Nilai tukar dolar ke rupiah udah tembus lebih dari Rp16.000, nih!😱Mungkin sebagian dari kamu khawatir, apakah situasinya bakal sama kayak krisis moneter tahun 1998?
Oke, tenang dulu, guys. Rupiah memang ambruk, tapi situasinya nggak sepenuhnya sama kayak krisis moneter 1998. Soalnya, sekarang negara punya “alat” yang lebih baik buat jaga stabilitas ekonomi.
Gimana maksudnya? Yuk, bahas bareng Tuwaga di sini.
💡Key Takeaways:
- Alasan Rupiah Kian Melemah: Dipengaruhi oleh imbal hasil obligasi AS yang naik, pasar uang global yang nggak stabil, utang ke luar negeri, sampai investor asing yang melakukan aksi taking profit.
- Beda Situasi antara 1998 dan sekarang: Krisis moneter 1998 disebabkan karena struktur ekonomi dan cadangan devisa negara yang lemah. Sekarang, negara udah melakukan reformasi struktur ekonomi yang lebih baik sehingga devisa dan ekspor meningkat.
- Upaya Jaga Stabilitas Rupiah: Mulai dari kurangi beli barang impor, beralih ke produk dalam negeri buat support UMKM, dan diversifikasi tabungan agar tetap aman di tengah gejolak pasar uang.
Kenapa Dollar bisa Naik terhadap Rupiah?
Pada Jumat (20/12), rupiah sempat menyentuh Rp16.304/US$. Padahal pada 17 Desember 2024, rupiah masih di angka Rp15.926,2/US$. Jauh banget lho, selisihnya🥲
Kenapa dolar melambung dan apa penyebab rupiah melemah? Beberapa faktor penyebabnya adalah:
1. Faktor Global
Dilansir dari CNBC Indonesia, pelemahan rupiah belakangan juga banyak dipengaruhi sama situasi eksternal.
Salah satunya, imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang naik buat tenor 10 tahun. Situasi tersebut bikin investor asing cabut dari Indonesia (aksi profit taking) dan memilih naruh uang di pasar AS karena dianggap jadi aset investasi yang lebih aman dan cuan.
Nggak cuma itu, pada Rabu (18/12) bank sentral AS (The Fed) memutuskan buat menurunkan suku bunga acuan menjadi 4,25% hingga 4,5% yang juga bikin kondisi pasar keuangan global terguncang.
Suku bunga AS turun itu ngaruh banget ke harga saham, kripto, sampai bitcoin yang jadi ambles. Ini bikin nilai tukar rupiah terhadap dolar ikut melemah.
Turunnya kurs dolar AS juga dialami negara lain, di antaranya:
- Dolar Hong Kong🇭🇰: turun 0.027% ke 7,77/US$,
- Rubel Rusia🇷🇺: turun 4.34% ke 100,12/US$,
- Dolar Australia🇦🇺: turun 0,43% ke 0,6263/US$.
2. Faktor Lokal
Balik ke poin sebelumnya, investor asing yang memilih menjual aset investasinya dari Indonesia, plus aliran investasi asing ke Indonesia yang lagi landai, ikut andil bikin rupiah melemah terhadap dolar.
Indonesia juga menutup tahun 2024 dengan defisit neraca transaksi berjalan sebesar 2,2 miliar dolar AS. Artinya, negara lagi banyak ngeluarin duit buat transaksi ke luar negeri (impor, bayar utang dan dividen asing).
Selain itu, Bank Indonesia juga memutuskan buat menahan suku bunga tetap di level 6%. Ini bikin return jadi kurang menarik di mata investor. Alhasil, kepercayaan terhadap rupiah turun.
Apakah Kita Sedang Menuju Krisis Seperti 1998?
Sebentar guys, jangan buru-buru bilang “nilai tukar rupiah lemah, bakal kejadian krisis 1998, nih”.
Soalnya, ada perbedaan situasi melemahnya rupiah saat ini dan di tahun 1998. Apa itu?
1. Rupiah Melemah di Tahun 1998
Rupiah pernah berada di titik terjatuhnya yaitu Rp16.650 pada tahun 1998. Saat itu melemahnya rupiah dan krisis moneter terjadi karena:
- Banyak utang ke luar negeri,
- Cadangan devisa negara yang rendah,
- Struktur ekonomi yang rentan,
- Korupsi dan KKN,
- Hilangnya investor asing,
- Pemerintah lamban ambil kebijakan,
- Ketularan krisis moneter dari Thailand 1997.
2. Rupiah Melemah di Tahun 2024
Situasi melemahnya rupiah akhir-akhir ini nggak sama kayak tahun 1998. Walaupun diakui utang Indonesia ke luar negeri banyak, korupsi di mana-mana, tapi negara punya:
- Cadangan devisa negara yang sehat,
- Struktur ekonomi yang lebih baik,
- Pertumbuhan ekonomi relatif stabil,
- Neraca perdagangan surplus,
- Tren ekspor meningkat,
- Kinerja pasar modal yang positif.
Secara keseluruhan, kondisi fundamental ekonomi kita saat ini jauh lebih kuat dibandingkan tahun 1998. Bayang-bayang krisis moneter 1998 terasa jauh kalau melihat situasi sekarang.
Dampak Rupiah Melemah ke Masyarakat
Semua pasti sedih kalau kurs rupiah turun. Ibarat dua sisi koin, ada dampak positif dan negatif yang dirasakan masyarakat ketika rupiah melemah. Apa aja?
Positifnya✅
Harga barang ekspor lebih murah, sehingga lebih menarik bagi pasar global. Kalau dimanfaatkan dengan baik, momen ini bisa bikin eksportir dalam negeri cuan besar🤑
Misalnya, ekspor hasil laut, produk pertanian, perkebunan, dan bahan bakar mineral.
Di sektor pariwisata juga sama. Biaya perjalanan dan akomodasi yang jauh lebih murah, bikin wisatawan asing meningkat. Ini kasih sumbangsih juga ke devisa negara.
Negatifnya❌
Selain inflasi, rupiah yang melemah juga bikin biaya produksi meningkat. Harga bahan baku impor yang makin mahal akan mengurangi aktivitas impor.
Karena bahan produksi mahal, harga barang siap pakai pun ikut mahal. Ini bakal dirasakan banget sama pengusaha kecil dan UMKM.
Selain itu, melemahnya rupiah terhadap dolar akan menambah beban utang luar negeri. Ini karena biaya bunga dan pelunasan pokok utang jadi makin mahal saat dikonversi ke rupiah.
Haruskah Kita Khawatir?🤨
Kita boleh bernapas lega karena pemerintah dan Bank Indonesia udah punya instrumen dan kebijakan strategis yang lebih baik buat jaga stabilitas ekonomi.
Tapi, poin yang nggak boleh dilupakan yaitu, masih ada risiko dan tantangan seperti utang pemerintah yang meningkat, inflasi global, kenaikan suku bunga global, sampai perubahan teknologi. Semua itu tetap patut diwaspadai dan jadi perhatian bersama.
Buat bantu jaga nilai tukar rupiah dan keuangan harian, Tuwaga saranin:
- Kurangi konsumsi barang impor,
- Beralih ke produk dalam negeri dan UMKM,
- Lakukan diversifikasi tabungan dalam bentuk aset yang lebih stabil, misalnya emas atau dolar.
Kesimpulan: Apakah Kita Aman?
Jadi, nilai tukar rupiah melemah nggak selalu berarti krisis moneter, ya. Meskipun tetap bisa jadi tanda peringatan buat kondisi ekonomi negara.
Meningkatkan literasi keuangan juga jadi salah satu cara biar kita bisa lebih waspada sama kondisi keuangan negara.
Apalagi, saat ini banyak situs dan platform terpercaya yang bisa kasih kita pemahaman gimana kondisi ekonomi di sekitar, hingga tips mengelola keuangan buat bertahan hidup di tengah gempuran pajak yang tinggi. Kamu bisa belajar bareng Tuwaga yang punya banyak tips cerdas seputar keuangan.
Nah, menurut kamu, pemerintah harus ngapain buat jaga stabilitas rupiah, nih?