/
/
/
Panduan Pemula: Apa Perbedaan Saham dan Obligasi?

Panduan Pemula: Apa Perbedaan Saham dan Obligasi?

Ditulis oleh
 76 views
Terakhir diupdate Fri, 17 January 2025
Perbedaan Saham dan Obligasi

Mau mulai investasi tapi bingung milih antara saham atau obligasi? Kalau kamu investor pemula, kamu gak sendiri kok yang belum paham perbedaan saham dan obligasi​?

Bahkan, hasil SNLIK 2022 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68 persen. Artinya, kita mesti upgrade diri terus menerus, khususnya kalau mau jadi investor andal.

Nah, langkah kecil ini kita mulai dari mengenali perbedaan saham dan obligasi, dua instrumen keuangan populer yang diminati banyak orang. Yuk, kita bahas lebih lanjut! ?

? Key Takeaways:

  1. Saham vs Obligasi: Keuntungan: Saham menawarkan potensi keuntungan lebih besar (capital gain & dividen), sedangkan obligasi memberikan pendapatan stabil dari kupon dan pengembalian pokok.
  2. Risiko Saham vs Obligasi: Saham punya risiko lebih tinggi karena fluktuasi pasar, sedangkan obligasi lebih aman tapi tetap memiliki risiko gagal bayar atau inflasi.
  3. Jangka Waktu dan Kepastian: Obligasi punya jangka waktu tetap dengan pengembalian pokok yang pasti, sementara saham bisa disimpan tanpa batas waktu, tergantung strategi investormu.

Apa Itu Saham dan Obligasi?

Saham dan obligasi adalah dua instrumen investasi berbentuk surat berharga yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah.

Lebih detailnya, saham adalah bukti kepemilikan seseorang atas sebuah perusahaan. Sebagai gambaran, kalau kamu investasi saham, artinya kamu punya sebagian hak milik dari perusahaan itu. Karena kamu sudah beli, kamu pun berhak mendapatkan keuntungan (dividen) serta pertumbuhan nilai saham (capital gain). 

Biar lebih jelas, kalau kamu beli saham di Telkom, artinya kamu menjadi “pemilik” mini yang akan ikut menikmati hasil dari kesuksesan perusahaan ini.

Sementara itu, obligasi adalah surat utang yang diterbitkan perusahaan atau pemerintah. Artinya, kalau kamu beli obligasi, kamu meminjamkan uangmu kepada penerbit. Kamu pun dapat pengembalian pokok utang dan bunganya dalam jangka waktu tertentu. 

Misalnya, kamu beli Surat Utang Negara (SUN), yaitu obligasi dari pemerintah Indonesia untuk membiayai defisit APBN. Nah, sebagai imbalannya, kamu bakal dapat bunga atau kupon yang dibayar rutin dan nilai pokok utangnya balik saat jatuh tempo nanti. 

Perbedaan Saham dan Obligasi

strategi saham ihsg

Sampai sini paham dong apa perbedaan saham dan obligasi dari definisinya. Yuk kita perdalam lagi apa saja perbedaan karakteristiknya sebelum kamu menentukan produk mana yang mau kamu beli.

1. Keuntungan Imbal Hasil

Keuntungan saham berasal dari dua hal, yaitu capital gain dan pembagian dividen. Namun, seberapa besar keuntungan ini tergantung dari kinerja perusahaan.

Ini berbeda dengan obligasi yang memiliki beberapa jenis tingkat bunga, yaitu fixed dan floating. Imbal hasil obligasi fixed rate diketahui secara pasti, sedangkan obligasi floating rate bisa naik atau turun tergantung perubahan suku bunga pasar.

Seacara umum, saham bisa menawarkan imbal hasil jauh lebih tinggi dari modal, sedangkan obligasi memberikan keuntungan yang stabil sesuai jangka waktu dan tingkat bunga.

2. Risiko

Risiko saham lebih tinggi karena harganya bisa naik atau turun drastis tergantung kondisi pasar, ekonomi, atau kinerja perusahaan. Risiko lainnya adalah inflasi yang mengurangi daya beli uang, terpengaruh suku bunga, saham bisa kena suspend, bahkan perusahaan bangkrut.

Jika perusahaan bangkrut, pemegang saham biasanya berada di posisi terakhir untuk menerima pembayaran dari aset perusahaan yang tersisa, sehingga bisa kehilangan sebagian besar atau seluruh investasinya. Selain itu, jika saham terkena suspend, artinya perdagangan saham tersebut dihentikan sementara oleh bursa efek, sehingga tidak bisa dijual atau dibeli hingga statusnya kembali normal.

Sementara itu, obligasi memiliki risiko yang lebih rendah karena pengembalian pokok dan bunga sudah dijamin, kecuali penerbit obligasi tidak kredibel. Meski begitu, obligasi juga memiliki risiko, seperti gagal bayar, pasar obligasi tidak selalu likuid, suku bunga yang bikin harga turun, hingga inflasi dan nilai mata uang yang rendah menurunkan imbal hasil.

3. Kepastian Pengembalian 

Saham tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Artinya, kamu bisa menyimpannya selama yang kamu mau, selama perusahaan tersebut masih ada. Pembayaran dividen juga berbeda tiap perusahaan, dua kali setahun, bahkan bisa tiap bulan.

Sebaliknya, obligasi memiliki jatuh tempo pasti, misalnya berhenti dalam 5 atau 10 tahun. Setelah itu, uang pokokmu akan dibayar bersama bunganya.

4. Perubahan Nilai

Nilai saham bisa naik atau turun drastis, bahkan setiap hari, tergantung pada kondisi pasar dan kinerja perusahaan.

Di sisi lain, nilai obligasi relatif stabil, kecuali jika tingkat suku bunga pasar berubah signifikan.

5. Pajak Investasi

Keuntungan dari dividen dikenakan pajak final sebesar 10% untuk investor dalam negeri sesuai dengan PPH Pasal 4 Ayat 2. Menariknya, penjualan keuntungan saham atau capital gain nggak kena pajak secara langsung, kecuali jika saham ini diperdagangkan di luar pasar modal.

Sama dengan saham, keuntungan pembayaran kupon obligasi dapat pajak final sebesar 10%. Tapi, investor yang jual obligasi demi capital gain dapat kena pajak penghasilan tambahan sesuai aturan yang berlaku.

Pilih Saham atau Obligasi?

obligasi pemerintah

Jadi, mending pilih salah apa obligasi nih? ? Ini pertanyaan yang harus kamu jawab sendiri. Sebagai bekal menjawab, simak paparan berikut!

Kamu cocok memilih saham kalau:

✅Siap ambil risiko tinggi untuk potensi keuntungan besar.
✅Berinvestasi jangka panjang (5-10 tahun).
✅Tertarik sama pertumbuhan perusahaan tertentu, misal perusahaan teknologi atau energi terbarukan.

Kamu cocok memilih obligasi kalau:

✅Pengen investasi yang stabil dan aman.
✅Punya tujuan finansial jangka menengah (3-5 tahun).
✅Ingin punya pendapatan tetap dari bunga/kupon.

Contoh kasus:

Bayangkan kamu seorang pemula dengan modal Rp10 juta. Kalau kamu tipe investor yang risk-taker, uang Rp6 juta bisa kamu investasikan ke saham, sisa Rp4 juta ditaruh ke obligasi untuk mengurangi risiko. Sebaliknya, kalau kamu lebih nyaman dengan stabilitas, taruh uang lebih besar ke obligasi. Kebayangkan, kan? ?

Saham dan Obligasi, Mana yang Cocok untukmu?

analisis teknikal saham

Memahami perbedaan saham dan obligasi adalah langkah awal menjadi investor cerdas. Saham cocok untuk kamu yang berani ambil risiko demi potensi keuntungan besar, sementara obligasi pas buat kamu yang mencari stabilitas dengan pendapatan tetap.

Ingat, kunci utama adalah menyesuaikan investasi dengan tujuan finansial, profil risiko, dan jangka waktu. 

Kalau masih bingung, jangan ragu buat eksplor lebih banyak edukasi investasi di Tuwaga, platform keuangan terpercaya yang siap bantu kamu jadi investor andal! ?

Bagikan ke

Tentang Penulis

Ikuti Sosial Media Tuwaga

Info terbaru tentang finansial dan Tuwaga

Scroll to Top

Ubah profil?

Yakin ingin menyimpan perubahan profil?