mas-mas-ino-2
Tunggu kami di 2025 🚀
Tuwaga siap menjadi teman finansialmu!
/
/
/
Wajib Tahu Fenomena Doom Spending: Seneng Sesaat, Bisa Nyesek Selamanya!

Wajib Tahu Fenomena Doom Spending: Seneng Sesaat, Bisa Nyesek Selamanya!

Ditulis oleh
 3 views
Terakhir diupdate Thu, 28 Nov 2024
fenomena doom spending
close up asian man open blank wallet with stress emotion after pay debt (credit card monthly expense) on end of the month,financial risk financial concept

Siapa nih yang pernah bilang, “Tenang aja, masih ada paylater!” sambil checkout barang diskonan? 😬 Kamu nggak sendiri! Data OJK menunjukkan bahwa pengguna paylater di Indonesia melonjak jadi 25,4 juta pengguna pada tahun 2023, dengan nilai transaksi mencapai hampir Rp30 triliun. Angka fantastis ini bukti kalau belanja impulsif jadi bagian gaya hidup banyak orang, terutama Gen Z dan Milenial. 

Salah satu penyebab hal ini adalah adanya fenomena Doom Spending, yakni perilaku impulsif seseorang untuk membeli sesuatu yang sebenarnya belum tentu dibutuhkan hanya demi kepuasan sesaat. Lebih bahayanya, doom spending bisa bikin dompet hancur kalau nggak dikontrol! Yuk, bahas gimana caranya ngelola pengeluaran biar kamu nggak jadi korban!. 💸

💡 Key Takeaways:

  1. Belanja Sesuai Prioritas, Bukan Emosi: Doom spending sering terjadi karena stres atau FOMO. Cek ulang sebelum beli: barang ini benar-benar butuh atau cuma buat seneng sesaat ? Gunakan trik wait 7 days untuk menghindari keputusan impulsif.
  2. Jaga Paylater, Jangan Jadi Bumerang: Paylater itu praktis, tapi kalau nggak dikontrol bisa jadi pintu doom spending. Batasin penggunaan paylater maksimal 20% dari penghasilan dan pakai hanya untuk kebutuhan penting, bukan barang diskon yang menggoda sesaat.
  3. Punya Budget Itu Shield Anti Boncos: Metode 50/30/20 adalah solusi simple untuk jaga pengeluaran. Alokasikan 50% untuk kebutuhan, 30% hiburan, dan 20% tabungan/investasi. Dengan budgeting ini, pengeluaran lebih terkontrol, dan doom spending nggak akan bikin dompetmu nyesek lagi.

Apa Sih Doom Spending? 😱

Doom Spending itu kayak ketika kamu belanja impulsif karena “Eh, lagi diskon nih, mumpung murah!” padahal barangnya nggak benar-benar kamu butuhin. Contohnya, beli skincare tambahan karena ada promo Buy 1 Get 1, padahal stok di rumah masih banyak.

Biasanya, ini terjadi pas lagi stres, FOMO, atau tergoda promo. Doom spending bikin kamu happy sesaat, tapi efeknya fatal. Apalagi kalau pakai paylater, bulan depan tagihan numpuk, bikin dompet malah kering kerontang. Intinya, doom spending itu belanja yang no plan, no need, cuma karena vibe-nya doang.

Emang Ada Ya Impact Dari Paylater Dan Kartu Kredit Kalo Engga Terukur? 💳

Ada banget! Paylater itu solusi praktis, tapi sering jadi pintu masuk doom spending. Contohnya:

  • Kamu beli barang Rp1 juta dengan paylater, cicilan Rp333 ribu/bulan selama 3 bulan. Kedengeran ringan, tapi coba hitung: beli barang lain yang totalnya Rp5 juta? Cicilanmu jadi Rp1,6 juta/bulan.

Solusi:

  • Batasi penggunaan paylater max 20% dari penghasilan. Kalau penghasilanmu Rp5 juta, artinya paylater maksimal Rp1 juta/bulan.
  • Gunakan paylater hanya untuk barang yang benar-benar kamu butuhkan, bukan sekadar “mumpung diskon.”

Akibat Doom Spending, Budgeting Kita Jadi Amburadul😵

Tanpa budget, doom spending bakal terus menghantui. Kamu nggak tahu kapan harus berhenti dan akhirnya over-budget setiap bulan.

Solusi:

  • Gunakan metode 50/30/20:
    • 50% untuk kebutuhan (makan, sewa, transport).
    • 30% untuk hiburan atau belanja.
    • 20% untuk tabungan atau investasi.

Misalnya, penghasilanmu Rp6 juta:

  • Kebutuhan: Rp3 juta.
  • Hiburan: Rp1,8 juta.
  • Tabungan: Rp1,2 juta.

Stick to this plan dan doom spending bakal jauh berkurang.

Stop Belanja karena Promo dan Bukan Karena Kebutuhan ⛔ 

Bayangin kamu lagi scroll marketplace, tiba-tiba muncul notifikasi “Diskon 50% cuma hari ini!”. Tanpa pikir panjang, kamu checkout sneakers baru, padahal di rumah masih ada 3 pasang yang jarang dipakai. Gak pentingg!

Solusi:

  • Terapkan aturan wait 7 days: Kalau pengin beli sesuatu, tunggu 7 hari. Kalau masih butuh, baru beli.
  • Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Cek ulang: barang ini bakal sering dipakai atau cuma buat numpang estetik di feed IG?

Belajar Mengelola Emosi Saat Belanja 🧠

Banyak orang belanja impulsif karena stress atau FOMO. Doom spending sering jadi pelarian buat nyenengin diri, tapi ujungnya malah bikin lebih stres.

Solusi:

  • Cari pelarian lain selain belanja, seperti olahraga, ngobrol dengan teman, atau bikin jurnal.
  • Tetapkan limit belanja hiburan. Contoh: penghasilan Rp5 juta, budget hiburan Rp500 ribu. Setelah itu, no exceptions.

Awas Kena Jebakan Senang Sesaat! 

kesalahan keuangan gen z
young male covering eye with euro banknote in t-shirt and looking cheery. front view.

Doom spending itu seram karena kelihatannya kecil, tapi dampaknya bisa besar buat kondisi keuangan. Dengan mulai bikin budget, mengontrol emosi saat belanja, dan lebih mindful dalam pengeluaran, kamu bisa lepas dari jebakan doom spending

Remember, it’s okay kalau kamu pernah salah, yang penting kita belajar bareng. So, are you ready to say goodbye to doom spending? Let’s get smarter together with Tuwaga! 💸✨

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Tuwaga siap menemani perjalanan finansialmu!​
🚀 Coming Soon 2025
Langganan newsletter sekarang, dapat 

500 ribu✨ buat pemenang!*

*Syarat dan ketentuan berlaku

Bersama tuwaga semua bisa
Bersama tuwaga semua bisa - mobile
Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?