Pernah nggak sih kamu dengar kalau gaji TNI kecil dibanding tanggung jawab dan risiko kerja mereka? Padahal, TNI tuh ujung tombak pertahanan negara yang kerjanya nggak main-main. Nah, biar nggak salah paham, yuk kita kupas detail gaji pokok, tunjangan, sampai simulasi penghasilan TNI di 2025.
💡 Jadi, Poinnya…
- Gaji Pokok TNI Memang Rendah: Kalau dilihat mentah, gaji pokok prajurit baru masih di bawah UMR kota besar.
- Tunjangan Jadi Penopang Utama: Total penghasilan bisa naik signifikan karena ada tukin, tunjangan keluarga, pangan, dan lain-lain.
- Risiko Tinggi vs Penghasilan: Meski tunjangan ada, banyak yang tetap menilai penghasilan belum sebanding dengan risiko dan tanggung jawab TNI.
Rincian Gaji Pokok TNI per Pangkat
Gaji pokok TNI diatur lewat PP No. 6 Tahun 2024 dan dibagi per golongan pangkat. Angkanya memang kelihatan kecil kalau dilihat mentah-mentah.
Golongan I – Tamtama
- Prajurit Dua (Prada): Rp 1.775.000 – Rp 2.741.300
- Prajurit Satu (Pratu): Rp 1.830.500 – Rp 2.827.000
- Prajurit Kepala (Praka): Rp 1.887.800 – Rp 2.915.400
- Kopral Dua (Kopda): Rp 1.946.800 – Rp 3.006.600
- Kopral Satu (Koptu): Rp 2.007.700 – Rp 3.100.700
- Kopral Kepala (Kopka): Rp 2.070.500 – Rp 3.197.700
Golongan II – Bintara
- Sersan Dua (Serda): Rp 2.272.100 – Rp 3.733.700
- Sersan Satu (Sertu): Rp 2.343.100 – Rp 3.850.500
- Sersan Kepala (Serka): Rp 2.416.400 – Rp 3.971.000
- Sersan Mayor (Serma): Rp 2.492.000 – Rp 4.095.200
- Pembantu Letnan Dua (Pelda): Rp 2.570.000 – Rp 4.223.300
- Pembantu Letnan Satu (Pelta): Rp 2.650.300 – Rp 4.355.400
Golongan III – Perwira Pertama
- Letnan Dua (Letda): Rp 2.954.200 – Rp 4.779.300
- Letnan Satu (Lettu): Rp 3.046.600 – Rp 5.096.500
- Kapten: Rp 3.141.900 – Rp 5.163.100
Golongan IV – Perwira Menengah & Tinggi
- Mayor: Rp 3.240.200 – Rp 5.324.600
- Letnan Kolonel: Rp 3.341.500 – Rp 5.491.200
- Kolonel: Rp 3.446.000 – Rp 5.663.000
- Brigjen / Laksma / Marsma: Rp 3.553.800 – Rp 5.810.100
- Mayjen / Laksda / Marsda: Rp 3.665.000 – Rp 6.022.800
- Letjen / Laksdya / Marsdya: Rp 5.485.800 – Rp 6.211.200
- Jenderal / Laksamana / Marsekal: Rp 5.657.400 – Rp 6.405.500
Tunjangan TNI: Tambahan Penting di Luar Gaji Pokok
Selain gaji pokok, TNI juga punya banyak tunjangan. Inilah yang bikin penghasilan sebenarnya bisa lebih besar:
- Tunjangan Kinerja (Tukin): Berdasarkan kelas jabatan. Panglima/Kepala Staf bisa dapat Rp 30–37 juta/bulan, prajurit rendah sekitar Rp 1,9 juta–Rp 4 juta.
- Tunjangan Keluarga: 10% gaji pokok untuk istri/suami + 2% per anak (maks. 2 anak).
- Tunjangan Pangan: biasanya berupa beras 18 kg per anggota + tambahan untuk keluarga.
- Tunjangan Jabatan: kalau menduduki posisi struktural/khusus.
Simulasi Total Penghasilan TNI
Nah, ini dia simulasi total penghasilan TNI berdasarkan gabungan dari gaji dan tunjangannya.
1. Prajurit Dua (Tamtama Baru) – Lokasi Normal
- Gaji Pokok: Rp 1,8 juta
- Tukin kelas jabatan rendah: Rp 1,9 juta
- Tunjangan keluarga (istri + 2 anak): ± Rp 300 ribu
- Tunjangan beras & umum: ± Rp 300 ribu
Total: ± Rp 4,3 juta/bulan
2. Sersan Satu (Bintara) – Lokasi Normal
- Gaji Pokok: Rp 2,5 juta
- Tukin kelas jabatan menengah: Rp 3 juta
- Tunjangan keluarga & pangan: ± Rp 500 ribu
Total: ± Rp 6 juta/bulan
3. Kapten (Perwira Pertama) – Lokasi Normal
- Gaji Pokok: Rp 3,5 juta
- Tukin jabatan: Rp 6 juta–Rp 8 juta
- Tunjangan keluarga, pangan, umum: ± Rp 700 ribu
Total: ± Rp 10 juta–12 juta/bulan
4. Letnan Kolonel (Perwira Menengah) – Jabatan Struktural
- Gaji Pokok: Rp 4,5 juta
- Tukin kelas jabatan tinggi: Rp 15 juta–Rp 20 juta
- Tunjangan lain: ± Rp 1,5 juta
Total: ± Rp 20 juta–25 juta/bulan
- Tunjangan Umum: untuk yang tidak punya jabatan struktural.
- Tunjangan Daerah/Khusus: untuk penugasan di Papua, perbatasan, pulau terpencil.
- Tunjangan Operasi/Risiko: kalau ikut operasi militer atau penugasan berbahaya.
Kenapa Tetap Dibilang “Kecil”?
Meskipun kalau dihitung total ada gaji pokok + tunjangan, tetap saja banyak orang menilai gaji TNI kecil. Nah, ini alasan detailnya kenapa persepsi itu muncul 👇
1. Gaji Pokok Rendah Banget
Kalau cuma lihat gaji pokok, prajurit baru lulusan pendidikan (Prajurit Dua) cuma terima sekitar Rp 1,7–2 jutaan. Angka ini bahkan masih di bawah UMR kota-kota besar. Jadi wajar kalau kesannya “nggak cukup” buat biaya hidup dasar.
2. Tunjangan Nggak Merata
Tukin (tunjangan kinerja) jadi penyelamat utama, tapi nilainya beda jauh tergantung jabatan. Panglima atau perwira tinggi bisa terima puluhan juta, sementara prajurit biasa cuma di kisaran 2–3 jutaan. Jadi kesenjangan terasa banget.
3. Biaya Hidup Naik Terus
Inflasi bikin harga kebutuhan pokok terus naik. Dengan penghasilan 4–5 juta (gaji + tunjangan prajurit tamtama), hidup di Jakarta atau kota besar jelas mepet, apalagi kalau punya tanggungan keluarga.
4. Risiko & Tanggung Jawab Besar
TNI siap ditugaskan ke medan berat: jaga perbatasan, operasi militer, bahkan daerah konflik. Risiko nyawa tinggi, tapi tambahan tunjangan kadang belum sebanding dengan “taruhan” yang mereka hadapi.
5. Kenaikan Gaji Lambat & Pangkat Butuh Waktu
Kenaikan penghasilan sangat tergantung pangkat dan masa kerja. Untuk naik satu pangkat butuh waktu beberapa tahun, sehingga peningkatan gaji terasa lama banget.
Tips Literasi Keuangan buat Prajurit & Keluarganya
Kalau gaji TNI terasa kecil, bukan berarti nggak bisa diakalin. Dengan strategi keuangan yang pas, penghasilan yang ada tetap bisa mencukupi kebutuhan bahkan disisihkan buat masa depan. Nah, ini tips yang bisa dicoba:
1. Pisahkan gaji pokok & tunjangan sejak awal
Jangan anggap tunjangan sebagai “uang bonus” untuk dihabiskan. Lebih baik gaji pokok buat kebutuhan harian, sementara tunjangan dimaksimalkan buat tabungan, cicilan rumah, atau dana darurat.
2. Buat anggaran bulanan realistis
Catat pemasukan (gaji pokok + tukin + tunjangan lain) dan bandingkan dengan semua pengeluaran. Dari situ, bisa diputuskan mana yang prioritas (sekolah anak, makan, transportasi) dan mana yang bisa dipangkas.
3. Manfaatkan fasilitas dari negara
Gunakan rumah dinas, layanan kesehatan militer, dan koperasi prajurit untuk menekan biaya hidup. Dengan begitu, lebih banyak uang bisa disisihkan untuk hal lain.
4. Cari peluang tambahan legal & aman
Beberapa prajurit buka usaha kecil (jualan makanan, online shop, atau ternak di kampung halaman) dengan dukungan keluarga. Asal tidak melanggar aturan kedinasan, ini bisa jadi tambahan pemasukan yang lumayan.
5. Siapkan dana pensiun & investasi kecil-kecilan
Jangan tunggu pensiun baru mikirin tabungan. Sisihkan minimal 10% dari total penghasilan ke produk tabungan berjangka, deposito, atau reksa dana syariah. Nominal kecil tapi rutin bisa jadi modal besar di masa depan.
Bisa Dikelola Lebih Bijak
Kalau cuma lihat gaji pokok, wajar banget muncul anggapan kenapa gaji TNI kecil. Tapi kalau ditotal dengan tunjangan, angka sebenarnya bisa lumayan. Meski begitu, tantangan finansial tetap ada, apalagi biaya hidup makin naik tiap tahun.
Buat kamu (baik TNI maupun masyarakat umum) yang pengin lebih bijak mengatur keuangan, Tuwaga bisa jadi solusi lengkap. Dari tabungan, deposito, KTA, kartu kredit, sampai insight finansial buat hidup lebih teratur—semua ada di sini. Bahkan ada juga TuwagaPromo buat cek promo & diskon menarik di merchant favorit mall. Yuk, cek sekarang dan jangan sampai ketinggalan!