Pernah nggak kamu lihat orang yang tiap bulan didatangi petugas berjaket rapi, nyatet cicilan, terus langsung kasih uang tunai? Nah, itu dia yang sering disebut bank keliling bulanan.
Meski sebutannya “bank”, tapi sebenarnya mereka bukan lembaga resmi seperti BRI atau Mandiri. Buat sebagian orang, terutama pedagang kecil atau masyarakat di pedesaan, bank keliling bulanan jadi penolong saat butuh dana cepat tanpa ribet.
Tapi, di sisi lain, banyak juga yang bilang ini cuma versi modern dari rentenir denngan bunga tinggi, tagihan ketat, dan nggak ada perlindungan hukum yang jelas.
Jadi, sebenernya apa sih bank keliling itu? Aman nggak? Yuk, kita bahas tuntas versi anak muda bareng Tuwaga!
💡 Jadi, Poinnya…
- Cepat Cair Tapi Risiko Tinggi: Bank keliling memang cepat bantu dana darurat, tapi bunganya bisa bikin terjerat utang jangka panjang.
- Nggak Ada Payung Hukum: Karena bukan lembaga resmi, kamu sulit minta perlindungan kalau terjadi penagihan kasar atau perubahan bunga sepihak.
- Pilih Solusi Finansial yang Aman: Gunakan pinjaman dari koperasi resmi, fintech OJK, atau produk bank terpercaya biar finansialmu tetap sehat dan terlindungi.
Apa Itu Bank Keliling Bulanan?
Secara sederhana, bank keliling adalah sekelompok orang atau lembaga kecil yang menawarkan pinjaman uang secara langsung ke masyarakat, biasanya dengan cara “berkeliling” ke pasar, warung, atau rumah-rumah.
Petugasnya sering datang membawa catatan dan jadwal, ngasih pinjaman tunai, lalu datang kembali tiap minggu atau bulan buat nagih cicilan. Di beberapa daerah, istilah bank keliling punya nama unik, seperti:
- Bank plecit di Jawa Timur,
- Bank thitil di Jawa Tengah,
- Bank cuil di daerah lain.
Semua nama itu mengacu pada cara kerja yang mirip di mana petugas datang rutin mencatat pembayaran, dan “mencuil” tanda bukti cicilan tiap kali kamu bayar.
Kamu nggak perlu jaminan, nggak perlu BI checking, cukup isi data dan langsung cair hari itu juga. Tapi tentu aja, semua kemudahan itu ada harganya, yaitu bunga yang super tinggi.
Legalitas Bank Keliling, Resmi atau Ilegal?
Nah, ini bagian yang sering bikin bingung banyak orang. Secara hukum, bank keliling bukan lembaga keuangan resmi yang diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) atau Bank Indonesia.
Karena itu, mereka termasuk kategori pembiayaan informal. Beberapa ahli hukum bahkan menyebut praktik ini sebagai “bank gelap”, karena tidak memiliki izin menghimpun atau menyalurkan dana seperti bank resmi.
Namun, selama antara pemberi dan penerima pinjaman ada perjanjian yang disepakati bersama, maka hubungan hukum itu sah secara perdata. Artinya, kalau kamu minjam ke bank keliling dan menandatangani perjanjian, kamu tetap terikat kewajiban untuk mengembalikan sesuai kesepakatan.
Tapi kalau terjadi masalah, misalnya penagihan kasar atau bunga yang berubah sepihak, kamu sulit minta perlindungan hukum, karena tidak ada lembaga resmi yang mengawasi mereka.
✅ Kelebihan Bank Keliling
Meskipun dianggap berisiko, bank keliling tetap populer karena beberapa keunggulan berikut:
1. Proses Cepat Tanpa Ribet
Butuh uang hari ini juga? Bank keliling bisa langsung cair dalam hitungan jam. Nggak perlu slip gaji, agunan, atau BI Checking.
Makanya banyak pedagang kecil dan pelaku UMKM kecil yang mengandalkan ini buat modal dagang harian.
2. Bisa Pinjam Nominal Kecil
Kamu bisa minjam mulai dari Rp300 ribu sampai Rp3 juta aja. Nominal segitu mungkin kecil buat bank besar, tapi buat modal jualan atau kebutuhan mendesak, jumlah ini bisa sangat berarti.
3. Pembayaran Fleksibel
Biasanya kamu bisa pilih sistem mingguan atau bulanan, tergantung penghasilanmu. Beberapa koperasi atau kelompok pinjaman keliling bahkan menyesuaikan jadwal nagih dengan hari pasar.
❌ Kekurangan Bank Keliling
Ada beberapa kekurangan bank keliling, diantaranya:
1. Bunga Super Tinggi
Bunga pinjaman di bank keliling bisa mencapai 10–30% per bulan, bahkan lebih. Itu artinya, kalau kamu pinjam Rp1 juta, bisa jadi kamu harus bayar balik Rp1,3 juta dalam waktu sebulan!
Buat yang penghasilannya pas-pasan, kondisi ini bisa jadi jerat finansial. Begitu telat bayar, bunganya menumpuk dan makin berat dibayar bulan berikutnya.
2. Penagihan Agresif
Banyak laporan tentang penagihan yang dilakukan secara kasar, bahkan ada yang sampai didatangi ke rumah dan ditekan psikologis. Karena tidak diawasi OJK, cara-cara ini sulit dikontrol.
3. Tidak Ada Perlindungan Hukum
Kalau kamu jadi korban praktik curang, misalnya bunga mendadak naik atau perhitungan cicilan berubah, kamu sulit banget menuntut balik secara hukum. Itu karena hubunganmu dengan bank keliling bersifat “perdata pribadi”, bukan hubungan resmi lembaga keuangan.
Contoh Bank Keliling dan Koperasi Pinjaman
Beberapa koperasi atau kelompok yang bekerja dengan sistem mirip bank keliling di antaranya:
- Koperasi Kemuning: pinjaman Rp1 juta–Rp50 juta dengan tenor 60–100 hari.
- Koperasi Sentra Dana: pinjaman tanpa agunan Rp1 juta–Rp2,5 juta.
- Koperasi ASA: pinjaman Rp300 ribu–Rp3,5 juta, tapi butuh jaminan elektronik atau BPKB.
- KSP Budi Luhur: plafon hingga Rp30 juta dengan tenor 10 minggu.
- KSP Berkah Mulya: pinjaman Rp500 ribu–Rp6 juta, tenor 8 minggu.
Koperasi-koperasi seperti ini umumnya lebih aman dibanding bank keliling individu, karena berbadan hukum dan terdaftar resmi di Kementerian Koperasi.
Tips Finansial Sebelum Minjam ke Bank Keliling
Kalau kamu kepepet dan satu-satunya opsi yang memungkinkan cuma bank keliling, setidaknya lakukan ini dulu:
1. Hitung Kemampuan Bayar
Jangan tergoda nominal besar. Pastikan kamu bisa bayar cicilan tanpa mengganggu kebutuhan pokok bulanan. Idealnya, total cicilan bulanan nggak lebih dari 30% dari penghasilanmu.
2. Tulis dan Simpan Semua Bukti Transaksi
Kalau bisa, minta perjanjian tertulis, dan simpan foto atau dokumen pembayaran. Langkah ini penting buat berjaga-jaga kalau nanti ada masalah penagihan.
3. Hindari Pinjam Beruntun
Jangan sampai pinjaman baru dipakai buat nutup pinjaman lama. Itu tanda kamu mulai masuk lingkaran utang berbahaya.
4. Coba Alternatif yang Lebih Aman
Daripada ke bank keliling, lebih baik coba pinjaman dari lembaga yang diawasi OJK, seperti Koperasi Simpan Pinjam resmi, fintech lending legal, atau bank digital.
Kamu juga bisa coba program Dana Pendidikan, Dana Usaha Mikro, atau pinjaman produktif yang banyak ditawarkan pemerintah daerah.
Mulai Kelola Keuangan Bareng Tuwaga!
Kalau kamu pernah tergoda pinjaman cepat karena kepepet, kamu nggak sendirian. Banyak anak muda yang ngerasa “pinjaman harian” itu solusi instan, padahal sering kali justru bikin makin terjebak.
Kuncinya cuma satu: kuatkan literasi finansialmu!
Di Tuwaga, kamu bisa dapetin panduan lengkap soal manajemen uang, cara nabung yang realistis, hingga strategi keluar dari jerat utang. Mulai hari ini, pilih jalan finansial yang sehat, bukan yang instan.
Yuk, mampir ke Tuwaga dan temukan cara cerdas ngatur keuangan biar kamu nggak perlu lagi lari ke “bank keliling” cuma buat bertahan hidup. Di Tuwaga, kamu bisa cari dan ajukan berbagai produk finansial dengan mudah mulai dari kartu kredit, tabungan, deposito, dana tunai kendaraan, hingga pinjaman tanpa jaminan (KTA).
Prosesnya gampang, cepat, dan pastinya aman karena Tuwaga sudah bekerja sama secara resmi dengan bank dan lembaga keuangan terpercaya. Ingat, kalau uang bisa dicari, tapi ketenangan finansial cuma datang kalau kamu tahu cara ngelolanya!
















































