mas-mas-ino-2
Tunggu kami di 2025 🚀
Tuwaga siap menjadi teman finansialmu!
/
/
/
Obligasi Pemerintah: Pajak, Keuntungan, dan Cara Hitungnya

Obligasi Pemerintah: Pajak, Keuntungan, dan Cara Hitungnya

Ditulis oleh
 60 views
Terakhir diupdate Thu, 19 Dec 2024
obligasi pemerintah

Obligasi pemerintah adalah salah satu instrumen investasi yang paling aman dan stabil.

Tapi, tahu nggak kalau penghasilan dari obligasi ini juga kena pajak?🤔 Meski menawarkan imbal hasil menarik, ada aturan pajak yang harus kamu pahami supaya keuntunganmu tetap optimal.

Yuk, kita bahas detail dan jelas tentang obligasi pemerintah biar nggak salah langkah saat mulai investasi!💡

💡Key Takeaways:

  1. Aman dan Stabil dengan Risiko Rendah: Obligasi pemerintah adalah instrumen investasi yang diterbitkan langsung oleh negara, sehingga dijamin keamanannya. Risiko gagal bayar hampir tidak ada, membuatnya pilihan ideal untuk investor yang mengutamakan keamanan dibandingkan imbal hasil tinggi.
  2. Pajak Bunga Final 10%: Penghasilan dari bunga obligasi pemerintah dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Final sebesar 10%. Pajak ini langsung dipotong, jadi kamu tinggal terima hasil bersihnya.
  3. Capital Gain Kena Pajak Kecil: Kalau kamu menjual obligasi sebelum jatuh tempo dan dapat untung, capital gain akan dikenakan pajak 0,03% dari nilai transaksi. Tarif ini kecil dan dipotong otomatis saat transaksi.

Kenapa Obligasi Pemerintah Jadi Pilihan Favorit Banyak Orang?

Obligasi pemerintah sering jadi andalan buat investasi, apalagi kalau kamu cari yang aman dan stabil. Tapi, kenapa sih obligasi pemerintah begitu digemari? Nih, ada 3 alasan utamanya yang bisa bikin kamu tertarik juga:

1. Aman dan Stabil 

Kalau denger istilah “investasi aman,” obligasi pemerintah pasti masuk hitungan! Karena diterbitkan langsung oleh pemerintah, risiko gagal bayar hampir nggak ada. Jadi, kamu bisa investasi tanpa khawatir uang kamu hilang. Cocok banget buat kamu yang mau tidur nyenyak sambil tetap dapat untung!

2. Imbal Hasil yang Menarik 💸

Nggak setinggi saham memang, tapi obligasi pemerintah kasih bunga tetap yang rutin dibayar. Ini pas banget buat kamu yang cari penghasilan pasif atau mau investasi yang stabil. Ditambah lagi, pajaknya cuma 10%, lebih ringan dibandingkan pajak investasi lainnya. Jadi, keuntungan yang kamu terima lebih maksimal!

3. Mudah Diakses Semua Orang

Dulu obligasi pemerintah terkesan cuma buat orang-orang berduit. Tapi sekarang? Ada Obligasi Ritel Indonesia (ORI) yang bisa kamu beli dengan modal mulai dari Rp1 juta aja. Jadi, investasi di obligasi pemerintah sekarang nggak ribet dan bisa banget buat kamu yang baru mulai belajar investasi.

Gimana, udah mulai tertarik belum?😉

Baca Juga: Saham vs Obligasi: 5 Perbedaan yang Perlu Kamu Ketahui Sebelum Investasi

Gimana Sih Cara Kerja Obligasi Pemerintah?

Obligasi pemerintah itu pilihan investasi yang simpel tapi menarik banget, apalagi buat kamu yang cari instrumen investasi aman. Tapi, gimana sih sebenarnya cara kerjanya? Yuk, kita bahas santai biar gampang dipahami!😄

1. Pemerintah “Ngutang” ke Kamu

Jadi begini, pemerintah butuh dana buat proyek besar, misalnya bangun jalan, sekolah, atau rumah sakit🏗️ 

Nah, daripada pinjam ke bank aja, mereka terbitin obligasi alias surat utang. Intinya, pemerintah “ngutang” ke kamu (investor) dan janji bakal balikin pokok utang plus bunga (kupon) di kemudian hari.

2. Kamu Beli Obligasi 💵

Sebagai investor, kamu bisa beli obligasi pemerintah ini lewat bank atau aplikasi investasi resmi seperti Bibit. Setelah beli, kamu resmi jadi pemegang obligasi. Serunya, kamu bakal dapat bunga atau kupon sebagai imbalan karena sudah bantu danain proyek pemerintah. Bunga ini biasanya dibayar rutin, misalnya tiap 6 bulan atau setahun sekali.

3. Pemerintah Bayar Bunga Secara Berkala

Selama masa obligasi berjalan, pemerintah bakal rutin bayar bunga sesuai jadwal. Contohnya, kalau bunga obligasi 6% per tahun dan kamu punya obligasi senilai Rp10 juta, kamu bakal dapat Rp600 ribu setahun. Pembayarannya bisa dicicil, misalnya Rp300 ribu tiap 6 bulan. Lumayan, kan?

4. Uang Pokok Kembali Pas Jatuh Tempo ⏳

Setelah masa obligasi selesai (biasanya 5, 10, atau bahkan 20 tahun), pemerintah bakal balikin uang pokok yang kamu investasikan. Misalnya, kamu beli obligasi senilai Rp10 juta, nanti pas jatuh tempo kamu bakal dapat uang itu utuh lagi. Jadi, selain dapat bunga, uang pokokmu juga tetap aman.

5. Bisa Untung (atau Rugi) Kalau Jual Sebelum Jatuh Tempo 📈📉

Kalau kamu nggak mau nunggu sampai obligasi jatuh tempo, kamu bisa jual di pasar sekunder. Tapi, harganya bisa naik atau turun tergantung kondisi pasar. Misalnya, kalau suku bunga naik, harga obligasi biasanya turun. Jadi, pastikan cek dulu sebelum jual, ya.

Simpel, kan? Dengan obligasi pemerintah, kamu nggak cuma bantu danain pembangunan negara, tapi juga dapat keuntungan berupa bunga yang rutin. Buat kamu yang cari investasi aman dan stabil, obligasi pemerintah bisa jadi pilihan yang pas banget. 😊

Baca Juga: Reksadana Pendapatan Tetap: Keuntungan, Risiko, dan Tips

Obligasi Pemerintah Dikenakan Pajak Nggak?

Obligasi pemerintah memang aman dan stabil, tapi ada hal penting yang wajib kamu tahu sebelum investasi: pajak.

Yup, meskipun imbal hasilnya menarik, penghasilan dari obligasi ini tetap dikenakan pajak, baik itu dari bunga (kupon) maupun keuntungan modal (capital gain).

Tapi santai aja, pajaknya nggak ribet kok. Coba baja penjelasan Tuwaga ini👇

1. Pajak Penghasilan (PPh) atas Bunga Obligasi 💰

Kalau kamu punya obligasi pemerintah, bunga atau kupon yang kamu terima bakal kena PPh Final sebesar 10%

Tenang, pajak ini langsung dipotong oleh agen penerbit (kayak bank atau lembaga keuangan), jadi kamu nggak perlu repot bayar sendiri.

Contoh Perhitungan Pajak Bunga

Misalnya, kamu punya obligasi pemerintah senilai Rp10 juta dengan bunga 6% per tahun.

  • Pendapatan bunga per tahun: Rp10 juta × 6% = Rp600 ribu
  • Pajak 10%: Rp600 ribu × 10% = Rp60 ribu
  • Bunga bersih yang kamu terima: Rp600 ribu – Rp60 ribu = Rp540 ribu

Lumayan banget, kan? Kamu tetap dapat penghasilan stabil tanpa repot hitung pajaknya.

2. Pajak atas Keuntungan Modal (Capital Gain) 🤑

Selain bunga, kamu juga bisa dapetin untung kalau jual obligasi sebelum jatuh tempo, apalagi kalau harganya naik. Nah, keuntungan modal ini juga kena pajak, tapi ada bedanya:

  • Pajak capital gain dihitung dari nilai transaksi penjualan obligasi, bukan dari selisih untungnya.
  • Tarif pajaknya kecil banget, cuma 0,03% per transaksi, sesuai aturan pasar modal.

Contoh Perhitungan Pajak Capital Gain

Misalnya, kamu beli obligasi Rp10 juta dan jual di pasar sekunder seharga Rp12 juta.

  • Total nilai transaksi: Rp12 juta
  • Pajak 0,03% dari nilai transaksi: Rp12 juta × 0,03% = Rp3.600

Pajaknya langsung dipotong saat transaksi, jadi kamu nggak perlu ribet ngurus sendiri.

3. Pajak Bunga untuk Investor Asing 💸

Buat kamu yang investor asing (atau tertarik tahu soal ini), dulu bunga obligasi kena pajak 20%. Tapi, mulai 2021, pemerintah menurunkan tarifnya jadi 10% aja, biar makin menarik buat investor luar negeri.

Perubahan ini berlaku untuk negara-negara yang punya perjanjian pajak dengan Indonesia (tax treaty). Jadi, tarifnya tetap kompetitif dan mendukung investasi global di pasar obligasi Indonesia.

Nah, ringkasnya gini nih tentang pajak obligasi pemerintah👇

Baca Juga: Target Penerimaan Pajak 2025: Tantangan dan Peluangnya

Tips untuk Investor Pemula agar Tidak Terkecoh dengan Pajak Obligasi Pemerintah 💡💸

Setelah paham soal pajaknya, ada beberapa tips biar keuntunganmu di obligasi pemerintah tetep optimal, nih!

1. Hitung Pajak Sebelum Investasi

Biar nggak kaget, hitung dulu pajaknya sebelum beli obligasi. Misalnya, kalau obligasimu punya bunga 6% per tahun dengan nominal Rp10 juta, total bunganya Rp600 ribu per tahun. 

Tapi, ada potongan pajak 10%, jadi kamu cuma terima Rp540 ribu. Tetap untung, tapi jangan lupa masukin pajak ini dalam perhitunganmu!

2. Selalu Update Aturan Pajak

Peraturan pajak bisa berubah, lho. Contohnya, pada 2021 tarif pajak bunga untuk investor asing diturunkan dari 20% jadi 10%. Jangan sampai keputusan investasimu cuma berdasarkan info lama. Selalu cek kebijakan terbaru atau tanya ke penasihat pajak kalau butuh panduan.

3. Pilih Obligasi Sesuai Tujuan Keuangan 🎯

Punya tujuan investasi jangka pendek? Obligasi di pasar sekunder mungkin cocok, tapi ingat pajaknya bisa lebih tinggi karena ada capital gain. Kalau tujuanmu jangka panjang, pilih obligasi yang bunganya tetap dan konsisten setelah pajak. Lebih aman dan pastinya lebih stabil.

Obligasi Pemerintah, Pilihan Aman yang Tetap Cuan

Investasi di obligasi pemerintah itu ibarat punya “safety net” buat uang kamu—aman, stabil, dan tetap menguntungkan. 

Tapi, jangan lupa, pajaknya juga perlu kamu pahami supaya nggak kaget saat hitung keuntungan. Sebelum mulai, pastikan kamu udah hitung potensi pajaknya, pilih obligasi yang sesuai dengan kebutuhanmu, dan cek aturan terbaru biar strategimu makin mantap.

Mau belajar lebih banyak soal investasi tanpa ribet? Kunjungi Tuwaga, tempatnya informasi keuangan yang bikin kamu makin paham dan percaya diri untuk ambil keputusan investasi. Yuk, mulai perjalanan finansial cerdasmu sekarang! 🚀😊

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Tuwaga siap menemani perjalanan finansialmu!​
🚀 Coming Soon 2025
Langganan newsletter sekarang, dapat 

500 ribu✨ buat pemenang!*

*Syarat dan ketentuan berlaku

Bersama tuwaga semua bisa
Bersama tuwaga semua bisa - mobile
Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?