Mau mulai bisnis tapi modal masih jadi kendala? Tenang, sekarang ada banyak pilihan pinjaman modal usaha 2025 yang bisa jadi solusi. Dari KUR pemerintah, pinjaman bank konvensional, sampai fintech online, semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan usaha kamu.
Kali ini, Tuwaga bakal bahas tuntas kelebihan, syarat, bunga, hingga simulasi cicilan KUR, pinjaman bank, dan pinjaman fintech atau pinjaman online supaya kamu bisa menentukan pilihan paling tepat. Yuk, simak!
💡 Jadi Poinnya…
- Pilihan Fleksibel: Ada tiga opsi pinjaman modal usaha 2025, yaitu KUR, bank konvensional, dan fintech legal, semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan bisnismu.
- Bunga dan Tenor Berbeda: KUR unggul di bunga rendah, bank cocok untuk plafon besar, sedangkan fintech cepat cair meski bunganya relatif lebih tinggi.
- Tips Aman: Pastikan cashflow jelas, pilih pinjaman legal terdaftar OJK, dan jangan ambil utang berlebihan agar usaha tetap sehat.
Apa Itu Pinjaman Modal Usaha?
Dikutip dari Mandiri Utama Finance, pinjaman modal usaha sendiri adalah dana yang bisa diperoleh dari bank atau lembaga keuangan lain, khususnya bagi UMKM dan startup yang ingin mengembangkan bisnisnya.
Di tahun 2025, momentum untuk mengambil pinjaman usaha cukup cerah. Banyak dukungan pemerintah melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), fintech legal makin gencar, dan bunga pinjaman cenderung lebih kompetitif dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.
Jenis Pinjaman Modal Usaha di 2025
Ada 3 jenis pinjaman modal usaha yang paling populer di kalangan masyarakat yaitu KUR, pinjaman bank konvensional, dan pinjaman fintech atau pinjol. Berikut penjelasannya:
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
KUR adalah program pembiayaan bersubsidi pemerintah dengan bunga rendah, yang disalurkan oleh bank atau Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). Dana ini bisa dipakai untuk modal kerja maupun investasi.
KUR ditujukan bagi UMKM yang produktif dan layak, tapi belum punya agunan tambahan atau belum bankable.
Beberapa keunggulan KUR:
- Bunga mulai dari 3% per tahun.
- Plafon mulai dari Rp10 juta hingga Rp500 juta.
- Tenor panjang 3–5 tahun.
- Subsidi bunga dan pola penjaminan dari pemerintah.
- Menerima berbagai usaha mulai dari perdagangan, pertanian, perkebunan, kelautan, perikanan, konstruksi, pertambangan, pariwisata, jasa produksi, dan sektor produksi lain.
Syarat pengajuan KUR:
- NIB atau Surat Keterangan Usaha (SKU).
- KTP dan NIK.
- NPWP (untuk limit di atas Rp50 juta).
- Copy KK, akta nikah/cerai (jika sudah menikah/cerai).
- Kepesertaan BPJS TK (untuk KUR kecil & KUR khusus >Rp100 juta).
Contoh produk KUR:
- KUR Super Mikro Mandiri: Limit Rp10 juta, tenor 3–5 tahun, bunga 3% per tahun.
- KUR Kecil Mandiri: Limit Rp100–500 juta, tenor 3–5 tahun, bunga mulai 6%.
- KUR BRI: Limit hingga Rp500 juta, tenor hingga 5 tahun, bunga mulai 6%.
- KUR Mikro BCA: Limit Rp10–100 juta, tenor 3–5 tahun, bunga 6–9%.
2. Pinjaman Bank Konvensional
Pinjaman bank konvensional menggunakan sistem bunga sebagai imbalan atas dana yang dipinjam. Total pembayaran biasanya lebih besar karena bunga dihitung sesuai tenor dan jumlah pinjaman. Jika telat bayar, akan ada denda sesuai aturan bank.
Berbagai produk pinjaman bank konvensional antara lain:
- Kredit Tanpa Agunan (KTA): Bisa cair tanpa jaminan, syarat hanya KTP, slip gaji, dan riwayat kredit bagus. Cocok untuk kebutuhan mendesak. Contohnya: KTA BRIGuna Karya, KTA Kredit Serbaguna Mandiri (KSM), KTA BCA Personal Loan, KTA Maybank, dan KTA Bank Muamalat Multiguna iB Hijrah.
- Kredit Modal Kerja (KMK): Untuk operasional harian seperti beli bahan baku, bayar gaji, atau cashflow jangka pendek. Tenor pendek, biasanya 1–3 tahun. Contohnya: KMK Hana Bank dan KMK BRI.
- Kredit Investasi: Untuk ekspansi usaha, misal beli mesin, bangun gudang, atau buka cabang baru. Tenor panjang, bisa sampai 10 tahun. Contohnya: KI Bank Mandiri, KI Bank BRI, dan KI Bank Maspion
- Kredit Kepemilikan Rumah (KPR): Beli rumah atau apartemen dengan cicilan bulanan 15–20 tahun. Properti jadi jaminan. Contoh: KPR Green Financing BRI, KPR Rumahsaya BCA, dan KPR BTN Platinum.
- Kredit Kendaraan Bermotor (KKB): Beli motor atau mobil, biasanya ada DP, kendaraan jadi jaminan sampai lunas. Contohnya: KKB BTN iB Syariah, KBB Mandiri Auto, dan KBB BRI.
- Kredit Multiguna: Fleksibel, bisa untuk pernikahan, renovasi, modal usaha kecil, menggunakan jaminan sertifikat rumah atau BPKB. Contohnya: Kredit Properti Multiguna Maybank.
Syarat umum pengajuan KTA: WNI, usia 21–55 tahun, penghasilan tetap tertentu, dokumen KTP, NPWP, slip gaji, dan rekening koran 3 bulan terakhir.
Bank konvensional cocok untuk usaha yang membutuhkan plafon besar, bunga kompetitif, dan layanan lebih trusted. Sayangnya, syarat pengajuannya memang lebih ketat dan proses approval-nya agak lama.
3. Pinjaman Fintech Legal
Jenis pinjaman modal usaha yang terakhir yaitu pinjaman fintech legal adalah layanan pinjaman online yang sepenuhnya diawasi OJK, cepat cair, dan bisa diajukan tanpa jaminan. Pinjaman fintech bisa berupa pinjaman online (pinjol), peer-to-peer lending (P2P lending), crowdfunding, dan e-wallet.
Dana pinjaman fintech cocok untuk modal usaha mikro atau kebutuhan mendesak. Prosesnya cepat, transparan, dan syarat dokumennya minimal.
Beberapa keunggulan pinjaman fintech legal:
- Pencairan cepat, bisa dalam hitungan jam.
- Nggak perlu jaminan.
- Limit mulai dari Rp1 juta–Rp100 juta.
- Tenor mulai dari 30 hari–2 tahun.
- Bunga mulai dari 0,4% per hari, bahkan ada yang 0% dengan disertai biaya admin.
- Biaya transparan dibanding pinjol ilegal.
Syarat pengajuan:
- WNI, usia minimal 21 tahun.
- Memiliki KTP elektronik.
- Pekerjaan dan penghasilan tetap.
- Rekening bank atas nama sendiri.
- Dokumen pendukung meliputi foto KTP, selfie KTP, bukti penghasilan, NPWP/rekening koran jika diperlukan.
Contoh produk pinjaman fintech: AdaKami, Tunaiku Amar Bank, UangMe, JULO, EasyCash dan Indondana.
Tapi karena tanpa jaminan, pinjaman fintech bisa mengenakkan bunga lebih tinggi dari pinjaman konvensional bank dan KUR, sebagai kompensasi atas risiko kemampuan bayar nasabah.
Perbandingan KUR vs Bank vs Fintech
| Jenis Pinjaman | Plafon | Tenor | Bunga | Kelebihan | Kekurangan |
|---|---|---|---|---|---|
| KUR | Rp10–500 juta | 3–5 tahun | 3–6% | Bunga rendah, subsidi pemerintah | Hanya untuk UMKM, syarat dokumen |
| Bank Konvensional | Sesuai produk | 1–10 tahun | 6–12% | Trusted, plafon besar | Proses lama, syarat ketat |
| Fintech Legal | Rp1–100 juta | 30 hari–2 tahun | 10–18% | Cepat cair, online | Risiko bunga tinggi jika salah pilih |
Jadi, mana yang harus dipilih?
- Kamu bisa ambil KUR jika masih UMKM pemula, modal tambahan, ingin bunga rendah.
- Pilih pinjaman bank konvensional jika butuh plafon besar, ingin menggunakan dana fleksibel, dan pengembalian jangka panjang.
- Lalu, kamu bisa pilih pinjaman fintech saat butuh modal cepat, usaha mikro, dan nggak ada agunan yang ingin dijaminkan.
Baca Juga: Terlengkap! 93 KTA Tanpa Kartu Kredit Untuk Pinjaman Mudah
Simulasi Pinjaman Modal Usaha 2025
Biar lebih jelas, mari kita lihat contoh simulasi cicilan bulanan KUR, pinjaman bank konvensional, dan pinjaman fintech.
1. Pinjaman KUR
Misal kamu ambil pinjaman KUR Rp10 juta dengan tenor 2 tahun dan bunga 3% per tahun.
- Plafon: Rp10.000.000.
- Tenor: 24 bulan.
- Bunga: 3% per tahun.
Perhitungannya:
- Cicilan per bulan: (Pokok + Total Bunga) / Tenor.
- Total bunga: Rp10.000.000 x 3% x 2 = Rp10.600.000.
- Cicilan per bulan = 10.600.000 ÷ 24 = Rp442.000.
2. Pinjaman Bank Konvensional
- Plafon: Rp50.000.000.
- Tenor: 36 bulan.
- Bunga: 8% per tahun.
Perhitungannya:
- Total bunga: Rp50.000.000 × 8% × 3 = Rp12.000.000.
- Total pinjaman + bunga: Rp50.000.000 + Rp12.000.000 = Rp62.000.000.
- Cicilan per bulan: Rp62.000.000 ÷ 36 = RpRp1.722.000.
3. Pinjaman Fintech
- Plafon: Rp5.000.000.
- Tenor: 6 bulan.
- Bunga: 12% per tahun.
Perhitungannya:
- Total bunga: 5.000.000 × 12% × 0,5 tahun = Rp300.000.
- Total pinjaman + bunga = Rp5.000.000 + Rp300.000 = Rp5.300.000.
- Cicilan per bulan = Rp5.300.000 ÷ 6 = Rp883.000.
Baca Juga: Berapa Biaya Bangun Rumah Tipe 36, 45, dan 54 di Jakarta?
Tips Mengajukan Pinjaman Modal Usaha
Agar pengajuan lancar dan cicilan tetap nyaman, ada beberapa tips praktis yang bisa kamu terapkan:
1. Pastikan Cashflow Usaha Jelas
Bank atau fintech akan lihat kemampuan bayar dari catatan arus kas usaha. Semakin rapi dan transparan, semakin mudah mereka menilai, dan peluang disetujui pun lebih tinggi.
2. Bandingkan Bunga dan Tenor
Misalnya, KUR bunga rendah tapi plafonnya terbatas, sedangkan pinjol cepat cair tapi bunganya lebih tinggi. Pilih yang sesuai kemampuan bayar, supaya cicilan nggak bikin keuangan usaha stres.
3. Cek Legalitas Pinjol
Pastikan kamu pilih pinjaman yang sudah terdaftar OJK. Pinjol ilegal memang cepat, tapi risikonya tinggi, bunga bisa mencekik, penagihan agresif, dan data pribadi bisa disalahgunakan.
4. Siapkan Dokumen Sejak Awal
KTP, NPWP, slip gaji atau laporan usaha, serta NIB/SKU usaha akan mempercepat proses pengajuan. Dokumen lengkap berarti pinjaman bisa cair lebih cepat.
5. Jangan Ambil Pinjaman Berlebihan
Pinjam secukupnya sesuai kebutuhan modal kerja atau ekspansi. Cicilan yang terlalu tinggi bisa bikin usaha terganggu, bahkan menjerat ke utang yang nggak sehat.
Dairy Queen
Nah, sekarang nggak perlu bingung lagi mencari pinjaman modal usaha. Mulai dari KUR yang bunganya super rendah, pinjaman bank konvensional dengan plafon besar, sampai fintech legal yang prosesnya cepat, semua bisa kamu pertimbangkan.
Ingat, modal usaha memang penting, tapi menjaga kesehatan keuangan bisnis jauh lebih krusial untuk keberlanjutan jangka panjang, ya.
Butuh modal tambahan buat bisnis atau kebutuhan lainnya? Di Tuwaga, kamu bisa cek, bandingkan, dan ajukan kartu kredit, dana tunai kendaraan, hingga pinjaman tanpa jaminan (KTA) dari berbagai bank secara resmi dan tanpa biaya tambahan. Yuk, eksplor Tuwaga sekarang!

















































