, tren ekonomi, sampai tips kelola keuangan

🏛️ Weekly Politik

Isu politik apa yang lagi ramai? Cek kabar, analisis, dan update terbaru minggu ini

Populer di 📈

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?