Beli HP baru dari luar negeri? Atau baru aja dapat oleh-oleh iPhone dari kakak yang tinggal di luar negeri? Wah, rejeki banget! Tapi, jangan senang dulu sebelum kamu tahu soal satu hal penting: pendaftaran IMEI. Kalau kamu belum tahu, HP dari luar negeri yang IMEI-nya nggak terdaftar, bisa-bisa nggak bisa dipakai di Indonesia, alias nggak ada sinyal!
Supaya kamu nggak kena zonk, yuk kita bahas tuntas, apa aja sih biaya yang mungkin harus kamu keluarkan untuk daftar IMEI HP dari luar negeri?
💡 Jadi Poinnya…
- Biaya Bisa Bikin Kantong Jebol Kalau Nggak Siap: Kalau HP kamu mahal, total biaya bisa nyampe jutaan. Jadi pastikan kamu udah hitung dulu sebelum beli.
- Daftar IMEI Itu Wajib, Bukan Opsional: Tanpa daftar, sinyal HP kamu nggak akan jalan di Indonesia. Jadi ini bukan formalitas, tapi kebutuhan.
- Ada Cara Gratis, Tapi Waktunya Terbatas! Daftar IMEI itu gratis asal dilakukan maksimal 60 hari sejak masuk Indonesia. Lewat dari itu? Harus bayar lagi dan bisa ribet.
Apa Itu Biaya Daftar IMEI dan Kenapa Harus Tahu?
Biaya daftar IMEI adalah total biaya yang harus kamu keluarkan saat membawa HP dari luar negeri supaya bisa digunakan di Indonesia. Mulai dari bea masuk, pajak, sampai kemungkinan biaya tambahan kalau pakai jasa titip.
Tujuannya jelas: biar HP kamu legal dan aktif sinyalnya di jaringan lokal. Tanpa daftar? Siap-siap HP kamu jadi “pajangan mahal” aja. Yuk, simak semua rinciannya biar kamu nggak kena zonk pas sampai bandara nanti.
1. Bea Masuk (BM)
Bea Masuk adalah pungutan resmi dari pemerintah buat barang impor. Buat HP, besarnya adalah 10% dari nilai barang (harga HP). Misalnya kamu beli HP seharga Rp10 juta, maka Bea Masuk-nya adalah Rp1 juta. Ingat ya, ini baru satu dari beberapa pungutan yang akan kamu bayar.
2. PPN (Pajak Pertambahan Nilai)
PPN untuk barang impor seperti HP adalah 11% dari harga barang + Bea Masuk. Jadi kalau tadi HP-nya Rp10 juta dan Bea Masuk Rp1 juta, maka PPN-nya = 11% dari Rp11 juta, yaitu Rp1,21 juta.
3. PPh (Pajak Penghasilan)
PPh ini dikenakan untuk perseorangan dan besarnya 10% kalau kamu punya NPWP. Kalau nggak punya NPWP, siap-siap bayar 20%. Jadi untuk HP Rp10 juta, PPh-nya bisa sekitar Rp1 juta – Rp2 juta tergantung status pajakmu.
4. Biaya Pendaftaran IMEI di Bea Cukai
Tenang, pendaftaran IMEI-nya sendiri gratis. Tapi proses ini hanya bisa dilakukan maksimal 60 hari sejak kamu datang ke Indonesia, dan hanya boleh dilakukan 2 kali setahun per orang. Meski gratis, kamu tetap perlu isi formulir online di https://www.beacukai.go.id/register-imei.html.
5. Jasa Titip (Kalau Pakai Jastip)
Nah, kalau kamu nitip HP ke teman atau pakai jasa titip (jastip), biasanya akan dikenakan biaya tambahan sebagai ongkos titip. Biaya ini bisa bervariasi, mulai dari Rp200 ribu sampai lebih dari Rp1 juta tergantung jenis barang dan layanan jastip-nya.
Baca Juga: 23 Website Penghasil Uang 2025: Cocok Buat Pemula dan Bisa Dikerjakan dari Rumah!
6. Biaya Layanan Forwarder (Kalau Kirim HP Lewat Ekspedisi)
Kalau kamu beli HP dari luar negeri lewat marketplace internasional dan pakai jasa forwarder, kamu juga akan dikenakan biaya layanan. Biayanya bisa antara Rp200 ribu sampai Rp500 ribu, tergantung penyedia jasa.
7. Administrasi Bea Cukai di Bandara
Kalau kamu bawa langsung HP dari luar negeri, nanti kamu akan diarahkan ke loket Bea Cukai di bandara untuk urusan IMEI. Meski pendaftarannya gratis, kadang-kadang ada biaya administrasi tambahan (misal print dokumen atau fotokopi) sekitar Rp10 ribu – Rp50 ribu, tergantung bandara.
8. Denda (Kalau Terlambat Daftar IMEI)
Kalau kamu lupa daftar IMEI dalam 60 hari setelah masuk Indonesia, sinyal HP kamu bisa diblokir. Untuk mengaktifkannya, kamu harus daftar ulang dan membayar denda yang besarannya bisa disesuaikan dengan regulasi terbaru. Bisa-bisa kamu harus bayar penuh semua pajak plus denda keterlambatan.
9. Biaya Aktivasi dari Operator (Opsional)
Beberapa operator seluler kadang menawarkan jasa aktivasi IMEI dengan biaya tertentu, khususnya kalau kamu beli paket bundling atau langganan layanan data. Biayanya bisa mulai dari Rp100 ribu sampai Rp500 ribu. Tapi ini sifatnya opsional, bukan kewajiban.
10. Biaya Tak Terduga Lainnya
Terakhir, jangan lupa siapin dana cadangan buat biaya-biaya lain yang nggak selalu disebut di awal. Misalnya, kamu perlu bayar asuransi pengiriman, pengemasan khusus, atau mungkin kena kurs tinggi saat beli dari luar negeri.
Cara Cek dan Daftar IMEI Supaya HP Kamu Aman Digunakan
Nah, setelah tahu semua biaya yang mungkin muncul, kamu juga perlu tahu cara daftar IMEI HP dari luar negeri biar aman dipakai di Indonesia. Gampang kok:
- Isi formulir pendaftaran IMEI online lewat https://www.beacukai.go.id/register-imei.html.
- Masukkan data pribadi dan detail barang (HP) seperti merek, tipe, IMEI, harga, dll.
- Setelah submit, kamu akan dapat QR Code/Barcode registrasi.
- Saat tiba di bandara Indonesia, langsung ke loket Bea Cukai, tunjukkan barcode, HP-nya, dan dokumen perjalanan.
- Kalau HP kamu kena pajak, kamu akan diarahkan buat bayar pajak.
- Setelah semuanya selesai, IMEI kamu akan terdaftar dan sinyal bakal langsung aktif.
Daftar IMEI Itu Penting, Tapi Nggak Ribet
Daftar IMEI memang harus kamu lakukan kalau beli HP dari luar negeri. Tujuannya jelas, supaya HP kamu bisa digunakan dengan jaringan Indonesia. Prosesnya nggak ribet, asal kamu tahu caranya dan siap dengan biaya-biaya yang mungkin muncul.
Ingat, mendaftarkan IMEI itu bukan soal ngurus birokrasi aja. Tapi juga soal menghindari HP mahal kamu jadi “WiFi only”. Sayang banget kan kalau udah beli mahal-mahal tapi nggak bisa dipakai telepon atau internetan pakai SIM card?
Mau tau banyak soal finansial? Langsung aja kepoin Tuwaga.id. Ada banyak rekomendasi terbaik produk finansial seperti KTA, kartu kredit, hingga pinjaman tanpa agunan, ada semua. Cek Tuwaga sekarang buat insight terbaik yang bikin keputusan finansialmu makin cerdas!
