fPernikahan bukan hanya penyatuan dua insan, melainkan juga penyatuan dua keluarga. Dalam tradisi Islam, salah satu rukun penting dalam pernikahan adalah mahar atau maskawin, yaitu pemberian wajib dari mempelai pria kepada mempelai wanita. Bentuk mahar pernikahan bisa beragam, mulai dari benda berharga, hafalan Al-Qur’an, hingga uang tunai.
Di Indonesia, mahar uang menjadi pilihan yang paling umum karena sederhana, praktis, mudah diukur nilainya, dan fleksibel sesuai kemampuan calon suami. Namun, di balik kesederhanaannya, mahar uang memiliki makna yang mendalam serta aturan yang patut dipahami. Simak penjelasan Tuwaga dibawah ini!
💡 Jadi, Poinnya…
- Mahar uang adalah sah dan fleksibel – bisa berapa saja sesuai kemampuan, tanpa ada batasan minimum atau maksimum dalam Islam.
- Makna lebih penting daripada nominal – esensi mahar adalah penghormatan, kesungguhan, dan simbol kasih sayang, bukan sekadar besar kecilnya angka.
- Bedakan mahar dengan hantaran – mahar wajib dalam syariat dan milik penuh istri, sedangkan hantaran hanya tradisi yang sifatnya tambahan.
Pengertian Mahar Uang
Secara bahasa, mahar berasal dari kata Arab ṣadāq yang berarti pemberian sebagai tanda kejujuran atau kesungguhan. Dalam bahasa Indonesia, mahar dikenal juga dengan istilah maskawin.
Mahar uang berarti maskawin yang diberikan dalam bentuk uang tunai dengan nominal tertentu yang disepakati oleh kedua belah pihak. Uang dipilih karena sifatnya likuid, mudah disimpan, bisa langsung dimanfaatkan, dan memiliki nilai universal.
Hukum Mahar dalam Islam
1. Wajib hukumnya
Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nisa ayat 4:
“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan…”
Ayat ini menegaskan bahwa pemberian mahar merupakan kewajiban, bukan sekadar formalitas.
2. Tidak ada batasan jumlah
Nabi Muhammad SAW tidak pernah menetapkan batas minimum atau maksimum mahar. Ada sahabat yang menikah dengan mahar cincin besi, ada juga yang dengan hafalan Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa Islam memudahkan mahar sesuai kemampuan.
3. Hak penuh milik istri
Setelah diterima, mahar menjadi hak istri sepenuhnya. Suami tidak boleh meminta kembali, kecuali jika istri memberikannya secara sukarela.
Filosofi dan Makna Mahar Uang
- Simbol penghormatan: Mahar uang menegaskan bahwa wanita yang dinikahi dihargai dan dimuliakan.
- Tanda keseriusan: Uang menunjukkan kesungguhan mempelai pria dalam membangun rumah tangga.
- Jaminan awal: Mahar bisa menjadi modal awal untuk kebutuhan rumah tangga atau simpanan pribadi istri.
- Kesederhanaan: Islam mengajarkan agar pernikahan dipermudah, sehingga uang menjadi mahar yang sederhana namun bermakna.
Praktik Mahar Uang di Indonesia
Di berbagai daerah, mahar uang menjadi pilihan populer karena mudah disiapkan. Namun, tradisi dan budaya ikut memengaruhi bentuk serta jumlahnya:
- Jawa: Mahar uang sering digabung dengan seperangkat alat salat. Nominalnya biasanya sederhana dan lebih menekankan pada simbolik.
- Sunda: Mempelai pria kadang memberikan mahar berupa uang dengan angka unik, misalnya Rp 2.023.000 sebagai tanda menikah di tahun 2023.
- Melayu: Selain mahar uang, ada juga uang hantaran yang berbeda fungsi. Mahar adalah kewajiban syariat, sedangkan hantaran adalah tradisi.
Besaran Mahar Uang
Besarnya mahar uang tidak diatur secara ketat, sehingga sangat fleksibel. Beberapa kisaran yang sering ditemui di Indonesia antara lain:
- Nominal simbolis: Rp 100.000 – Rp 1.000.000 (sering dipilih untuk kesederhanaan).
- Nominal standar: Rp 2.000.000 – Rp 10.000.000 (umum digunakan di perkotaan).
- Nominal prestise: Puluhan hingga ratusan juta (biasanya untuk pasangan publik figur atau keluarga berada).
Yang terpenting, mahar tidak boleh memberatkan calon suami. Nabi SAW pernah bersabda:
“Sebaik-baik pernikahan adalah yang paling mudah maharnya.” (HR. Abu Dawud)
Contoh Penulisan Mahar Uang
Dalam akad nikah, penghulu akan mencatat bentuk mahar dalam buku nikah. Contoh penulisan:
- “Seperangkat alat salat dan uang tunai Rp 1.000.000 (satu juta rupiah).”
- “Uang tunai Rp 5.000.000 (lima juta rupiah).”
- “Uang tunai Rp 2.023.000 (dua juta dua puluh tiga ribu rupiah).”
Tips Menentukan Mahar Uang
- Komunikasi dengan calon istri – Mahar adalah hak istri, jadi diskusikan nominal yang nyaman.
- Utamakan kemampuan – Jangan sampai mahar menjadi beban hingga berhutang.
- Pertimbangkan angka simbolis – Misalnya Rp 2.022.022 untuk menikah di tahun 2022.
- Gabungkan dengan benda lain – Uang tunai bisa dipadukan dengan cincin emas atau Al-Qur’an.
- Hindari gengsi – Esensi mahar bukan pada besarannya, tapi pada niat dan keberkahannya.
Perbedaan Mahar dan Hantaran
Banyak orang masih keliru membedakan mahar dengan uang hantaran. Padahal, keduanya berbeda:
- Mahar: Wajib dalam syariat, diserahkan saat akad, milik istri sepenuhnya.
- Hantaran: Tradisi atau adat, biasanya berupa perlengkapan rumah tangga, makanan, atau tambahan uang.
Kesalahpahaman tentang Mahar Uang
- Harus besar nilainya
Salah. Mahar tidak ditentukan oleh besar kecilnya, tapi kerelaan kedua pihak. - Mahar sama dengan harga mempelai wanita
Salah besar. Mahar bukan harga, melainkan simbol penghormatan. - Mahar harus berupa uang
Tidak benar. Mahar bisa berupa apapun yang halal dan bermanfaat, termasuk barang atau jasa.
Simpel, Bermakna, dan Penuh Keberkahan
Mahar uang dalam pernikahan bukan sekadar formalitas, tetapi simbol kesungguhan dan penghormatan dari suami kepada istri. Islam mempermudah urusan mahar agar pernikahan lebih ringan dan penuh keberkahan. Yang terpenting bukan jumlahnya, melainkan keikhlasan dan kebermanfaatannya.
Kalau kamu sedang menyiapkan pernikahan atau merencanakan keuangan keluarga, pastikan finansialmu juga sehat. Di Tuwaga, kamu bisa dengan mudah membandingkan dan apply produk keuangan terbaik mulai dari KTA (Kredit Tanpa Agunan), tabungan, hingga dana tunai yang sesuai kebutuhan.
Yuk cek sekarang di Tuwaga dan pilih produk yang tepat untuk mendukung perjalanan hidup barumu!