Sepanjang 2024, drama subsidi BBM kembali jadi hot topic. Pemerintah lagi mau bikin aturan siapa aja yang boleh ngisi bensin bersubsidi. Tujuannya sih, biar subsidi ini lebih tepat sasaran. Alias, yang bener-bener butuh tuh bisa dapet manfaatnya. Tapi ya, you know lah, kalau udah ngomongin subsidi, pasti ada drama.
Terus, ini bukan kali pertama pemerintah ngelempar wacana “gas aturan baru” soal BBM subsidi. Di era Presiden Jokowi, udah ada rencana buat bikin aturan pakai BBM bersubsidi kayak Solar subsidi atau Pertalite (RON 90) berdasarkan kapasitas mesin kendaraan (atau bahasa populernya, cc). Tapi sampai sekarang, kok kayaknya aturan itu masih jadi wacana, ya?
Jadi, menurut kalian, subsidi BBM ini perlu banget diperketat atau biarin aja ngalir bebas kayak air galon pas isi ulang? Mari kita bahas!
💡Key Takeaways:
- Kriteria Ketat Berdasarkan CC Mobil: Mobil dengan mesin lebih dari 2.000 CC nggak bisa pakai Solar subsidi, sementara Pertalite hanya untuk mobil dengan mesin maksimal 1.400 CC.
- Dukungan untuk Transportasi Umum & UMKM: Kendaraan pelat kuning (angkutan umum) dan UMKM tetap dapat subsidi BBM. Namun, UMKM tidak akan menerima BLT dari pemerintah.
- Efek Finansial untuk Kendaraan Besar: Kendaraan pribadi dengan mesin besar harus bersiap menghadapi kenaikan pengeluaran BBM. Biaya bulanan bisa melonjak hingga jutaan rupiah.
Gimana Nih Kriteria Baru Buat Pakai BBM Subsidi?
Denger-denger nih, pemerintah lagi nyusun aturan baru soal siapa aja yang boleh ngisi BBM subsidi. Kali ini, kriterianya bakal berdasarkan kapasitas mesin mobil alias si cc.
Jadi gini, Solar subsidi cuma buat mobil dengan mesin maksimal 2.000 cc, sementara Pertalite cuma boleh buat yang mesinnya nggak lebih dari 1.400 cc. Kalau mobilmu lebih dari itu? Sorry not sorry, bensin subsidi bukan buat kamu😬
Tapi tunggu… bayangin mobil SUV gagah di SPBU nggak bisa isi Pertalite. Kalau jadi, bakal banyak yang auto pindah ke full tank non-subsidi, nih. Siapa yang nangis duluan? Hmmm…
Aturannya Udah Lama “Ngendap”
Sebenernya ini bukan ide baru, ya. Pas pemerintahan Jokowi, aturan serupa pernah hampir jadi kenyataan. Udah nyusun konsepnya, udah disampaiin di berita, tapi apa daya, di akhir masa jabatan, Jokowi malah bilang, “Guys, hold dulu! Jangan bikin kebijakan kontroversial deh.” Jadi ya, aturan ini akhirnya cuma nangkring di draft.
Terus, pas Presiden Prabowo Subianto ambil alih sejak Oktober 2024, isu soal subsidi BBM ini langsung comeback. Tapi kali ini, mereka mau nyoba sesuatu yang beda: subsidi BBM lewat Bantuan Langsung Tunai (BLT).
What?!😱 Jadi subsidi nggak langsung ke BBM-nya, tapi langsung ke rekening rakyat yang berhak. Sounds fresh, kan?
Baca Juga: Diskon Tagihan Listrik Cuma 2 Bulan, Cukup Nggak Bantu Hadapi Kenaikan PPN?
Bocoran Kriteria Baru Penerima BBM Subsidi
Bocoran soal siapa aja yang masih boleh ngisi BBM subsidi mulai terkuak nih. Menurut Menteri Bahlil Lahadalia, salah satu kelompok yang aman banget tetap dapet subsidi adalah kendaraan berpelat kuning, alias transportasi umum. Yay! Jadi, buat kalian yang sering nebeng angkot atau bus, tenang aja, tarif transportasi (semoga) nggak ikut naik. 🙌
Tapi ya, nggak semua berita bikin senyum, sih. Kendaraan barang berpelat hitam? Hmm, bad news! Mereka bakal kena aturan baru dan nggak dapet jatah subsidi. Kalau masih ngarep subsidi, Bahlil nyaranin buat switch ke pelat kuning. Sounds simple, but we know it’s not😬
Good news buat pelaku UMKM! Mereka termasuk dalam daftar penerima subsidi BBM, loh. Tapi jangan senang dulu, ya. Subsidi ini cuma buat bensin. Jadi subsidi BBM ini fokus buat nge-support usaha kecil yang butuh BBM buat jalanin bisnisnya.
Siapa yang Auto “Puasa” Solar dan Pertalite?
Nah, ini dia yang bikin beberapa orang ketar-ketir. Dengan aturan baru, mobil yang mesinnya kelewat besar auto out dari daftar subsidi. Nih, biar gampang, kita kasih contoh kendaraan yang bakal “ditolak” Solar subsidi dan Pertalite subsidi:
Mobil Nggak Bisa Pakai Solar Subsidi
- (Mesin > 2.000 CC)
- Toyota Fortuner (2.4L, 2.8L) – Sorry, Fortuner Bros, you’re out!
- Honda CR-V (2.4L) – Mesin besar, tangki penuh harga spesial.
- Mitsubishi Pajero Sport (2.4L, 2.8L) – Pajero vibes-nya bakal beda nih.
- Toyota Land Cruiser (4.0L) – Literally jauh banget dari subsidi.
Mobil Nggak Bisa Pakai Pertalite Subsidi
- (Mesin > 1.400 CC)
- Honda Civic (1.5L, 1.8L) – Elegan tapi tangki non-subsidi.
- Mazda 3 (2.0L) – Keren tapi nggak cocok subsidi.
- Toyota Corolla Altis (1.8L) – Subsidi? Not in this life.
- Nissan X-Trail (2.0L) – Tetap tangguh tanpa subsidi.
Jadi ya, kalau mobil kamu ada di daftar ini, better siapin mental (dan dompet) buat pindah ke bahan bakar non-subsidi. Kalau nggak kuat? Hmm, mungkin udah saatnya ngulik opsi kendaraan listrik.
Baca Juga: Mobil Listrik Bakal Dapat Subsidi Lagi di 2025, Buy or Bye?
Siapkah Kita dengan Aturan Baru?
Aturan subsidi BBM 2025 menunjukkan upaya pemerintah untuk menargetkan subsidi secara lebih tepat. Kendaraan umum dan UMKM mendapat prioritas, sementara kendaraan pribadi ber-cc besar harus rela kehilangan subsidi.
Meski bertujuan baik, kebijakan ini menuntut masyarakat untuk lebih bijak mengelola keuangan, terutama mereka yang terdampak langsung.
Buat kamu yang pengen ngerti lebih dalam soal subsidi, pengelolaan uang, atau bahkan solusi hemat energi, Tuwaga bisa bantu dengan berbagai informasi finansial!