Investasi dalam mata uang dolar Amerika Serikat (USD) sudah lama menjadi strategi populer untuk melindungi nilai kekayaan, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Dolar dianggap mata uang kuat (hard currency) yang dipakai secara global dalam perdagangan internasional, cadangan devisa, hingga instrumen investasi.
Bagi pemula, pertanyaannya sederhana: bagaimana cara investasi dolar yang tepat dan aman?
Berikut adalah 7 cara investasi dolar beserta kelebihan, kekurangan, biaya, dan risiko yang perlu dipahami.
Jadi Poinnya…
- Pilih sesuai kebutuhan – Kalau butuh fleksibilitas, tabungan valas atau e-money multicurrency lebih cocok. Kalau ingin bunga lebih tinggi dan aman, deposito USD bisa jadi pilihan. Untuk potensi keuntungan jangka panjang, kamu bisa pertimbangkan reksa dana, obligasi, saham, atau ETF USD.
- Kenali profil risiko – Investor konservatif biasanya memilih tabungan/deposito, sementara yang lebih agresif bisa mencoba saham atau ETF global.
- Perhatikan biaya & kurs – Biaya administrasi, penalti, dan fluktuasi nilai tukar USD–IDR bisa memengaruhi hasil investasi kamu.
Rekomendasi Cara Investasi Dolar untuk Pemula
1. Tabungan Valas
Tabungan valas (valuta asing) hampir mirip dengan tabungan rupiah biasa, hanya saja saldo rekening berbentuk dolar. Biasanya tersedia dalam USD, EUR, SGD, atau mata uang populer lainnya.
Kelebihan Tabungan Valas:
- Likuid: Anda bisa tarik tunai atau transfer dalam USD kapan saja.
- Fleksibel: Bisa menabung dalam jumlah kecil tanpa minimum besar.
- Praktis: Cocok untuk kebutuhan transaksi luar negeri (misalnya sekolah anak di luar negeri, belanja online, atau traveling).
Kekurangan Tabungan Valas:
- Bunga sangat rendah: Umumnya hanya 0–0,25% per tahun, jauh di bawah deposito.
- Ada biaya administrasi bulanan: Bisa memotong saldo bila tidak aktif.
- Risiko kurs: Jika dolar melemah terhadap rupiah, nilai tabungan Anda ikut turun.
2. Deposito USD
Deposito USD adalah simpanan dalam bentuk dolar dengan jangka waktu tertentu (1, 3, 6, atau 12 bulan) dan bunga lebih tinggi dibanding tabungan valas.
Kelebihan Deposito USD:
- Bunga lebih tinggi dibanding tabungan valas (meski tetap lebih rendah dibanding deposito rupiah).
- Aman: Dijamin oleh LPS hingga batas tertentu.
- Disiplin investasi: Karena ada tenor, uang tidak bisa diambil sewaktu-waktu sehingga menghindarkan godaan belanja.
Kekurangan Deposito USD:
- Kurang likuid: Jika dicairkan sebelum jatuh tempo, biasanya kena penalti.
- Minimal simpanan besar: Banyak bank mensyaratkan setoran awal USD 1.000–10.000.
- Risiko kurs tetap ada: Jika rupiah menguat drastis, nilai investasi bisa dianggap menurun saat dikonversi kembali.
3. Reksa Dana USD
Reksa Dana USD adalah produk investasi berbasis dolar, di mana dana dikelola oleh manajer investasi untuk membeli instrumen seperti obligasi global, saham luar negeri, atau pasar uang internasional.
Kelebihan Reksa Dana USD:
- Potensi imbal hasil lebih tinggi dibanding tabungan/deposito.
- Diversifikasi global: Dana bisa diinvestasikan ke banyak negara dan sektor.
- Dikelola profesional: Tidak perlu pusing memantau pasar tiap hari.
- Relatif fleksibel: Bisa mulai dari nominal kecil (USD 10–100).
Kekurangan Reksa Dana USD:
- Risiko lebih tinggi: Nilai investasi bisa naik-turun sesuai kondisi pasar global.
- Ada biaya pengelolaan: Seperti management fee dan biaya pembelian/penjualan.
- Tidak dijamin LPS: Berbeda dengan deposito.
4. Obligasi Global (USD Bonds)
Obligasi pemerintah atau korporasi yang diterbitkan dalam denominasi USD. Investor mendapatkan kupon bunga secara rutin.
Kelebihan:
- Imbal hasil lebih stabil dibanding saham.
- Ada kupon tetap yang bisa jadi sumber passive income.
- Cocok untuk orientasi jangka menengah–panjang.
Kekurangan:
- Butuh modal relatif besar.
- Ada risiko gagal bayar (default) terutama untuk obligasi korporasi.
- Harga obligasi bisa naik-turun mengikuti suku bunga global.
5. Saham Luar Negeri
Membeli saham perusahaan global seperti Apple, Microsoft, Tesla, atau Amazon. Bisa dilakukan lewat sekuritas global atau aplikasi investasi internasional.
Kelebihan:
- Potensi pertumbuhan tinggi.
- Exposure ke perusahaan besar dunia.
- Bisa ikut menikmati pertumbuhan ekonomi global.
Kekurangan:
- Risiko fluktuasi harga saham sangat tinggi.
- Membutuhkan pengetahuan dan analisis lebih dalam.
- Ada biaya transaksi (broker fee, pajak, konversi kurs).
Baca Juga: 5 Cara Mudah Mulai Investasi via BRImo: Reksa Dana, SBN, dan Emas
6. Exchange Traded Fund (ETF) USD
ETF adalah reksa dana berbentuk efek yang diperdagangkan di bursa. ETF berbasis dolar bisa berisi saham global, obligasi, atau indeks tertentu.
Kelebihan:
- Likuid, bisa diperjualbelikan seperti saham.
- Diversifikasi langsung ke berbagai aset.
- Biaya relatif lebih rendah dibanding reksa dana aktif.
Kekurangan:
- Risiko fluktuasi harga tetap ada.
- Harus punya akses ke sekuritas yang mendukung transaksi ETF luar negeri.
- Nilai bisa turun saat pasar global melemah.
7. E-Money atau Fintech Multicurrency
Beberapa dompet digital/fintech kini menyediakan saldo multi-currency termasuk USD (contoh: Wise, Revolut). Meski bukan instrumen investasi murni, cara ini bisa jadi alternatif menyimpan dolar.
Kelebihan:
- Praktis, cukup lewat aplikasi.
- Cocok untuk transaksi internasional.
- Bisa simpan dolar tanpa perlu buka rekening bank valas.
Kekurangan:
- Tidak menghasilkan bunga atau imbal hasil.
- Ada biaya konversi kurs.
- Lebih cocok untuk transaksi, bukan investasi jangka panjang.
Investasi dolar memang bisa jadi strategi cerdas untuk melindungi dan menumbuhkan kekayaan, tapi setiap instrumen punya kelebihan, kekurangan, biaya, dan risiko yang berbeda. Kuncinya ada di pemahaman tujuan finansial kamu serta kesesuaian dengan profil risiko.
Kalau masih bingung mau mulai dari mana, kamu bisa membandingkan berbagai produk keuangan terbaik—mulai dari KTA, tabungan, hingga deposito—lewat Tuwaga. Dengan begitu, kamu bisa menemukan pilihan paling pas untuk kebutuhan finansialmu.
Yuk, cek sekarang di Tuwaga dan pilih produk terbaik untuk perjalanan finansialmu!