Pernah kepikiran kerja jadi perawat di Jepang? Selain dikenal disiplin dan bersih, Jepang juga terkenal punya sistem kesehatan terbaik di dunia. Tapi pertanyaannya, berapa sih gaji perawat di Jepang sebenarnya?
Yuk, kita bahas biar kamu nggak cuma ngimpi doang, tapi juga punya gambaran jelas tentang karier dan cuannya! 🇯🇵✨
💡 Jadi, Poinnya…
- Gaji Perawat di Jepang Bisa Menjangkau Rp60 Jutaan: Gaji perawat di Jepang cukup menggiurkan! Mulai dari Rp20 juta hingga Rp63 juta per bulan, tergantung posisi, pengalaman, dan lokasi kerja.
 - Syarat Kerja Harus Dipenuhi Dulu! Jangan lupa, sebelum kerja di Jepang, kamu perlu lulus pelatihan bahasa Jepang dan punya STR aktif. Persiapkan segala dokumen dengan matang!
 - Rencana Keuangan Itu Penting: Meskipun gaji tinggi, biaya hidup di Jepang juga cukup tinggi. Siapkan dana darurat dan pisahkan tabungan dari pengeluaran supaya hidupmu lebih stabil dan terencana.
 
Gaji Perawat di Jepang, dari Pemula sampai Profesional
Kerja sebagai perawat di Jepang itu bisa dibilang cukup menjanjikan, apalagi buat kamu yang udah punya skill dan sertifikasi. Tapi nominalnya beda-beda tergantung posisi, pengalaman, dan tempat kerja.
Berikut kisaran gaji perawat di Jepang tahun 2025:
1. Perawat profesional (Registered Nurse)
Rata-rata: sekitar ¥418.000/bulan atau sekitar Rp43 jutaan.
Kalau udah berpengalaman dan punya lisensi penuh, bisa tembus ¥661.000/bulan alias Rp63 jutaan!
Sumber: Fortune IDN
2. Perawat lansia (Kaigo atau care worker)
Buat pemula atau kandidat dari luar negeri yang belum punya lisensi nasional Jepang, gajinya mulai dari ¥180.000–¥220.000/bulan (~Rp20–25 jutaan).
Tapi kalau udah pengalaman dan punya sertifikat, bisa naik ke ¥250.000–¥350.000/bulan (~Rp31–43 jutaan).
Beberapa daerah bahkan melaporkan gaji minimal Rp11 juta per bulan untuk perawat lansia kontrak awal.
Syarat Kerja Sebagai Perawat di Jepang
Sebelum daftar, kamu wajib tahu dulu beberapa syarat dasar buat kerja sebagai perawat di Jepang. Karena nggak bisa asal berangkat aja, ya 😅
Berikut syarat umumnya:
- Lulusan D3 atau S1 Keperawatan dan memiliki STR aktif (Surat Tanda Registrasi Perawat).
 - Usia maksimal biasanya 35 tahun (bisa berbeda tergantung program).
 - Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan medis.
 - Punya kemampuan bahasa Jepang minimal JLPT N3, tapi beberapa program minta N2.
 - Lulus pelatihan pra-keberangkatan yang diadakan lembaga resmi seperti BNP2MI, JICWELS, atau lembaga pelatihan kerja Jepang di Indonesia.
 - Siap mengikuti ujian sertifikasi nasional Jepang setelah bekerja beberapa waktu di sana.
 
✨ Catatan: Kalau kamu masih baru lulus atau belum punya lisensi Jepang, biasanya kamu berangkat dulu sebagai kandidat perawat (kaigofukushi) dan akan naik status setelah lulus ujian nasional.
Proses & Tahapan Rekrutmen Perawat ke Jepang
Buat yang baru pertama kali denger, prosesnya memang agak panjang, tapi worth it banget karena lewat jalur resmi dan aman.
Ini tahapan umumnya 👇
- Daftar melalui lembaga resmi: Misalnya lewat Program Kerja Sama Indonesia–Jepang (EPA) yang diatur oleh pemerintah, atau lembaga swasta yang terdaftar di BNP2MI.
 - Seleksi administrasi & wawancara: Dokumen pendidikan, STR, dan kemampuan bahasa Jepang bakal dicek. Ada juga wawancara langsung dengan pihak Jepang.
 - Pelatihan Bahasa Jepang (6–12 bulan): Kamu akan belajar bahasa, budaya, dan etika kerja Jepang. Pelatihan ini biasanya gratis atau disubsidi pemerintah Jepang.
 - Pemberangkatan ke Jepang: Setelah lulus pelatihan, kamu akan berangkat dan mulai bekerja di fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau panti lansia.
 - Ujian lisensi nasional Jepang: Setelah bekerja beberapa tahun, kamu bisa ikut ujian nasional. Kalau lulus, status kamu naik jadi perawat resmi (kangoshi) dengan gaji lebih tinggi!
 
Faktor yang Bikin Gaji Bisa Beda-beda
Gaji perawat di Jepang nggak bisa disamaratakan, nih. Ada beberapa faktor yang ngaruh banget:
- Pengalaman kerja & kualifikasi: Semakin banyak pengalaman dan sertifikat → makin tinggi gajinya. Simple.
 - Lokasi kerja: Kerja di Tokyo, Osaka, atau Kyoto biasanya digaji lebih tinggi karena biaya hidup di sana juga mahal.
 - Jenis fasilitas kesehatan: Rumah sakit besar dan unit spesialis (kayak ICU, bedah, atau anak) kasih kompensasi lebih gede dibanding klinik kecil.
 - Bonus & lembur: Jepang terkenal rajin kasih tunjangan, bonus tahunan, dan bayaran lembur. Bisa banget nambahin pemasukan 10–30% dari gaji pokok!
 - Bahasa Jepang & adaptasi kerja: Kamu wajib bisa komunikasi dalam bahasa Jepang. Semakin lancar, semakin besar peluang naik jabatan (dan gaji 😎).
 
Tips Keuangan buat Calon Perawat di Jepang
Kerja di luar negeri memang keliatan menjanjikan, apalagi kalau gajinya udah dalam yen. Tapi biar nggak kaget pas sampai di sana, kamu perlu punya strategi finansial yang matang dari awal. Soalnya, gaji besar tanpa perencanaan tetap bisa habis percuma 😅
Nah, biar kamu nggak salah langkah, nih tips keuangan penting buat calon perawat di Jepang versi Tuwaga! 👇
1. Riset Biaya Hidup di Kota Tujuan
Sebelum berangkat, wajib banget tahu berapa kisaran biaya hidup di Jepang atau kota tempat kamu bakal kerja.
Contohnya, kalau kamu kerja di Tokyo, biaya hidupnya jauh lebih tinggi dibanding di Fukuoka, Nagano, atau Hiroshima. Rata-rata sewa apartemen kecil di Tokyo bisa tembus Rp10 juta per bulan, belum termasuk listrik dan transportasi. Sementara di daerah kecil bisa cuma Rp4–6 juta.
Dengan riset ini, kamu bisa nyiapin estimasi pengeluaran dan tahu berapa banyak uang yang perlu kamu tabung tiap bulan.
2. Siapkan Dana Awal Minimal 3 Bulan Gaji
Saat baru sampai Jepang, biasanya kamu belum langsung dapat gaji pertama. Ada masa adaptasi dan proses administrasi yang makan waktu. Jadi penting banget buat nyiapin dana cadangan minimal 3 bulan gaji.
Uang ini bisa kamu pakai buat kebutuhan awal seperti:
- Sewa tempat tinggal
 - Deposit apartemen (biasanya 1–2 bulan sewa di muka)
 - Transportasi, makanan, dan perlengkapan pribadi
 
Dengan dana darurat ini, kamu nggak akan panik kalau ada pengeluaran tak terduga. Ingat, hidup di negeri orang harus siap mental dan finansial 💪
3. Bikin Tabungan Terpisah
Begitu mulai kerja dan terima gaji rutin, usahakan langsung pisahkan rekening tabungan dari rekening pengeluaran harian.
Tujuannya biar kamu nggak kalap belanja dan tetap punya simpanan jangka panjang.
Kamu bisa bikin sistem sederhana kayak:
- 60% buat kebutuhan hidup bulanan
 - 30% buat tabungan & dana darurat
 - 10% buat hiburan atau self-reward 😎
 
Kalau mau lebih praktis, manfaatin produk Tabungan Otomatis dari Tuwaga biar gajimu langsung kebagi otomatis tiap bulan tanpa ribet ngatur manual.
4. Catat Pemasukan & Pengeluaran Rutin
Ini hal sepele tapi efeknya gede banget. Banyak pekerja luar negeri yang gajinya besar tapi nggak tahu uangnya “ngilang” ke mana tiap bulan.
Mulai dari sekarang, biasakan nyatet semua transaksi harian. Bisa pakai aplikasi keuangan, spreadsheet, atau bahkan catatan di HP.
Dengan begitu, kamu bisa tahu pos pengeluaran mana yang paling boros dan mulai ngurangin secara perlahan.
Kalau kamu disiplin mencatat dan rutin evaluasi, keuangan kamu bakal jauh lebih stabil, bahkan bisa mulai investasi kecil-kecilan dari hasil kerja di Jepang 💸
Karier Menjanjikan dengan Pendapatan Tinggi!
Nah, itu dia besaran gaji perawat di Jepang. Kerja jadi perawat di Jepang itu bukan cuma soal gaji besar, tapi juga tentang pengalaman, kedisiplinan, dan peluang berkembang. Dengan gaji mulai dari Rp20 jutaan hingga Rp60 jutaan per bulan, profesi ini bisa jadi pilihan menjanjikan buat kamu yang punya passion di dunia kesehatan.
Nah, biar kamu bisa persiapan lebih matang, yuk mulai atur keuangan dan bikin tabungan rencana di Tuwaga! Tuwaga punya berbagai produk finansial seperti Tabungan, Kartu Kredit, KTA, hingga Deposito yang bisa bantu kamu wujudkan mimpi kerja ke luar negeri tanpa pusing mikirin uang💙
							
											















































