Dalam dunia trading, harga tidak pernah bergerak secara acak, melainkan membentuk pola tertentu yang bisa dibaca melalui grafik. Pola ini dikenal dengan istilah chart pattern, yaitu formasi pergerakan harga yang mencerminkan psikologi pasar antara buyer dan seller. Dengan memahami jenis chart pattern dalam trading, trader dapat memperkirakan arah pergerakan berikutnya, apakah tren akan berlanjut atau justru berbalik.
Pengetahuan ini sangat penting karena dapat membantu menentukan titik entry, exit, maupun strategi manajemen risiko. Artikel ini akan membahas 7 chart pattern populer, cara membacanya, dan bagaimana memanfaatkannya secara efektif.
💡 Jadi, Poinnya…
- Bahasa Pasar: Chart pattern itu kayak “kode rahasia” dari market. Kalau bisa baca, kamu jadi ngerti arah tren.
- Bukan Sekadar Pola, Tapi Strategi: Dengan ngerti jenis chart pattern dalam trading, kamu bisa tentuin entry dan exit lebih tepat tanpa feeling-feelingan aja.
- Kombinasikan dengan Risk Management: Ingat, chart pattern bukan jaminan 100%. Selalu padukan dengan manajemen risiko biar trading tetap aman dan terkontrol.
7 Jenis Chart Pattern dalam Trading
Dalam trading, memahami pergerakan harga sangat penting agar keputusan entry maupun exit lebih tepat. Salah satu cara yang banyak digunakan trader adalah dengan membaca chart pattern, yaitu pola pergerakan harga yang terbentuk di grafik dan mencerminkan kondisi psikologis pasar.
Chart pattern dapat memberi gambaran apakah tren akan berlanjut atau berbalik arah, sehingga membantu trader menyusun strategi yang lebih akurat. Ada banyak pola yang bisa dipelajari, namun beberapa di antaranya dianggap paling populer dan sering muncul dalam berbagai instrumen. Berikut 7 jenis chart pattern dalam trading penting yang perlu dipahami oleh trader.
1. Head and Shoulders

Pola Head and Shoulders merupakan salah satu pola reversal paling dikenal dalam analisis teknikal. Pola ini terbentuk dari tiga puncak: bahu kiri, kepala, dan bahu kanan. Kepala menjadi puncak tertinggi, sementara kedua bahu memiliki level puncak yang hampir sama.
Cara membacanya, pola ini biasanya muncul setelah tren bullish panjang dan mengisyaratkan bahwa kekuatan buyer mulai melemah. Cara memanfaatkannya, trader biasanya menunggu harga menembus garis neckline (garis horizontal yang menghubungkan lembah di antara bahu kiri, kepala, dan bahu kanan).
Jika neckline berhasil ditembus, pola ini menjadi sinyal kuat untuk entry posisi sell karena tren kemungkinan besar akan berbalik ke bearish.
2. Inverse Head and Shoulders

Kebalikan dari pola sebelumnya, Inverse Head and Shoulders menandakan potensi reversal dari bearish ke bullish. Pola ini juga terdiri dari tiga lembah: bahu kiri, kepala (lembah terdalam), dan bahu kanan. Cara membacanya, pola ini biasanya terbentuk setelah tren turun panjang, menunjukkan bahwa penurunan harga mulai kehilangan momentum.
Cara memanfaatkannya, trader biasanya menunggu harga menembus neckline yang terbentuk dari dua puncak kecil di antara bahu kiri dan kanan. Saat harga menembus neckline ke atas dengan volume yang tinggi, pola ini menjadi sinyal kuat untuk entry posisi buy karena tren baru yang bullish kemungkinan akan dimulai.
3. Double Top

Pola Double Top terbentuk ketika harga mencoba menembus resistance dua kali namun gagal, sehingga membentuk dua puncak sejajar dengan jarak tertentu. Cara membacanya, pola ini muncul di akhir tren naik dan menjadi tanda bahwa buyer sudah kehabisan tenaga untuk mendorong harga lebih tinggi.
Cara memanfaatkannya, trader biasanya menunggu konfirmasi berupa harga yang turun menembus level support di antara kedua puncak tersebut. Jika support ditembus, pola ini memberikan sinyal entry sell dengan potensi tren bearish yang cukup kuat.
4. Double Bottom

Pola Double Bottom merupakan kebalikan dari double top dan biasanya muncul di akhir tren turun. Pola ini terbentuk ketika harga dua kali menyentuh level support yang sama, namun gagal menembusnya. Cara membacanya, pola ini menandakan bahwa tekanan jual melemah dan buyer mulai mengambil alih.
Cara memanfaatkannya, trader dapat membuka posisi buy saat harga berhasil menembus resistance yang berada di antara dua lembah tersebut. Konfirmasi tambahan seperti peningkatan volume dapat memperkuat sinyal bullish dari pola ini.
5. Triangles (Ascending, Descending, Symmetrical)

Pola Triangles adalah pola konsolidasi yang sering muncul sebelum harga melanjutkan tren utama. Ada tiga jenis:
🔺 Ascending Triangle
Bayangin kamu lagi main bola dan ada tembok tinggi (resistance) di depan. Kamu terus menendang bola makin kencang, awalnya bolanya mantul agak jauh, tapi lama-lama tendangannya makin dekat sama tembok.
Artinya, ada tekanan kuat dari bawah (support menanjak). Pada akhirnya, tembok itu biasanya jebol juga. Nah, itulah Ascending Triangle, harga terus “nge-press” resistance sampai akhirnya tembus ke atas. Biasanya sinyal bullish.
🔻 Descending Triangle
Sekarang kebalikannya. Anggap kamu lagi dorong bola dari atas bukit (resistance menurun), sementara di bawah ada lantai datar (support horizontal). Bola terus didorong dari atas, makin lama makin dekat ke lantai.
Kalau lantai itu nggak kuat, suatu saat bakal pecah juga, dan bola terus meluncur ke bawah. Inilah Descending Triangle, tekanan seller makin besar, support biasanya jebol, tren turun berlanjut.
🔺🔻Symmetrical Triangle
Kalau yang ini kayak kamu lagi nutup gunting. Dua bilah gunting (support & resistance) makin lama makin menyempit. Harga di dalamnya kayak bola yang terjebak, mantul sana-sini tapi makin sempit ruang geraknya.
Akhirnya, bola itu harus keluar juga, entah lewat atas atau bawah. Nah, Symmetrical Triangle ini bisa jadi bullish atau bearish, tergantung ke arah mana breakout terjadi.
6. Flag and Pennant

Flag dan Pennant adalah pola continuation kecil yang terbentuk setelah pergerakan impulsif kuat. Flag berbentuk channel kecil yang miring melawan tren utama, sementara Pennant menyerupai segitiga kecil yang menyempit. Cara membacanya, kedua pola ini menandakan fase konsolidasi singkat sebelum harga melanjutkan tren utama.
Cara memanfaatkannya, trader sebaiknya entry searah dengan tren utama setelah harga keluar dari pola tersebut. Karena biasanya diikuti oleh pergerakan kuat, flag dan pennant sering dianggap pola yang menguntungkan jika dimanfaatkan dengan manajemen risiko yang baik.
7. Cup and Handle

Pola Cup and Handle menyerupai bentuk cangkir dengan pegangan di sisi kanan. Bagian “cup” terbentuk dari pergerakan harga yang menurun lalu naik kembali membentuk lengkungan, sementara “handle” adalah koreksi kecil setelah harga membentuk cup.
Cara membacanya, pola ini biasanya muncul dalam tren naik dan dianggap sebagai pola bullish continuation. Cara memanfaatkannya, trader bisa entry posisi buy ketika harga breakout dari area handle dengan volume yang tinggi. Target kenaikan biasanya diukur dari kedalaman cup yang terbentuk.
Chart Pattern Bikin Trading Lebih Terarah
Nah, sekarang kamu udah kenal 7 jenis chart pattern dalam trading lengkap dengan cara membacanya. Dengan pemahaman ini, kamu bisa bikin strategi trading lebih tajam, nggak cuma asal tebak-tebakan lagi. Tapi jangan lupa, selalu kombinasikan dengan money management yang sehat ya!
Masih bingung pilih produk finansial atau layanan investasi yang cocok? Tenang, Tuwaga siap jadi partner finansial kamu! Di Tuwaga, kamu bisa:
- Cari info lengkap soal kartu kredit, tabungan, KTA, deposito, hingga pinjaman dana tunai dengan jaminan properti atau kendaraan.
- Baca artikel-artikel finansial insightful biar makin cerdas bikin keputusan.
- Bahkan bisa langsung apply produk keuangan sesuai kebutuhan kamu.
- Dan jangan lupa cek juga TuwagaPromo, siapa tahu ada diskon menarik di merchant favorit kamu di mall!
Jadi, mau trading makin jago sekaligus finansial makin sehat? Yuk, mulai bareng Tuwaga sekarang!