Keputusan mengejutkan datang dari PSSI. Federasi sepakbola Indonesia ini resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih tim nasional, Patrick Kluivert, pada Kamis, 16 Oktober 2025. Pemutusan kontrak ini dilakukan dengan cara Mutual termination, padahal Kluivert sejatinya masih memiliki sisa kontrak hingga 2 tahun.
Langkah ini diambil setelah Kluivert gagal membawa Timnas Indonesia lolos dari putaran 4 kualifikasi Piala Dunia 2026 usah kalah beruntun dari Arab Saudi dan Irak. Hanya 10 bulan memimpin skuad Garuda, Kluivert harus angkat kaki dan kini PSSI dihadapkan pada kewajiban membayar kompensasi bernilai puluhan miliar. Untuk berita lebih lengkap nya, simak artikel dari Tuwaga berikut ini!
💡 Jadi, Poinnya…
- Kompensasi = Aturan Main: Kompensasi adalah konsekuensi kontrak saat berpisah lebih cepat. Nominal bisa dinego, tapi patokannya tetap pasal-pasal tertulis.
- Pelatih Baru Butuh Blueprint, Bukan Hype: Siapa pun yang datang, perlu rencana teknis yang konsisten; pembinaan, filosofi permainan, scouting, sampai sports science. Kalau blueprint kuat, hasil ikut.
- Pelajaran Mahal Buat Tata Kelola: Kontrak pelatih asing itu high stake. Next time, target harus realistis, trigger bonus jelas, dan skema exit nggak bikin kas negara/induk organisasi megap-megap.
Perjalanan Karir Patrick Kluivert
PSSI resmi mengakhiri kerja sama dengan pelatih tim nasional Indonesia, Patrick Kluivert pada Kamis, 16 Oktober 2025. Keputusan ini dilakukan secara mutual termination dimana seharusnya Patrick Kluivert mempunyai kontrak selama 2 tahun.
Namun, sehubungan dengan kekalahan Timnas Indonesia dari Arab Saudi dan Irak, kontrak Kluivert harus diakhiri lebih awal yaitu hanya 10 bulan sejak ia menandatangani kontrak. Kekalahan Timnas Indonesia di putaran 4 kualifikasi piala dunia mengantarkan Timnas Indonesia terpaksa harus mengubur mimpi untuk berlaga di Piala Dunia.
Ini bukan kali pertama seorang Kluivert diputus kontrak di tengah jalan. Sebelumnya, Kluivert juga menjalani masa kerja yang tergolong singkat saat berkarir di Turki bersama club Adana Demirspor. Berdasarkan laporan FIFA Football Tribunal, saat putus kontrak dengan Adana, Kluivert mendapatkan kompensasi sebesar 150 ribu Euro atau setara dengan 2,9 miliar.
Kompensasi ini didapat Kluivert setelah dipecat dengan durasi kurang dari 6 bulan sebagai pelatih. Jumlah tersebut belum termasuk remunerasi sebesar 142.666 Euro atau setara dengan 2,74 miliar.
Gaji Kluivert Selama Menjadi Pemain
Dilansir dari Inilah.com, ia menerima sekitar 6 juta Euro saat menjadi pemain Barcelona. Jumlah tersebut belum termasuk bonus senilai 4 juta Euro. Maka jika di jumlah, Kluivert mengantongi 10 juta Euro setahun atau setara dengan Rp 193 miliar saat ini. Selain gaji, Kluivert juga dikabarkan pernah mendapat pemasukan dari kerja sama sponsor. Ia disebut-sebut pernah memiliki kerjasama dengan Nike selama menjadi pemain.
Sebagai informasi, sebelumnya Kluivert pernah membela tujuh klub dalam karirnya, diantaranya Ajax, AC Milan, Barcelona, Newcastle, Valencia, PSV, dan Ville.
Berapa Kompensasi yang Didapatkan Kluivert?
Dilansir dari Viva, pelatih asal Belanda tersebut menerima gaji antara 1,3 hingga 1,5 miliar per bulan, sehingga dengan asumsi gaji bulanan tersebut, PSSI setidaknya harus menanggung biaya kompensasi senilai Rp 33,8 miliar hingga Rp 39 miliar.
Perlu dicatat bahwa angka tersebut belum termasuk klausul tambahan, seperti denda pemutusan kontrak, bonus loyalitas, maupun berbagai biaya administratif lain yang sering melekat dalam kontrak pelatih asing.
Jika keseluruhan perhitungan tersebut benar, keputusan PSSI untuk melepas Patrick Kluivert akan membuat PSSI harus menggelontorkan dana puluhan miliar rupiah hanya untuk menyelesaikan urusan kontraktualnya.
Seberapa Besar Kekayaan Patrick Kluivert?
Berbagai media luar negeri menyebutkan bahwa kekayaan Kluivert diperkirakan mencapai 15 Juta Dolar AS atau setara dengan Rp249 miliar. Sumber kekayaan Kluivert berasal dari akumulasi gaji dan kerjasama sponsor selama menjadi pemain, termasuk gaji sebesar 10 juta Euro setahun selama membela Barcelona.
Pendapatannya sebagai pelatih juga menjadi salah satu pemasukan yang menambah kekayaannya. Selain dari Timnas Indonesia dan Adana, Kluivert juga pernah melatih FC Twente U21, Timnas Curacao, dan Ajax U19. Kluivert juga sempat menjadi penasihat di Timnas Curacao dan Direktur Olahraga Paris Saint-Germain (PSG).
Sorotan Media Belanda Usai Pemecatan Kluivert
Media Belanda seperti De Telegraaf dan Voetbalzone tak ketinggalan untuk ikut menyoroti pemecatan Kluivert. De Telegraaf menilai kegagalan Kluivert disebabkan oleh ekspektasi publik Indonesia yang sangat tinggi setelah performa baik tim dalam beberapa tahun terakhir.
“Ekspektasi di Indonesia telah meningkat begitu tinggi karena hasil baik baru-baru ini, sehingga kekecewaan atas kegagalan Piala Dunia begitu besar dan realitasnya kurang diperhatikan”. Tulis De Telegraaf.
Media tersebut juga menyoroti kekalahan dari Irak yang menjadi titik balik berakhirnya era Kluivert di Indonesia.
“Mimpi Piala Dunia yang hancur telah menelan segalanya dalam gelombang negatif”. tambahnya.
Sementara itu, Voetbalzone menyoroti tekanan luar biasa dari publik yang akhirnya membuat PSSI mengambil langkah cepat memutus kontrak sang pelatih asal Belanda.
“Federasi sepakbola Indonesia awalnya ingin melanjutkan kerja sama dengan Kluivert meski tak lolos Piala Dunia, tetapi tekanan dari media dan suporter sangat tinggi sehingga mereka membatalkannya”. Tulis Voetbalzone .
3 Nama Calon Kuat Pengganti Kluivert
Walaupun berpisah lebih cepat dengan Kluivert, Timnas tidak bisa berlama-lama terombang-ambing tanpa pelatih. Timnas Indonesia telah memiliki jadwal untuk menghadapi FIFA Matchday November, Piala AFF 2026, dan Piala Asia 2027. Penunjukan pelatih baru menjadi hal yang penting bagi Timnas dan PSSI.
Sementara menunggu pengumuman resmi, beredar 3 nama yang digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Kluivert untuk menahkodai Timnas Indonesia. Ketiganya adalah:
1. Jesus Casas

Nama Jesus Casas, mantan pelatih Irak, menjadi salah satu kandidat terkuat untuk menggantikan Kluivert. Pelatih berusia 50 tahun ini dikenal menerapkan skema 4-2-3-1 dengan pressing tinggi dan permainan berbasis penguasaan bola. T
imnas Indonesia sendiri pernah takluk dua kali oleh pemain asuhan Casas dalam gelaran kualifikasi piala dunia 2026. Selain menahkodai Irak, Casas juga pernah menjadi asisten pelatih Timnas Spanyol dan Watford FC. Prestasi tertingginya adalah membawa Irak menjuarai Gulf Cup pada tahun 2025, walaupun akhirnya dipecat pada Maret 2025 karena terus menerus meraih hasil yang kurang memuaskan.
2. Timur Kapadze

Kandidat terkuat kedua datang dari daratan Uzbekistan. Kapadze merupakan sosok yang sukses membawa Timnas u-23 Uzbekistan tampil solid dan lolos olimpiade. Saat ini Kapadze menjabat sebagai asisten pelatih dibawah Fabio Cannavaro.
Dengan formasi 4-3-3, ia dikenal terampil dalam membina pemain muda. Kapadze dinilai cocok untuk melanjutkan proyek jangka panjang pembinaan sepak bola Indonesia, sekaligus memahami atmosfer permainan sepak bola Asia.
3. Giovanni Van Bronckhorst

Nama ketiga yang juga masuk dalam radar adalah Giovanni van Bronckhorst. Ia dianggap memiliki keunggulan tersendiri karena membawa kombinasi antara pengalaman melatih di Eropa dan darah keturunan Indonesia. Saat ini, Van Bronckhorst menjabat sebagai asisten pelatih Arne Slot di Liverpool FC, setelah sebelumnya menangani Besiktas pada tahun 2024.
Selama memimpin Besiktas, Van Bronckhorst mencatat 10 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 6 kekalahan dari total 20 pertandingan. Ia dikenal dengan formasi andalannya 4-2-3-1, sama seperti Patrick Kluivert, namun dengan pendekatan taktik yang lebih fleksibel dan mudah beradaptasi terhadap lawan.
Meski demikian, tantangan utama bagi Van Bronckhorst adalah menyesuaikan diri dengan kultur sepak bola Asia, yang sebelumnya menjadi hambatan besar bagi Kluivert. Kini, publik menunggu keputusan PSSI dan Erick Thohir, apakah mereka akan kembali menunjuk pelatih asal Eropa atau memilih sosok yang lebih memahami karakter sepak bola Asia. Keputusan finalnya disebut akan diumumkan dalam dua hari ke depan.
Perpisahan Kluivert mungkin jadi babak baru bagi sepak bola Indonesia, tapi juga jadi pelajaran mahal soal manajemen pelatih asing. Sambil menanti siapa sosok penggantinya, kamu juga bisa bandingkan dan pilih produk keuangan terbaik buat masa depanmu.
Yuk, Upgrade Finansial Kamu Bareng Tuwaga!
Lagi mikir gimana ngatur uang lebih rapi dari negosiasi kontrak sepak bola? 😄 Di Tuwaga, kamu bisa bandingin & apply produk finansial: kartu kredit, savings, KTA, deposito, hingga dana tunai properti & kendaraan. Plus, banyak artikel insight biar keputusan makin mantap.
Mau hemat ekstra? Cek TuwagaPromo, ada promo & diskon menarik di merchant favorit kamu di mall. Klik, pilih, cuan!















































