Mantan Menteri Perdagangan periode 2015-2016 yakni Tom Lembong masih menjadi topik hangat pembicaraan publik. Hal itu disebabkan vonis yang baru saja ia terima atas kasus korupsi impor gula.
Kehebohan publik semakin memanas seusai Tom Lembong dijatuhi hukuman 4,5 tahun penjara dan denda meski Hakim yang memimpin persidangannya menyebut Tom tak menikmati hasil korupsinya.
Hal itu kemudian menimbulkan banyak perdebatan alot di masyarakat. Masyarakat terbagi ke dua sisi, yakni berpihak dan mengkritik Tom Lembong.
Terlepas dari keberpihakan yang ada di masyarakat, kasus ini mendapat banyak sorotan karena sosok Tom Lembong itu sendiri. Adapun Tom Lembong tak hanya dikenal memiliki karir politik, namun ia juga merupakan seorang pebisnis.
Setelah kasus ini mencuat ke publik, banyak yang bertanya-tanya terkait apa saja bisnis yang Tom Lembong miliki. Maka, kali ini Tuwaga sudah merangkumkan beberapa daftar daftar bisnis Tom Lembong.
💡 Jadi Poinnya…
- Jejak Investasi Internasional: Tom bukan sekadar mantan menteri, tapi juga investor ulung dengan portofolio lintas negara. Banyak keputusan investasinya berpengaruh besar, bahkan sebelum masuk dunia politik.
- Bisnisnya Nggak Cuma di Indonesia: Lewat Quvat dan think tank di Singapura, Tom memperluas pengaruh dan jaringannya di Asia. Ini nunjukin dia bukan pemain lokal aja—tapi regional!
- Kritik Pemerintah Berangkat dari Wawasan Praktis: Banyak kritik Tom terhadap kebijakan ekonomi ternyata berasal dari pengalamannya langsung di lapangan. Bukan asal bicara, tapi ada dasar dan latar belakang bisnisnya.
Daftar Bisnis Tom Lembong
Tom Lembong memiliki rekam jejak yang solid di sektor keuangan dan investasi swasta sebelum ia berkarier di pemerintahan. Sebagian besar bisnisnya berfokus pada manajemen dana dan investasi private equity.
Berikut adalah daftar bisnis dan posisi penting yang pernah diemban oleh Tom Lembong:
1. Quvat Management Pte. Ltd. (Quvat Capital / Principia Management Group)
- Peran: Salah satu pendiri (co-founder), CEO, dan Managing Partner.
- Fakta: Didirikan sekitar tahun 2005-2006, Quvat adalah perusahaan dana ekuitas swasta (private equity firm) yang berbasis di Singapura. Perusahaan ini mengelola dana investasi dan memiliki portofolio di berbagai sektor. Melalui Quvat, Tom Lembong juga terlibat dalam investasi di beberapa perusahaan, termasuk PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex), yang kini dikenal sebagai CGV Cinemas. Ini adalah salah satu entitas bisnis paling signifikan yang ia bangun dan pimpin sebelum terjun ke sektor publik.
2. Farindo Investments
- Peran: Bergabung dengan Farindo Investments pada periode 2002-2005.
- Fakta: Ini adalah perusahaan joint venture private equity antara Farallon Capital (Amerika Serikat) dan Grup Djarum. Farindo berinvestasi di berbagai aset, salah satunya adalah dalam akuisisi saham BCA (Bank Central Asia), di mana Tom Lembong turut berperan.
3. Consilience Policy Institute
- Peran: Pendiri sebuah lembaga pemikir (think tank).
- Fakta: Lembaga ini didirikan oleh Tom Lembong dan berfokus pada advokasi kebijakan ekonomi internasional, serta berlokasi di Singapura.
Latar Belakang Karir Profesional Awal
Sebelum mendirikan dan memimpin bisnis-bisnis di atas, Tom Lembong juga memiliki pengalaman di institusi keuangan terkemuka:
- Morgan Stanley (Singapura): Ia memulai karirnya di divisi Ekuitas pada tahun 1995.
- Deutsche Securities Indonesia: Menjabat sebagai bankir investasi dari 1999 hingga 2000.
- Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN): Memegang posisi Kepala Divisi dan Senior Vice President dari 2000 hingga 2002. Di BPPN, ia terlibat dalam rekapitalisasi dan restrukturisasi perbankan pasca krisis ekonomi Asia.
Baca Juga: 5 Fakta Pangeran Al-Waleed bin Talal, Ayah Sleeping Prince Crazy Rich Saudi Arabia
Peran di Pemerintahan

Tom Lembong mulai dikenal luas oleh masyarakat ketika ia dipercaya menjabat posisi penting di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo:
- Menteri Perdagangan (2015-2016): Ia menjabat posisi ini dari Agustus 2015 hingga Juli 2016. Selama masa jabatannya, ia fokus pada deregulasi dan peningkatan daya saing perdagangan.
- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) (2016-2019): Setelah reshuffle kabinet pada Juli 2016, ia digeser menjadi Kepala BKPM. Di sini, ia sangat aktif mempromosikan investasi ke Indonesia, berupaya menyederhanakan perizinan, dan sering menyoroti pentingnya reformasi struktural untuk menarik investasi berkualitas.
Sorotan Publik dan Kasus Hukum Tom Lembong
Setelah tidak lagi menjabat di pemerintahan, Tom Lembong kembali menjadi sorotan publik, terutama selama masa kampanye Pilpres 2024:
- Co-Captain Timnas AMIN: Ia bergabung sebagai Co-Captain di Tim Nasional Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Perannya sebagai juru bicara kunci seringkali mengkritisi kebijakan pemerintah saat ini, khususnya di bidang ekonomi dan investasi.
- Kritik Hilirisasi Nikel: Salah satu pernyataan yang paling memicu perdebatan adalah kritiknya terhadap kebijakan hilirisasi nikel pemerintah. Ia berpendapat bahwa kebijakan tersebut lebih menguntungkan investor asing (khususnya Tiongkok) dan belum sepenuhnya memberikan manfaat optimal bagi Indonesia, terutama dalam penciptaan lapangan kerja berkualitas dan transfer teknologi. Kritik ini mendapat tanggapan keras dari pihak Istana.
- Kasus Dugaan Korupsi Impor Gula: Pada 29 Oktober 2024, Kejaksaan Agung menetapkan Tom Lembong sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi terkait kebijakan impor gula tahun 2015-2016.
- Tuduhan: Ia dituduh menyalahi aturan dengan memberikan persetujuan impor gula mentah kepada perusahaan swasta (PT Angels Products dan lainnya) yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi BUMN untuk stabilisasi harga.
- Kerugian Negara: Kasus ini disebut-sebut menyebabkan kerugian negara.
- Vonis: Pada 18 Juli 2025, Majelis Hakim Pengadilan Tipikor memvonis Tom Lembong 4 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 750 juta subsider 6 bulan kurungan. Hakim menyatakan ia terbukti menyebabkan kerugian negara Rp 194,71 miliar.
- Tidak Menikmati Keuntungan Pribadi: Salah satu fakta penting dalam putusan adalah hakim menyatakan Tom Lembong tidak terbukti menikmati uang hasil korupsi secara pribadi, sehingga ia tidak dibebankan uang pengganti kerugian negara.
- Langkah Hukum Selanjutnya: Tom Lembong telah menyatakan niatnya untuk mengajukan banding.
Bisnis Tom Lembong & Reputasi yang Terus Disorot
Apakah bisnis-bisnis Tom Lembong akan terus berkembang? Atau bakal terpengaruh vonis hukum yang sekarang sedang berjalan? Kita belum tahu pasti. Tapi yang jelas, karier bisnis Tom Lembong nggak bisa dianggap remeh. Dari dunia investasi, lembaga keuangan, sampai kebijakan publik—semuanya pernah ia jajal dengan rekam jejak yang kuat.
Nah, kalau kamu pengin tahu lebih banyak tentang dunia finansial dan produk keuangan—entah itu buat nyiapin usaha kayak Tom, atau pengin lebih pinter kelola duit—Tuwaga adalah tempatnya!
Mau cari kartu kredit terbaik, KTA, deposito tinggi, atau pinjaman tanpa jaminan yang sesuai kebutuhan? Langsung cek Tuwaga buat info lengkap produk keuangan, artikel insight finansial, dan promo seru di merchant favorit kamu.