Legenda bulutangkis Indonesia, Tan Joe Hok, meninggal dunia pada Senin, 2 Juni 2025, sekitar pukul 10.52 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Ia berpulang pada usia 87 tahun. Berikut profil lengkap sang maestro bulutangkis.
Kabar duka mengenai wafatnya Tan Joe Hok dibagikan oleh mantan pebulutangkis nasional, Yuni Kartika, melalui unggahan di akun Instagram miliknya @yuni.kartika73.
โTelah berpulang legenda bulutangkis kebanggaan Indonesia, Om Tan Joe Hok. Semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Om Joe Hok meninggal dunia di RS Medistra dalam usia 88 tahun. Selamat jalan, Om Joe Hok. Terima kasih atas segala jasamu dalam mengharumkan nama bangsa. Rest In Peace, Om,โ tulis Yuni dalam unggahannya.
Siapa Itu Tan Joe Hok?
Dilansir dari Detik, Tan Joe Hok dikenal sebagai salah satu pebulutangkis legendaris Indonesia yang berjaya pada era 1950 hingga 1960-an. Lahir pada tahun 1937, ia menorehkan berbagai pencapaian gemilang sepanjang kariernya.
Ia berhasil menjuarai turnamen bergengsi All England pada 1959 dan meraih medali emas di ajang Asian Games 1962. Tak hanya itu, ia juga menjadi bagian dari tim Indonesia yang untuk pertama kalinya membawa pulang Piala Thomas pada tahun 1958, bersama enam pemain lainnya.
Tak sebatas sebagai atlet, Tan Joe Hok juga pernah mengabdi sebagai pelatih. Ia sempat melatih di beberapa negara seperti Meksiko pada 1969โ1970, Hong Kong pada 1971, serta menjadi pelatih tim Piala Thomas tahun 1984 dan klub PB Djarum Kudus pada 1982.
Perjalanan Prestasi dan Karier Tan Joe Hok: Dari Pelatih Hingga Inspirator
Setelah pensiun dari dunia bulutangkis sebagai pemain, Tan Joe Hok tetap berkiprah dalam dunia yang telah membesarkan namanya. Ia melanjutkan perjalanannya sebagai pelatih dan mentor, memperluas pengaruhnya hingga ke tingkat internasional. Tan turut memperkenalkan gaya permainan khas Indonesia di kancah dunia, dengan pernah menjabat sebagai pelatih nasional di Meksiko dan Hong Kong.
Selain itu, perannya tak hanya terbatas di lapangan. Tan Joe Hok juga aktif di balik layar sebagai bagian dari struktur organisasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Ia dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi dalam membina generasi muda dan mengembangkan bulutangkis nasional.
Rangkaian Prestasi Tan Joe Hok:
- Juara Piala Thomas bersama Tim Indonesia (1958, 1961, 1964)
- Juara Kejuaraan Nasional 1956 di Surabaya
- Juara All England 1959
- Juara AS Terbuka (1959, 1960)
- Juara Kanada Terbuka (1959, 1960)
- Medali emas Asian Games 1962
- Anggota Tim Thomas Indonesia periode 1958โ1967
Karier Profesional:
- Pelatih bulutangkis nasional di Meksiko (1969โ1970)
- Pelatih di Hong Kong (1971)
- Pelatih PB Djarum Kudus (1982)
- Pelatih Tim Thomas Indonesia (1984)
- Direktur Mandala Pest Control sejak 1973 hingga sekarang
Baca Juga: Vidi Aldiano Lagi Digugat Rp24,5 Miliar, Ada Apa?
Penghargaan dan Pengakuan untuk Tan Joe Hok
Sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi dan kontribusinya yang luar biasa dalam dunia bulutangkis, Tan Joe Hok menerima berbagai penghargaan bergengsi sepanjang hidupnya. Beberapa di antaranya meliputi:
- Pelatih Olahraga Terbaik dari SIWO PWI Jaya (1984), berkat keberhasilannya membawa tim Indonesia menundukkan Tiongkok di ajang Piala Thomas 1984.
- Lifetime Achievement Award dari Inspiro dan Flypower (2015), sebagai penghormatan atas dedikasinya yang tak tergantikan terhadap perkembangan olahraga di tanah air.
- Empu Bulu Tangkis dari Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI), diberikan dalam rangka Gerakan Kebanggaan Nasional di Balairung Jaya Suprana Institute tahun 2015.
- Super Legend Award dari Djarum Foundation (2018), sebagai penghargaan kepada para tokoh legendaris bulutangkis Indonesia yang berjasa besar sejak masa awal kemerdekaan.
- Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia (1961), sebagai pengakuan atas peran Tan dalam membangun identitas bangsa melalui prestasi olahraga.
- Bintang Jasa Nararya (1964), penghargaan atas sumbangsihnya dalam memajukan bulutangkis Indonesia.
- The Meritorious Award dari Badminton World Federation (BWF) (1987), yang mencatat Tan Joe Hok sebagai tokoh penting dalam sejarah perkembangan bulutangkis dunia, khususnya pada era 1950โ1960-an.
- Lifetime Achievement Award dari KONI Pusat (2021), sebagai pengakuan atas jasa-jasanya mengharumkan nama Indonesia di pentas olahraga internasional.
Menghadapi Diskriminasi di Negeri Sendiri
Walau telah mengharumkan nama bangsa lewat prestasi bulutangkis di kancah dunia, Tan Joe Hok tak luput dari perlakuan diskriminatif karena latar belakang etnisnya. Pada awal masa pemerintahan Orde Baru, ia mengalami kesulitan memperoleh status kewarganegaraan penuh sebagai WNI.
Kala itu, warga keturunan diwajibkan memiliki Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indonesia (SBKRI) sebagai bukti resmi bahwa mereka adalah warga negara Indonesia.
โSaya merasa sedih, mengapa kami harus melalui semua ini? KTP harus diberi tanda, harus punya SBKRI, dan harus mengganti nama agar terdengar lebih Indonesia,โ ujar Tan, yang sempat menggunakan nama Hendra Kartanegara, kepada CNNIndonesia dalam wawancara beberapa tahun silam.
Meski menghadapi tekanan, Tan Joe Hok menegaskan bahwa ia tidak pernah berniat pindah kewarganegaraan.
Warisan Abadi Sang Legenda dan Cara Kita Menghargainya
Tan Joe Hok meninggal memang jadi kabar duka, tapi warisan dan inspirasinya nggak akan pernah hilang. Dari lapangan sampai pelatih, dari penghargaan sampai perjuangan, kisah beliau ngasih kita semangat buat terus berkarya dan mengharumkan nama bangsa.
Kalau kamu ingin terus dapat insight finansial yang bermanfaat dan produk-produk keuangan terpercaya, yuk mampir ke Tuwaga!
Di sini kamu bisa dapetin info lengkap soal kartu kredit, tabungan, KTA, deposito, sampai dana tunai properti dan kendaraan โ plus apply langsung produk yang kamu butuhin. Jadi, gak cuma inspirasi dari Tan Joe Hok yang kamu dapat, tapi juga solusi keuangan buat masa depanmu!
๐ Cek Tuwaga sekarang juga, dan mulai langkah cerdas finansialmu!