Siapa sih yang nggak penasaran sama daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2025? Nama-nama seperti Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, sampai bos Alfamart Djoko Susanto mungkin udah nggak asing lagi. Tapi tahu nggak, ternyata di balik angka kekayaan yang fantastis itu, ada kisah perjuangan, strategi bisnis jitu, dan keberanian ambil risiko yang luar biasa.
Dari yang awalnya jual onderdil mobil di Medan, sampai yang membangun kerajaan bisnis digital, semuanya punya cerita masing-masing. Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas 13 orang terkaya di Indonesia tahun 2025โnggak cuma angka kekayaannya, tapi juga gimana mereka bisa sampai di titik itu. Yuk, simak bareng-bareng!
Siapa Aja Sih 13 Orang Terkaya di Indonesia Tahun 2025?
Nah, buat kamu yang penasaran siapa aja para konglomerat ini, berikut daftarnya lengkap dengan sumber kekayaan mereka
Nama | Kekayaan (USD) | Kekayaan (IDR) | Bisnis |
---|---|---|---|
Prajogo Pangestu | $46.5 miliar | Rp752.0 triliun | Petrokimia, Energi |
Low Tuck Kwong | $21.6 miliar | Rp320.37 triliun | Batu bara, Energi terbarukan, Konstruksi |
Robert Budi Hartono | $25.9 miliar | Rp411.7 triliun | Rokok, Perbankan, Teknologi |
Michael Hartono | $24.8 miliar | Rp394.37 triliun | Rokok, Perbankan, Teknologi |
Sukanto Tanoto | $3.3 miliar | Rp54.0 triliun | Pulp & Kertas, Energi, Sawit |
Anthoni Salim | $7.5 miliar | Rp118.87 triliun | Makanan, Otomotif, Energi, Bank |
Otto Toto Sugiri | $7.1 miliar | Rp112.4 triliun | Data Center, Teknologi |
Sri Prakash Lohia | $8.5 miliar | Rp137.71 triliun | Petrokimia, Tekstil |
Agoes Projosasmito | $6.6 miliar | Rp104.0 triliun | Tambang, Teknologi |
Keluarga Tahir | $6.3 miliar | Rp99.0 triliun | Properti, Perbankan, Kesehatan |
Chairul Tanjung | $5.3 miliar | Rp83.0 triliun | Ritel, Perbankan, Media |
Djoko Susanto | $4.8 miliar | Rp76.0 triliun | Ritel (Alfamart) |
Lim Hariyanto | $4.3 miliar | Rp67.0 triliun | Pertambangan, Logam |
1. Low Tuck Kwong
Sering dijuluki “raja batu bara,” Low Tuck Kwongpunya kekayaan sekitar US$ 21,6 miliar atau sekitar Rp 320,37 triliun (kurs Rp 14.832). Dengan angka segitu, dia jadi salah satu orang terkaya di dunia, tepatnya di peringkat ke-74.
Low Tuck Kwong memulai kariernya di perusahaan konstruksi milik ayahnya, David Low Yi Ngo, di Singapura. Pada 1972, dia pindah ke Indonesia dan mendirikan PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) setahun kemudian. PT JSI kemudian mengakuisisi tambang dari PT Gunungbayan Pratamacoal, yang kini dikenal sebagai PT Bayan Resources, pemain besar tambang batu bara di Kalimantan Timur.
Selain itu, Low juga punya 14,18% saham (312 juta lembar) di Samindo Resources, yang mengelola batu bara dari PT Kideco Jaya Agung.
Diversifikasi Bisnis
- Konstruksi: Di tahun 1980-an hingga 1990-an, PT JSI jadi pionir proyek tiang pancang dan kontraktor di Indonesia. Low akhirnya memilih jadi WNI karena melihat potensi besar di sektor ini.
- Energi Terbarukan: Lewat Metis Energy di Singapura, Low fokus ke energi terbarukan untuk mengurangi emisi karbon di kawasan Asia Pasifik.
- Telekomunikasi: Dia ikut membangun jaringan kabel bawah laut lewat SEAX Global dan punya 7,93% saham (329 juta lembar) di PT Voksel Electric, produsen kabel listrik.
- Perhotelan dan Kesehatan: Lewat The Farrer Park Company, Low menggabungkan layanan medis dan perhotelan di Singapura, dengan putrinya, Elaine Low, duduk di dewan direksi.
- Kebun Binatang: Lewat PT Bayan Resources, Low membangun Tabang Zoo, kebun binatang dengan koleksi hewan albino terbanyak di Indonesia (28 spesies).
Selain bisnis, Low juga aktif di kegiatan sosial, termasuk memberikan beasiswa ke mahasiswa Indonesia dan menyumbang Rp 50 miliar untuk Biaya Operasional Pendidikan (BOP) di Universitas Indonesia (UI).
2. Prajogo Pangestu
Dilansir dari Antara, Prajogo Pangestu, lahir sebagai Phang Djoen Phen pada 13 Mei 1944 di Bengkayang, Kalimantan Barat, adalah miliarder, investor, dan filantropis asal Indonesia. Menurut Forbes, pada Januari 2025, dia jadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan USD46,5 miliar (sekitar Rp 752 triliun), menduduki peringkat ke-31 miliarder dunia.
- Awal Karier dan Bisnis: Prajogo berasal dari keluarga Hakka yang bermigrasi dari Guangdong, China. Setelah pindah ke Jakarta pada 1965, ia memulai kariernya di Djajanti Group pada 1970 dan menjadi General Manager PT Nusantara pada 1976 sebelum mendirikan Barito Pacific Timber pada 1977.
- Barito Pacific: Didirikan pada akhir 1970-an, Barito Pacific Timber menjadi perusahaan kayu terbesar di Bursa Efek Jakarta pada 1993. Pada 2007, namanya diubah menjadi Barito Pacific, memperluas bisnis ke petrokimia dan energi.
- Petrokimia dan Energi: Pada 2007, Barito Pacific mengakuisisi 70% saham Chandra Asri. Pada 2011, Chandra Asri bergabung dengan Tri Polyta Indonesia, memperkuat posisi sebagai produsen petrokimia terintegrasi. Prajogo juga memiliki Star Energy, salah satu produsen panas bumi terbesar di dunia, setelah membeli 33,33% saham dari BCPG Thailand pada 2022.
- Pasar Modal: Pada 2023, dua perusahaannya, Petrindo Jaya Kreasi (tambang batu bara) dan Barito Renewables Energy, resmi melantai di bursa, memperkuat posisinya di sektor energi.
3. Budi Hartono
Robert Budi Hartono, pemilik Grup Djarum, memiliki kekayaan sebesar US$25,9 miliar (Rp411,70 triliun) pada 2025. Kekayaannya terutama berasal dari investasi di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), bank swasta terbesar di Indonesia, yang dikelola melalui PT Dwimuria Investama Andalan dengan kepemilikan saham sekitar 54,94%.
Hartono dikenal karena strategi bisnisnya yang fokus pada manajemen risiko dan pertumbuhan jangka panjang, memungkinkan bisnisnya bertahan melalui berbagai siklus ekonomi. Selain rokok dan perbankan, Grup Djarum juga berinvestasi di sektor teknologi melalui Global Digital Prima (GDP) Venture, yang memiliki portofolio seperti Tokopedia, Blibli, dan Vidio, memperkuat posisinya dalam ekonomi digital Indonesia.
4. Michael Hartono
Saudara dari Robert Budi Hartono, Michael Hartono juga merupakan pemilik utama Grup Djarum dan memiliki kekayaan sebesar US$24,8 miliar atau sekitar Rp394,37 triliun. Sama seperti saudaranya, Michael memiliki saham di PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang menjadi salah satu sumber utama kekayaannya.
Kesuksesan Michael didukung oleh kemampuannya dalam mengelola bisnis keluarga dengan efisien dan visi yang kuat untuk melakukan diversifikasi usaha ke sektor-sektor baru yang potensial.
Beberapa aspek penting dari perjalanan bisnis dan strategi Michael Hartono meliputi:
- Diversifikasi Usaha: Michael memperluas bisnis Grup Djarum ke berbagai sektor baru, tidak hanya terbatas pada industri rokok dan perbankan.
- Investasi di Startup dan Teknologi: Ia aktif berinvestasi dalam startup dan teknologi melalui ekosistem investasi digital, sehingga berperan penting dalam transformasi digital di Indonesia.
- Manajemen Bisnis: Kemampuan pengelolaan bisnis yang matang memastikan Grup Djarum dan investasinya terus berkembang dan beradaptasi dengan perubahan pasar.
Baca Juga: 5 Film Action Indonesia Terlaris 2025 & Pendapatannya, Pengepungan di Bukit Duri Nggak Mau Kalah!
5. Sukanto Tanoto
Dilansir dari RCTI+. Sukanto Tanoto adalah konglomerat Indonesia yang punya bisnis besar lewat Royal Golden Eagle (RGE), yang bergerak di berbagai sektor seperti pulp dan kertas, minyak sawit, dan energi. Dia mulai kariernya tahun 1968 dari toko onderil mobil di Medan dan akhirnya jadi bos banyak perusahaan besar.
Baru-baru ini, Sukanto bikin heboh karena beli pusat perbelanjaan mewah Tanglin Shopping Center di Singapura senilai Rp9,6 triliun (sekitar USD645 juta).
Selain bisnis, dia juga aktif di filantropi lewat Tanoto Foundation yang didirikan sejak 1981, fokusnya bantu pendidikan dan pengembangan anak-anak serta riset medis. Dia banyak donasi untuk yayasan ini.
Menurut Forbes, kekayaannya sekitar USD3,3 miliar (Rp54 triliun) di 2025, dengan aset besar yang beroperasi di berbagai negara dan mempekerjakan sekitar 70.000 orang. Dia masuk daftar orang terkaya Indonesia dan dunia, peringkat 5 di Indonesia dan ke-1.060 dunia.
6. Anthoni Salim
Menurut CNBC, kekayaan Anthoni Salim dan keluarga diperkirakan sekitar US$7,5 miliar (setara Rp118,87 triliun). Mereka merupakan salah satu keluarga terkaya di Indonesia dengan bisnis yang sangat luas dan beragam.
Grup Salim beroperasi di berbagai sektor, seperti makanan, keuangan, energi, otomotif, hingga teknologi, baik melalui perusahaan publik maupun privat.
Bisnis utama Grup Salim meliputi:
- Makanan & Minuman: Indofood (INDF, ICBP), Nippon Indosari (ROTI), dan Fast Food Indonesia (KFC).
- Perkebunan & Minyak Sawit: Salim Ivomas Pratama (SIMP), London Sumatra (LSIP).
- Otomotif: Indomobil Sukses Internasional (IMAS) dan anak usahanya (IMJS).
- Infrastruktur & Konstruksi: Nusantara Infrastructure (META) dan Metro Pacific Tollways Indonesia.
- Energi & Tambang: Medco Energi (MEDC), batu bara BUMI dan BRMS, serta Amman Mineral (AMMN).
- Keuangan: Bank Mega, Allo Bank Indonesia, dan Bank Ina Perdana.
- Teknologi & Media: Elang Mahkota Teknologi (EMTK) dan DCI Indonesia (DCII).
Kapitalisasi pasar gabungan Grup Salim mencapai sekitar Rp1.100 triliun, setara 10,45% dari total IHSG, menandakan pengaruh besar mereka di pasar Indonesia.
7. Otto Toto Sugiri
Dilansir dari Okezone, Otto Toto Sugiri menarik perhatian publik dengan kekayaan mencapai Rp112,4 triliun, hasil lonjakan harga saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII). Berdasarkan data Forbes real-time 2025, kekayaannya naik drastis dari sebelumnya sekitar Rp36 triliun (USD 2,21 miliar) pada 2024, menempatkan dia di peringkat ke-6 orang terkaya di Indonesia.
Fakta penting tentang Otto Toto Sugiri dan DCI Indonesia:
- CEO dan pendiri DCI Indonesia sejak 2011, perusahaan yang menyediakan layanan pusat data (data center) andal dan aman untuk berbagai sektor seperti teknologi dan perbankan.
- Harga saham DCII mencapai Rp169.950 per saham, level tertinggi sepanjang masa sejak melantai di bursa pada Januari 2021, menjadikan saham ini yang termahal di Bursa Efek Indonesia.
- Otto dijuluki sebagai “Bill Gates Indonesia” oleh COO Dattabot, Tom Malik, karena visi dan komitmennya mengembangkan pusat data dengan standar tertinggi.
- Fokus DCI adalah membangun fasilitas Tier IV, yang merupakan standar pusat data terbaik, meskipun biaya pembangunannya 60% lebih tinggi dibandingkan Tier III, demi membangun kredibilitas dan menarik klien besar.
- Otto Sugiri menargetkan DCI Indonesia menjadi pemimpin pasar pusat data di Indonesia, seiring dengan pertumbuhan internet dan kebutuhan perusahaan teknologi untuk layanan data yang dekat dengan pengguna.
8. Sri Prakash Lohia
Pengusaha kelahiran India, adalah pendiri dan pemimpin PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR), perusahaan multinasional di bidang petrokimia dan tekstil. INDR mengekspor produk ke berbagai pasar premium di Amerika Utara, Eropa, Amerika Selatan, Asia, Australia, dan Timur Tengah.
Perusahaan ini memiliki pabrik di Indonesia, Turki, dan Uzbekistan. Dengan strategi ekspansi agresif dan inovasi produksi, Indorama terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama di pasar global.
Menurut Forbes, kekayaan Sri Prakash Lohia mencapai US$8,5 miliar atau sekitar Rp137,71 triliun.
9. Agoes Projosasmito
Pernah menjabat sebagai presiden komisaris di Amman Mineral Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang tambang tembaga dan emas. Posisi ini membuat kekayaannya mencapai sekitar US$6,6 miliar, atau setara dengan Rp104 triliun.
Sumber utama kekayaannya berasal dari bisnis di sektor teknologi, khususnya dalam inovasi dan pengembangan produk. Keberhasilan Agoes mencerminkan pesatnya perkembangan industri teknologi di Indonesia, yang memungkinkan para pengusaha lokal bersaing di panggung global.
10. Tahir Family
Keluarga Tahir memiliki kekayaan bersih sekitar US$6,3 miliar atau setara dengan Rp99 triliun. Pendiri Mayapada Group ini menjalankan bisnis yang luas di berbagai sektor, termasuk properti, perbankan, dan layanan kesehatan. Keberhasilan bisnisnya menjadikan Keluarga Tahir sebagai salah satu kelompok pengusaha paling dihormati di Indonesia.
Selain prestasi bisnis, Keluarga Tahir juga dikenal luas karena kontribusi sosialnya yang signifikan, khususnya di bidang pendidikan dan pemberdayaan masyarakat melalui berbagai inisiatif filantropi. Program-program sosial yang mereka jalankan membantu meningkatkan kualitas hidup banyak orang dan memperkuat peran mereka sebagai tokoh publik yang berpengaruh. Selain itu, Mayapada Group terus melakukan ekspansi dan inovasi, memperkuat posisinya dalam ekonomi nasional dan regional.
11. Chairul Tanjung
Siapa yang tidak kenal dengan Chairul Tanjung? Pendiri CT Group ini sering menjadi sorotan publik berkat kesuksesan dan keberagaman bisnis yang dikelola.
Chairul Tanjung mengembangkan portofolio bisnis yang luas, mulai dari ritel, pariwisata, media, hingga perbankan dan layanan keuangan. Berkat kepiawaiannya dalam mengelola bisnis, ia masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia tahun 2025 dengan kekayaan mencapai sekitar US$5,3 miliar atau setara Rp83 triliun.
Selain itu, Chairul Tanjung dikenal sebagai sosok visioner yang aktif mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Melalui berbagai inisiatif bisnis dan sosial, dia telah menciptakan ribuan lapangan kerja dan membuka banyak peluang ekonomi yang berdampak positif bagi perekonomian nasional. CT Group juga terus melakukan ekspansi, termasuk investasi di sektor teknologi dan digital, yang semakin memperkuat posisi mereka di pasar Indonesia maupun internasional.
12. Djoko Susanto
Salah satu pengusaha yang juga masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia tahun 2025 adalah Djoko Susanto. Pendiri sekaligus pemilik jaringan minimarket Alfamart ini memiliki kekayaan mencapai sekitar US$4,8 miliar atau setara Rp76 triliun.
Kesuksesan Djoko Susanto telah merevolusi industri ritel di Indonesia dengan membangun salah satu jaringan minimarket terbesar dan paling dikenal di tanah air. Keberhasilannya tidak lepas dari kemampuan untuk terus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen serta tren pasar yang dinamis.
Selain itu, strategi ekspansi yang agresif dan penerapan teknologi modern dalam operasional bisnisโseperti sistem digitalisasi stok dan layanan pembayaranโmenjadi kunci keberlanjutan dan daya saing Alfamart di tengah persaingan ketat ritel modern. Inovasi-inovasi ini membuat Alfamart tetap menjadi pilihan utama konsumen di berbagai wilayah Indonesia.
13. Lim Hariyanto Wijaya Sarwono
Pemilik Harita Group, Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, termasuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia pada tahun 2025. Kekayaannya berasal dari bisnis di sektor pertambangan dan logam, yang menjadi tulang punggung kesuksesannya.
Keahlian Lim dalam mengelola sumber daya alam Indonesia telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan permintaan global, terutama terkait produksi logam untuk baterai kendaraan listrik yang sedang berkembang pesat. Visi strategis dan kemampuannya dalam mengarungi tantangan industri tambang yang kompleks menjadi kunci utama dalam membangun kekayaan yang kini mencapai sekitar US$4,3 miliar atau setara Rp67 triliun.
Selain itu, Harita Group terus melakukan diversifikasi dan inovasi, termasuk pengembangan teknologi ramah lingkungan serta ekspansi ke pasar internasional, guna mempertahankan posisi kompetitif di industri pertambangan global.
Demikian rangkuman mengenai 10 orang terkaya di Indonesia beserta sumber kekayaan mereka. Kesuksesan mereka adalah hasil perjalanan panjang yang melibatkan strategi bisnis matang dan ketahanan menghadapi berbagai dinamika pasar.
Gimana Bisa Ikut Jejak Mereka? Rahasia Finansial yang Bisa Kamu Coba!
Jangan langsung mikir โnggak mungkinโ, ya! Semua dimulai dari langkah kecil, kayak:
- Mulai Menabung Rutin, Sekecil Apapun!
Disiplin nabung itu kunci pertama buat membangun modal masa depan. - Investasi Sesuai Kemampuan
Pilih investasi yang cocok dan kamu pahami, bisa saham, reksadana, atau emas. - Hindari Utang Konsumtif
Jangan sampai utang bikin keuangan kamu boncos, gunakan kartu kredit bijak. - Buat Dana Darurat
Siapkan uang untuk kebutuhan tak terduga supaya gak panik dan gak perlu pinjam. - Terus Belajar dan Kembangkan Diri
Investasi terbaik adalah investasi pada diri sendiri supaya penghasilan meningkat. - Manfaatkan Teknologi Finansial
Gunakan aplikasi keuangan buat memantau dan mengelola keuangan dengan mudah.
Yuk, Mulai Langkah Kecil Menuju Kebebasan Finansial!
Orang-orang terkaya di Indonesia bukan cuma kaya harta, tapi juga kaya strategi dan pengalaman. Dari cerita mereka, kita bisa belajar bahwa kekayaan bisa dibangun, asal tahu caranya.
โจ Penasaran gimana caranya biar keuangan kamu makin sehat dan produktif? Langsung aja ke Tuwagaโplatform terpercaya yang bantu kamu dapetin informasi lengkap soal produk keuangan mulai dari kartu kredit, KPR, tabungan, deposito, dana tunai properti & kendaraan, sampai artikel-artikel edukatif yang bikin kamu melek finansial. ๐
Apply langsung produk keuangan yang kamu butuhkan, semuanya bisa di Tuwaga! Yuk, cek sekarang juga dan mulai perjalanan menuju kebebasan finansial kamu!