Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengeluarkan sejumlah kebijakan terkait perdagangan yang memengaruhi ekonomi di sejumlah negara, salah satunya Indonesia. Bahkan kebijakan tersebut memicu dorongan Indonesia beli 50 pesawat Boeing.
Namun, tak hanya pembelian pesawat Boeing, ada beberapa fakta menarik yang perlu kamu ketahui terutama terkait dampak kebijakan yang dikeluarkan oleh Trump. Berikut Tuwaga sudah merangkumkan 10 fakta kebijakan Donald Trump yang membuat Indonesia beli 50 pesawat Boeing.
💡 Jadi Poinnya…
- Politik Bisa Bikin Ekonomi Bergeser: Satu kebijakan luar negeri bisa berdampak langsung ke transaksi bisnis antarnegara, bahkan yang nilainya miliaran dolar.
- Beli Barang Bukan Cuma Soal Kebutuhan: Kadang keputusan beli—apalagi skala besar kayak ini—juga dipengaruhi tekanan diplomatik dan kepentingan dagang.
- Indonesia Harus Cerdas Main Strategi: Beli 50 pesawat Boeing ini bukan sekadar “ikut tekanan”, tapi juga strategi jaga hubungan dagang dan hindari kerugian ekspor.
Kebijakan “America First” Donald Trump
Kebijakan ini dapat dipahami dalam konteks strategi perdagangan “America First” yang diusung Donald Trump.
.Ada beberapa poin penting yang ada dalam kebijakan ini, di antaranya:
1. Fokus Utama
- Prioritas Kepentingan Amerika: Inti dari “America First” adalah menempatkan kepentingan nasional Amerika Serikat, baik ekonomi maupun keamanan, di atas segalanya dalam setiap keputusan kebijakan luar negeri dan domestik.
- Nationalisme Ekonomi: Fokus kuat pada proteksionisme ekonomi, mendorong produksi domestik, dan mengurangi ketergantungan pada rantai pasok global.
2. Kebijakan Ekonomi/Perdagangan
- Proteksionisme Perdagangan: Penerapan tarif impor yang tinggi (contoh: pada baja, aluminium, produk Tiongkok, dll.) untuk melindungi industri domestik dari persaingan asing dan menekan negara lain agar mengubah praktik perdagangan mereka.
- Renegoisasi Kesepakatan Dagang: Menarik diri atau merenegosiasi perjanjian perdagangan multilateral (misalnya, menarik diri dari Trans-Pacific Partnership/TPP, merenegosiasi NAFTA menjadi USMCA) dengan alasan bahwa perjanjian tersebut tidak adil bagi AS.
- Mengurangi Defisit Perdagangan: Tujuan utama untuk mengurangi defisit perdagangan AS dengan negara-negara lain, seringkali dengan menuduh negara-negara tersebut melakukan praktik perdagangan yang tidak adil atau memanipulasi mata uang.
- Mendorong “Buy American, Hire American”: Kebijakan yang mendorong perusahaan untuk memproduksi barang di AS dan mempekerjakan warga negara Amerika.
3. Kebijakan Luar Negeri/Diplomasi
- Unilateralisme: Kecenderungan untuk bertindak secara sepihak ketika dianggap perlu, daripada melalui konsensus atau institusi multilateral.
- Skeptisisme terhadap Aliansi: Mengkritisi aliansi tradisional AS (seperti NATO) dan menuntut agar sekutu menanggung lebih banyak beban keuangan dan militer mereka sendiri.
- Prioritas Keamanan Nasional Individu: Fokus pada ancaman yang dirasakan langsung terhadap keamanan AS, seperti terorisme dan imigrasi ilegal, seringkali mengesampingkan isu-isu global lainnya.
- Diplomasi Transaksional: Pendekatan negosiasi yang pragmatis dan berorientasi pada hasil, seringkali dengan fokus pada kesepakatan bilateral dan “quid pro quo” (sesuatu untuk sesuatu).
- Penarikan Diri dari Perjanjian Internasional: Menarik AS dari beberapa perjanjian internasional penting (misalnya, Paris Agreement on climate change, JCPOA/kesepakatan nuklir Iran) yang dianggap merugikan kepentingan AS.
4. Kebijakan Imigrasi
- Penegakan Batas yang Ketat: Prioritas pada penegakan hukum imigrasi yang ketat, pembangunan tembok perbatasan, dan pembatasan imigrasi.
- Pembatasan Imigrasi Legal: Upaya untuk mengurangi jumlah imigrasi legal dan memprioritaskan imigran yang dianggap “bernilai” bagi ekonomi AS.
Sementara itu, keputusan Indonesia untuk membeli 50 pesawat Boeing adalah hasil dari tekanan perdagangan dan negosiasi yang diprakarsai oleh pemerintahan Trump, dengan tujuan utama untuk mengurangi defisit perdagangan Amerika Serikat dan mendorong pembelian produk-produk AS.
Baca Juga: 10 Fakta Kasus Ijazah Jokowi yang Masih Saja Diperdebatkan, Asli atau Palsu?
10 Fakta Kebijakan Trump yang Bikin Indonesia Beli 50 Pesawat Boeing
Ada beberapa fakta penting seputar kebijakan Donald Trump yang berperan dalam keputusan Indonesia untuk membeli 50 pesawat Boeing, di antaranya:
1. Ancaman Tarif Impor
Donald Trump secara konsisten menggunakan ancaman tarif impor sebagai alat tawar menawar dalam kebijakan perdagangannya. Dalam kasus Indonesia, ia mengancam akan mengenakan tarif hingga 32% pada produk-produk impor Indonesia ke AS.
2. Mengurangi Defisit Perdagangan AS
Salah satu tujuan utama kebijakan Trump adalah mengurangi defisit perdagangan AS dengan negara-negara mitra dagang. Indonesia, dengan surplus perdagangan yang signifikan dengan AS, menjadi target dalam upaya ini.
3. Tekanan untuk Membeli Produk AS
Trump menekan negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS untuk membeli lebih banyak produk dan jasa Amerika. Pembelian pesawat Boeing adalah bagian dari komitmen Indonesia untuk memenuhi permintaan ini.
4. Kesepakatan “Resiprokal”
Kesepakatan yang dicapai antara AS dan Indonesia adalah bersifat “resiprokal” atau timbal balik. Indonesia berkomitmen untuk membeli produk AS (termasuk Boeing) sebagai imbalan atas penurunan tarif impor AS untuk produk Indonesia.
5. Penurunan Tarif Impor
Sebagai hasil negosiasi, tarif impor AS untuk produk Indonesia akhirnya diturunkan dari ancaman 32% menjadi 19%. Pembelian Boeing adalah salah satu “harga” untuk penurunan tarif ini.
6. Pembukaan Akses Pasar Indonesia
Trump juga menegaskan bahwa bagian dari kesepakatan adalah “membuka seluruh pasar Indonesia” bagi produk-produk AS, dengan AS tidak membayar tarif apa pun untuk barang yang masuk ke Indonesia.
7. Bagian dari Paket Kesepakatan yang Lebih Luas
Pembelian 50 pesawat Boeing tidak berdiri sendiri. Ini merupakan bagian dari paket kesepakatan perdagangan yang lebih luas, yang juga mencakup komitmen Indonesia untuk membeli energi AS senilai $15 miliar dan produk pertanian AS senilai $4,5 miliar.
8. Pendekatan “Amerika First”
Kebijakan ini sangat mencerminkan filosofi “America First” Trump, di mana kepentingan ekonomi dan pekerjaan Amerika diprioritaskan, bahkan jika itu berarti menggunakan tekanan perdagangan.
9. Model Kesepakatan Serupa
Kesepakatan dengan Indonesia ini mengikuti pola kesepakatan perdagangan serupa yang dicapai Trump dengan negara lain, seperti Vietnam dan Inggris, di mana ada tekanan untuk membeli produk AS sebagai imbalan atas pengurangan tarif atau hambatan perdagangan.
10. Tujuan untuk Memperkuat Armada Nasional (Pihak Indonesia)
Meskipun didorong oleh tekanan perdagangan Trump, Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan bahwa pembelian pesawat Boeing ini sejalan dengan kebutuhan Indonesia untuk memperkuat dan memperbesar armada Garuda Indonesia, menunjukkan adanya kepentingan bersama dari kedua belah pihak meskipun dengan motivasi yang berbeda.