Punya penghasilan tambahan Rp500 ribu per bulan bisa jadi solusi untuk menambah kran pemasukan untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan harian, menambah tabungan, atau lainnya.
Saat ini, mendapatkan uang tambahan semakin mudah salah satu caranya dengan berinvestasi di Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT). Investasi ini cocok untuk yang ingin punya risiko lebih rendah dibanding saham, tapi imbal hasilnya lebih tinggi dibanding tabungan atau deposito.
💡 Jadi Poinnya…
- Pilih Produk yang Punya Track Record Jelas: Lihat kinerja minimal 3 tahun ke belakang. Kalau stabil dan dikelola manajer investasi bereputasi, itu tandanya produk tersebut layak buat dipegang.
- Manfaatkan Auto Invest: Biar kamu nggak skip nabung tiap bulan, aktifin fitur auto-debit. Praktis, konsisten, dan cocok buat strategi DCA (dollar cost averaging)!
- Jangan Lupa Diversifikasi! Jangan cuma pilih satu produk. Bagi ke beberapa—misalnya campur antara RDPT berbasis obligasi pemerintah & swasta. Tujuannya? Risiko lebih minim, hasil lebih stabil.
Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?
RDPT adalah jenis reksadana yang mayoritas pengelolaan portofolionya diinvestasikan ke obligasi atau surat utang sekitar minimal 80% dari total keseluruhan, baik dari surat utang pemerintah maupun perusahaan.
Reksadana ini menjadi favorit banyak investor konservatif hingga moderat karena karakteristiknya:
- Memiliki risiko yang lebih rendah jika dibanding dengan reksadana saham. Walau risiko yang lebih rendah, setiap tahunnya punya potensi memberikan keuntungan hingga 6-8% tergantung seberapa jago Manajer Investasi mengelolanya.
- Potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding deposito. Jika Anda sedang mencari pilihan instrumen investasi yang punya return lebih tinggi dari deposito, ini bisa menjadi alternatif yang tepat. Apalagi lebih fleksibel dari deposito yang ada jangka waktu yang gak bisa diambil.
- Punya tujuan keuangan dalam jangka menengah? Reksadana Pendapatan Tetap cocok untuk 1–3 tahun tergantung seberapa lama Anda ingin berinvestasi.
Berapa Imbal Hasil Reksadana Pendapatan Tetap?
Berdasarkan data historis, reksadana pendapatan tetap di Indonesia bisa memberikan imbal hasil tahunan (return) sekitar 6–8% per tahun. Tentu saja ini bisa berbeda-beda tergantung manajer investasi, jenis obligasi yang dimiliki.
Misalnya, jika memilih produk RDPT dengan rata-rata return 7% per tahun, maka dana investasi akan bertumbuh secara stabil, terutama jika tidak menjualnya dalam jangka pendek.
Untuk bisa mendapatkan Rp500 ribu per bulan atau Rp6 juta per tahun dari hasil investasi di RDPT, Anda dapat menghitung kebutuhan modal menggunakan rumus:
Modal Investasi = Target Penghasilan Tahunan / Return Investasi Setahun
Jika target penghasilan tahunan adalah Rp6 juta per tahun dan return rata-rata RDPT adalah 7%, maka Rp6.000.000 / 7% = Rp85.714.285
Artinya, perlu memiliki modal investasi sekitar Rp85 juta – Rp90 juta dalam bentuk reksadana pendapatan tetap agar bisa mendapatkan hasil investasi sekitar Rp500 ribu per bulan.
Baca Juga: Investasi Reksadana Turun? Jangan Panik, Ini 7 Hal yang Harus Kamu Lakukan!
Tips Agar Investasi RDPT Semakin Maksimal
1. Pilih Produk RDPT yang Berkualitas
Memilih produk reksa dana yang tepat adalah fondasi dari investasi yang aman dan menguntungkan. Anda sebaiknya memilih produk yang memiliki track record kinerja stabil selama minimal 3 tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa produk tersebut bisa bertahan menghadapi fluktuasi pasar dan dikelola dengan strategi yang konsisten.
Selain itu, pilih MI yang memiliki reputasi baik, sudah lama beroperasi, serta diawasi OJK. Jangan lupa cek juga biaya-biaya, seperti fee pembelian, penjualan, dan biaya pengelolaan (management fee).
Bandingkan kualitas produk RDPT dengan menggunakan platform investasi online seperti Bareksa, Bibit, Ajaib, atau aplikasi dari perusahaan sekuritas. Bandingkan return tahunan, komposisi portofolio, serta total dana kelolaan (AUM) untuk menilai seberapa diminati produk tersebut oleh investor lain.
2. Manfaatkan Fitur Auto Investasi
Konsistensi adalah kunci dalam membangun portofolio investasi. Dengan fitur auto-investasi atau auto-debit, Anda bisa menetapkan jadwal rutin untuk menyetor dana ke reksadana pilihanmu setiap bulan.
Misalnya, mengatur agar setiap tanggal 1 sebesar Rp1 juta langsung ditarik dari rekening ke produk RDPT favoritmu.
Dengan adanya auto invest dapat menerapkan strategi dollar cost averaging (DCA) yang secara otomatis membeli reksa dana di berbagai kondisi saat naik ataupun turun. Dalam jangka panjang, ini membantu menurunkan risiko karena harga pembelian jadi rata-rata.
3. Diversifikasi
Meski RDPT tergolong lebih stabil dibanding saham, tetap saja ada risiko yang perlu dikelola. Salah satunya adalah risiko kredit (default) jika manajer investasi menempatkan dana di obligasi korporasi yang gagal bayar, atau risiko kinerja manajer investasi yang kurang optimal.
Strategi terbaik adalah diversifikasi. Alih-alih menaruh semua dana di satu produk, Anda bisa membaginya ke dalam beberapa produk seperti RDPT yang mayoritas obligasi pemerintah (lebih aman) dan RDPT dengan obligasi perusahaan (lebih agresif)
Dengan diversifikasi ini, ketika salah satu produk mengalami penurunan kinerja, produk lainnya bisa jadi masih bertahan atau bahkan naik, sehingga portofolio investasi tetap stabil. Tujuannya adalah mengurangi risiko dan menjaga kestabilan hasil investasi secara keseluruhan.
Yuk, Mulai Investasi RDPT Sekarang Juga!
Mulai dari sekarang, kamu bisa dapat uang dari reksadana pendapatan tetap dengan strategi yang pas. Nggak perlu jadi ahli keuangan—yang penting kamu tahu tujuannya, pilih produknya, dan konsisten berinvestasi.
Penasaran sama produk finansial lainnya seperti KTA, deposito, kartu kredit, atau dana tunai jaminan properti? ✨ Langsung aja ke Tuwaga! Di sana kamu bisa dapet insight finansial, tips pengelolaan uang, dan tentu aja—langsung apply produk keuangan yang kamu butuhin. Yuk, bikin keputusan finansial lebih cerdas bareng Tuwaga sekarang juga!