Guys, masih inget Coretax? Yup, Coretax DJP alias sistem baru buat urus pajak yang katanya bakal bikin administrasi pajak lebih simpel, lebih modern, lebih wow. Dari daftar NPWP, setor pajak, lapor SPT—pokoknya one stop service buat semua urusan pajak.
Tapi kenyataannya? Niatnya simpel, malah ribet! 🤡
Di Twitter (a.k.a pusat curhat nasional), keluhan soal Coretax DJP berseliweran kayak thread gosip artis. Server down pas deadline SPT? Pendaftaran bikin emosi? Sistem lemot kayak internet gratisan? Semua kriteria masuk ke dalam Coretax!
Bukannya mempermudah, justru bikin wajib pajak nostalgia ke era manual, di mana antrean panjang di kantor pajak terasa lebih zen dibanding ngeklik halaman yang nggak mau loading.Nah, yuk kita flashback ke serba-serbi drama Coretax!
💡Key Takeaways
- Coretax Masih Penuh Drama: Dari server down, gagal login, OTP nggak masuk, sampai kode billing nggak muncul—Coretax bikin banyak wajib pajak frustasi. DPR sempet usulin penundaan, tapi akhirnya tetap jalan bareng sistem lama.
- Dua Sistem Pajak Jalan Bareng: DJP mutusin buat jalanin Coretax sambil tetap nyediain opsi sistem lama buat SPT dan e-Faktur. Jadi, wajib pajak bisa pilih cara yang lebih gampang.
- Cara Atasi Error Coretax: Kalau kena error 500 atau tombol ekspor PDF hilang, coba tunggu server normal, cek koneksi, pakai browser lain, atau bersihin cache. Kalau tetap bermasalah, langsung hubungi layanan Coretax atau KPP terdekat.
Kabar Penundaan Coretax
Usualan Coretax ditunad ini dateng dari Komisi XI DPR. Komisi XI DPR ngusulin buat nunda Coretax karena sejak pertama kali diluncurin tanggal 1 Januari 2025, sistem ini masih banyak error. Masalahnya nggak main-main, ada 22 masalah yang teridentifikasi DJP soal Coretax ini, diantaranya:
- Masalah otorisasi atau sertifikat elektronik. DJP nemuin beberapa kendala, mulai dari gagal validasi wajah, sertifikat jadi tapi namanya malah orang lain, sampai menu yang harusnya ada malah nggak muncul.
- Kendala Pendaftaran NPWP WNA. Ada 2 masalah yang muncul: kendala WNA berpaspor China dan kendala saat penunjukan WNA sebagai PIC atau pengurus.
- Perbedaan status PKP dengan sistem lama.
- WP Tidak Menerima OTP. Ini terjadi saat pendaftaran no Hp di Coretax, saat pendaftaran wajib pajak di KPP dan KP2KP, serta saat melakukan reset password/
- Gagal Login. Terjadi saat melakukan reset password.
- Persoalan Kode Billing. WP terkendala dalam pembuatan kode billing karena tombol tidak muncul
- Dan masih banyak lagi….
Makanya pada Senin (10/2/2025), DPR ngadain rapat bareng Dirjen Pajak, Suryo Utomo, dan timnya buat bahas kekacauan ini. Rapatnya sendiri berlangsung tertutup dan lumayan lama—lebih dari 4 jam! Kira-kira bakal ada solusi atau tetap jalan terus nih, meski banyak yang ngeluh? 🤔
DJP Nggak Mau Nunda Coretax, Tapi Ada Penerapan Paralel: Maksudnya Apa?
Ditjen Pajak akhirnya mutusin buat jalanin dua sistem sekaligus seiring penerapan Coretax. Keputusan ini diambil setelah rapat bareng Komisi XI DPR kemarin.
Sejak diluncurin 1 Januari 2025, Coretax banyak dikeluhin sama wajib pajak, baik pribadi maupun badan usaha. Dirjen Pajak Suryo Utomo bilang, sebagai solusi tengah, sistem lama tetap dipakai bareng Coretax, jadi sekarang ada dua pilihan buat urus pajak.
Padahal, Komisi XI DPR sempat ngusulin penundaan Coretax, tapi setelah rapat 4 jam, diputusin Coretax tetap lanjut sambil tetap nyediain opsi sistem lama. Ketua Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun, juga ngebenerin keputusan ini.
Jadi, buat pelaporan SPT Tahunan sebelum tahun pajak 2025, masih bisa pakai e-Filing lewat Pajak.go.id, dan buat pengusaha kena pajak (PKP) tertentu, masih bisa pakai e-Faktur Desktop sesuai aturan Dirjen Pajak. Intinya, sekarang ada dua jalur, tinggal pilih yang paling gampang!
Ada 4 jenis faktur pajak yang nggak bisa diterbitin lewat e-Faktur Desktop:
- Kode 06 – Penyerahan BKP ke turis asing yang nunjukin paspor buat pengembalian PPN.
- Kode 07 – BKP/JKP yang dapet fasilitas PPN tidak dipungut/DTP.
- Faktur cabang – Diterbitin sama PKP yang cabangnya jadi tempat pemusatan PPN terutang.
- PKP baru – Faktur dari PKP yang dikukuhkan setelah 1 Januari 2025.
Gini Cara Lapor Pph 21 di Coretax
- Siapin Dokumen
Pastikan udah bikin bukti potong bulanan buat tiap pegawai. Ini bakal jadi dasar laporan PPh 21. Setelah itu, mulai dengan login ke akun Coretax. - Masuk ke Menu SPT
Di dashboard Coretax, cari menu “Surat Pemberitahuan (SPT)”, lalu pilih “PPh Pasal 21/26”. Klik “Lanjut”, terus tentuin periode pajak, misalnya Februari 2025. - Pilih Jenis SPT. Ada dua jenis SPT, yaitu:
- SPT Normal → Buat pelaporan pertama kali.
- SPT Pembetulan → Kalau mau revisi laporan sebelumnya.
Klik “Buat Konsep” buat bikin draft SPT.
- Isi Data SPT
Klik ikon pensil buat masukin data. Pastikan semua angka dari bukti potong udah benar. Nah, Coretax bakal otomatis narik data yang udah diinput. - Cek Lampiran
Pastikan semua dokumen pendukung udah lengkap, seperti daftar bukti potong, rincian penghasilan pegawai tetap/non tetap, dan lainnya. - Simpan & Lapor
Klik “Simpan Konsep” buat nyimpen draft. Kalau udah siap, klik “Bayar dan Lapor”. Kalau ada pajak kurang bayar, lunasin dulu pakai saldo deposit atau kode billing. - Tanda Tangan Digital
Centang pernyataan di halaman utama, terus masukin tanda tangan digital sesuai akun. Klik “Konfirmasi Tanda Tangan”, lalu tunggu prosesnya. - Cek Status Pelaporan
Buka menu “Surat Pemberitahuan (SPT)” buat cek status laporan.
- Kalau statusnya “Terlapor”, berarti sukses!
- Kalau masih “Dibuat”, coba refresh halaman atau ulangi prosesnya.
Cara Buat Billing Pph 21 di Coretax
Ada 5 langkah praktis buat bikin billing Pph 21 di Coretax, berikut langkah-langkahnya:
- Masuk ke aplikasi Coretax, pilih menu pembayaran, lalu pilih Layanan Mandiri Kode Billing.
- Verifikasi identitas. Pastikan identitas yang tercantum udah benar.
- Berikutnya, pilih Akun Kode Pajak (AKP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) sesuai dengan jenis pajak yang dibayar. Kemudian pilih periode dan tahun pajak penyetoran.
- Selanjutnya, pilih mata uang dan isi jumlah yang akan disetor. Kemudian klik unduh kode billing.
- Kode billing udah terbit dan bisa aktif selama 7 hari.
Coretax Error: Gini Cara Mengatasinya
Kemarin di Sosial Media rame banget soal Coretax yang ngalamin 500 Internal Server Error. Wajib pajak harus tahu cara ngatasi 500 Internal Server Error di Coretax, karena error ini bisa bikin urusan pajak jadi berantakan. Masalah ini bakal muncul sebagai pertanda kalau server Coretax lagi ngadat.
Di media sosial, kejadian error ini viral banget dan banyak banget dari netizen yang protes. Nggak cuma buang-buang waktu, error ini juga bikin tombol “Cetak PDF” hilang, jadi wajib pajak nggak bisa unduh dokumen penting. Bikin pusing, kan? 😩
Ini Beberapa Tips yang Bisa Dilakukan:
1. Tunggu Sampai Server Coretax Kembali Normal
Kode error 500 di Coretax biasanya gara-gara servernya lagi bermasalah. Kalau ngalamin ini, nggak perlu panik, cukup tunggu beberapa jam sampai sistemnya normal lagi. Sambil nunggu, bisa coba logout dulu, terus login lagi setelah beberapa waktu buat cek apakah tombol ekspor PDF udah muncul.
2. Periksa Koneksi Internet dan Coba Gunakan Browser Lain
Biar bisa akses Coretax tanpa drama, pastiin koneksi internet stabil, soalnya jaringan lemot bisa bikin sistem makin susah diakses. Selain itu, pakai browser yang cocok kayak Google Chrome atau Mozilla Firefox versi terbaru. Jangan lupa, matikan dulu ekstensi yang nggak perlu, karena kebanyakan add on bisa bikin halaman Coretax loadingnya lama atau malah error.
3. Refresh Halaman & Bersihkan Cache
Kadang, cache browser yang numpuk bikin fitur Coretax nggak muncul atau malah error. Solusinya? Refresh halaman atau bersihin cache browser biar sistemnya jalan lebih lancar.
4. Buat Ulang Faktur Pajak
Kalau udah nunggu tapi tombol ekspor PDF tetep nggak muncul, coba buat faktur pajak baru dengan data yang sama. Masuk ke menu faktur pajak, buat faktur baru, unggah lagi, lalu coba ekspor PDF. Kalau berhasil, jangan lupa batalin faktur lama biar nggak kena duplikasi pelaporan.
5. Cek Status Faktur Pajak
Pastikan faktur pajak yang mau diunduh udah berstatus finalisasi atau diverifikasi. Kalau masih pending atau ada notifikasi error, cek ulang datanya. Pastikan semua input sesuai aturan biar nggak kena masalah.
6. Hubungi Layanan Coretax atau KPP
Kalau semua cara di atas udah dicoba tapi tetep zonk, langsung aja hubungi layanan Coretax atau KPP terdekat. Jangan lupa sertakan screenshot error biar tim teknis bisa lebih cepat bantuin cari solusinya.
Coretax, Inovasi atau Bikin Wajib Pajak Pusing?
Sistem baru kayak Coretax DJP memang niatnya buat bikin pajak lebih simpel, tapi nyatanya malah banyak bug dan keluhan dari wajib pajak. Meskipun DPR sempet usulin penundaan, Coretax tetap lanjut sambil jalan bareng sistem lama. Artinya, wajib pajak masih bisa pakai opsi lama buat urusan pajak mereka.
Biar urusan pajak dan keuangan nggak makin ribet, penting buat selalu update info terbaru soal sistem pajak, termasuk Kartu Kredit, KTA, Deposito, dan tabungan yang bisa mendukung cash flow bisnis dan pribadi. Cek Tuwaga buat insight finansial yang lebih lengkap!