Sudah dengar belum? Pemerintah lagi menargetkan penurunan biaya logistik nasional di tahun 2025 ini dan seterusnya.
Dilansir dari CNBC Indonesia, dalam peluncuran ALFI Convex 2025, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan kalau pemerintah lagi mempercepat target penurunan biaya logistik nasional dari sebelumnya 14,29% menjadi hanya 8% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada tahun 2030. Target ini bahkan dicanangkan bakal mulai disiapkan revisinya pada November 2025.
Lalu, sebenarnya biaya logistik adalah apa? Dan seberapa besar dampaknya terhadap ekonomi nasional maupun perdagangan internasional?
💡Jadi Poinnya…
- Biaya logistik Indonesia Masih Tinggi: Saat ini berada di kisaran 14,29% dari PDB, jauh di atas negara-negara ASEAN lain seperti Singapura (8,5%) dan Malaysia (13%). Pemerintah menargetkan turun jadi 8% pada 2030.
- Pengaruhnya ke Perdagangan Internasional: Biaya logistik yang efisien bikin produk lokal lebih kompetitif di pasar global, lebih murah, cepat dikirim, dan dipercaya mitra dagang.
- Rencana Pemerintah: Mulai dari revisi regulasi, digitalisasi logistik, hingga penguatan SDM. Kolaborasi pemerintah dan pelaku usaha jadi kunci menurunkan biaya logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Apa Itu Biaya Logistik?
Secara sederhana, biaya logistik adalah total pengeluaran untuk menyalurkan barang dari titik produksi hingga ke tangan konsumen, baik dalam maupun luar negeri. Dikutip dari situs UGM, komponen biaya logistik mencakup transportasi, pergudangan, pengemasan, manajemen rantai pasok, hingga biaya administrasi seperti perizinan dan bea masuk.
Peneliti Pustral UGM, Joewono Soemardjito, menjelaskan kalau tingginya biaya logistik di Indonesia ikut dipengaruhi oleh karakteristik geografis sebagai negara kepulauan. Dengan lebih dari 17.500 pulau, distribusi barang butuh moda transportasi laut dan darat yang kompleks, mahal, dan sering kali tidak efisien.
Selain itu, tingginya biaya juga berasal dari waktu tunggu bongkar muat di pelabuhan, infrastruktur yang belum merata, dan muatan angkutan yang belum optimal. Di banyak kasus, volume pengangkutan yang tidak maksimal justru membuat tarif per satuan barang menjadi lebih mahal.
Fungsi Biaya Logistik
Logistik bukan hanya soal ongkos kirim, tapi juga ikut menjaga kelancaran distribusi barang, kestabilan harga, dan efisiensi rantai pasok. Makanya, target menurunkan biaya logistik dinilai penting demi mendorong efisiensi ekonomi, memperkuat daya saing ekspor, dan meratakan akses barang di seluruh Indonesia.
Berikut fungsi biaya logistik antara lain:
- Menjamin ketersediaan barang: Baik untuk kebutuhan pokok masyarakat maupun bahan baku industri.
- Menjaga efisiensi produksi dan distribusi: Biaya logistik yang tinggi bisa membebani harga jual, menurunkan daya saing produk lokal.
- Menekan inflasi dan ketimpangan wilayah: Distribusi yang efisien antar wilayah akan menurunkan disparitas harga antar daerah.
Baca Juga: Biaya Overhead Itu Apa? Ini Pengertian, Jenis, Besaran, dan Cara Hitung
Pengaruh Biaya Logistik ke Perdagangan Internasional
Biaya logistik punya pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran dan daya saing perdagangan internasional.
Jika terlalu tinggi, harga ekspor bisa lebih mahal dan bikin produk Indonesia kalah saing di pasar global. Sebaliknya, ketika logistik efisien, Indonesia bisa meningkatkan ekspor, menarik investor, dan memperkuat peran dalam siklus supply chain dunia.
Biaya logistik Indonesia saat ini berada di angka sekitar 23% dari PDB. Bandingkan dengan Malaysia dan Thailand yang hanya di kisaran 13%, atau Singapura yang bahkan lebih efisien di angka 8,5%.
Ongkos kirim ekspor dari Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan negara pesaing. Ditambah, ada beban PPN atas jasa freight forwarding yang cuma diterapkan di Indonesia, seperti dijelaskan Ketua ALFI, Akbar Djohan.
Di satu sisi, pengusaha logistik Indonesia juga tidak bisa membebankan PPN jasa freight forwarding ke buyer luar negeri. Ini artinya, margin keuntungan menyusut, dan peluang ekspor jadi makin kecil.
Langkah Indonesia ke Depan
Dilansir Tirto, pemerintah berencana merevisi Peraturan Presiden tentang Penguatan Logistik Nasional untuk mengatasi tantangan biaya logistik tinggi. Ada tiga strategi utama yang akan dijalankan:
- Penguatan konektivitas dan backbone logistik, termasuk jalur transportasi dan pelabuhan.
- Digitalisasi logistik, agar proses lebih cepat, efisien, dan transparan.
- Peningkatan daya saing SDM dan pelaku usaha logistik.
Program ini juga didukung pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), modernisasi pelabuhan, hingga konsolidasi muatan dari daerah produksi agar tarif bisa ditekan. Kalau menurutmu gimana?
Mau tetap update soal program perumahan, pembiayaan KPR, atau tips finansial? Kamu bisa terus cek info terbaru di Tuwaga. Mulai dari kartu kredit, tabungan, KTA, deposito, sampai multiguna, semuanya bisa kamu bandingkan, bahkan ajukan langsung dengan aman dan praktis.