Masyarakat lagi gondok sama kebijakan baru pemerintah soal larangan jual gas LPG 3 kg atau gas melon di pengecer, nih. Kedepannya, kamu harus pergi ke pangkalan resmi kalau mau beli gas LPG 3 kg.
“(Gas LPG 3 kg) yang (awalnya) di pengecer itu, kami jadikan pangkalan berlaku per 1 Februari,” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, dikutip Tempo, Jumat (31/1/25).
Akses gas melon yang makin terbatas jelas bikin masyarakat dan pelaku usaha mikro khawatir bakal susah dapetinnya, terutama kalau lagi urgent.Tapi, sebenernya kenapa sih, pemerintah memutuskan aturan baru jual-beli gas LPG 3 kg ini? Ada untungnya nggak buat masyarakat? Yuk, bahas bareng Tuwaga di sini.
?Key Takeaways:
- Back Story Distribusi Gas LPG 3 Kg: Pemerintah melihat jalur distribusi gas LPG 3 kg sebelumnya yang cukup panjang, berdampak ke harga yang jadi naik, dan penerimaan yang kurang tepat.
- Efek Kebijakan Jual Gas LPG Baru: Kebijakan pemerintah yang melarang pengecer menjual gas subsidi akan menyulitkan akses beli hingga potensi pengangguran bertambah.
- Tips Mudah Beli Gas LPG 3 Kg: Kamu bisa lihat daftar agen resmi Pertamina di situs resminya atau manfaatkan layanan pesan antar dengan biaya tambahan jika agen menawarkannya.
Alasan Pemerintah Atur Jual Gas LPG 3 Kg Cuma di Pangkalan
Selama ini, rantai distribusi LPG 3 kg dinilai panjang hingga sampai ke masyarakat. Mulai dari agen resmi, pengecer, warung kecil, sampai oknum pengepul. Imbasnya:
- Harganya lebih mahal saat dibeli sama konsumen,
- Gas melon bisa dipakai sama pihak yang seharusnya nggak berhak menerima, misalnya restoran mewah atau keluarga kaya,
- Stok gas melon bisa berkurang buat masyarakat miskin sebagai target penerima asli.
Atas isu tersebut, pemerintah akhirnya memberlakukan aturan jual gas subsidi 3 kg cuma di pangkalan resmi saja. Tujuannya supaya:
- Penataan jalur distribusi LPG 3 kg lebih tepat sasaran,
- Harga yang diterima masyarakat sesuai HET (harga eceran tertinggi),
- Menghilangkan oknum-oknum nakal atau pengepul gas subsidi,
- Pengecer naik kelas menjadi agen resmi.
“Ini kita kan, lagi menata. Agar bagaimana harga yang diterima oleh masyarakat itu bisa sesuai sama harga batas yang ditetapkan oleh pemerintah,” jelas Yuliot, dikutip Bisnis.com, Jumat (31/1/25).
Sounds Good, But…
“LPG 3 kg ini kan, ada subsidi dari pemerintah. Kami berharap, subsidi inginnya diterima sama yang berhak. Ini bukan buat menyulitkan,” kata Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dikutip Tempo, Sabtu (1/2/25).
Output dari kebijakan pemerintah satu ini kelihatannya manis banget karena tujuannya biar distribusi gas LPG 3 kg lebih baik dan harganya tetap terjangkau.
Tapi, efek yang dirasakan masyarakat dalam jangka panjang ternyata nggak selalu mudah, karena:
1. Makin Struggle Cari Gas LGP 3 Kg
Kamu harus jalan lebih jauh ke pangkalan resmi karena stok gas melon di warung-warung dekat rumah nggak selalu ada. Selain itu, kamu mungkin harus antre lebih panjang dan lama, terutama di daerah yang permintaan gas LPG 3 kg tinggi. Effort tenaga, waktu, dan ongkos berlipat!?
2. Usaha Mikro Terhambat
Beberapa pelaku usaha dan pedagang kecil yang mengandalkan gas LPG jadi terhambat jualannya. Alasannya:
- Pedagang nggak bisa nyetok sebanyak sebelumnya,
- Pendapatan berkurang karena jualan nggak maksimal, baik dari segi waktu dan bahan operasional,
- Biaya operasional bisa naik saat mereka terpaksa pilih gas selain gas subsidi.
3. Potensi Muncul Pengangguran Baru
Dikutip Tempo, Dosen Ekonomi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi melihat larangan pengecer jual gas bisa mematikan usaha mereka. Kalau mau tetap jualan gas melon, pengecer kecil harus mendaftarkan diri sebagai agen resmi LPG, di mana itu butuh modal besar.
Alhasil, pengecer kecil bakal kehilangan mata pencaharian dari jualan gas LPG dan berpotensi jadi pengangguran.
Di sisi lain, menurut Fahmy, kebijakan jual gas LPG 3 kg baru ini juga dinilai menabrak komitmen Presiden Prabowo yang berpihak ke rakyat kecil.
4. Ada Izin Usaha Baru
Kayak yang sudah disinggung di poin sebelumnya, pengecer atau warung harus terdaftar sebagai pangkalan atau subpenyalur resmi Pertamina agar bisa jualan gas LPG. Fyi, proses ini nggak mudah karena ada syarat menjadi pangkalan gas elpiji 3 kg yaitu:
- Mengajukan Nomor Induk Berusaha (NIB),
- Surat bukti kepemilikan lahan,
- Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP),
- Tanda Daftar Perusahaan (TDP),
- Surat referensi bank,
- Surat persetujuan lingkungan.
Tips Biar Tetap Gampang Dapat Gas LPG 3 Kg
Beli gas LPG 3 kg mungkin bakal makin repot nantinya. Alternatifnya, kamu bisa coba dua cara berikut untuk beli gas melon yang lebih gampang:
1. Cek Agen Resmi LPG 3 Kg Pertamina
Pertama, cek lokasi agen resmi gas melon terdekat dari tempat tinggalmu. Caranya:
- Izinkan fitur share lokasi di smartphone kamu,
- Buka situs subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg,
- Klik “Lokasi Pangkalan Terdekat”,
- Cek alamat daftar pangkalan LPG 3 kg terdekat,
- Klik “Rute” untuk melihat jarak dan lokasi tepatnya,
- Jika pangkalan tersebut mencantumkan nomor telepon resmi di Google Maps, kamu bisa hubungi terlebih dahulu dan tanyakan ketersediaan gas LPG.
2. Berlangganan di Agen Resmi
Manfaatkan layanan delivery jika pangkalan gas LPG 3 kg resi di dekat tempat tinggalmu menawarkannya. Mereka mungkin akan mematok harga gas LPG lebih mahal karena ditambah ongkos pengiriman.
Harga Asli Gas LPG 3 Kg Rp12.000-an Lho!
Sebelumnya, harga gas LPG 3 kg yang dijual oleh pengecer dan warung-warung kecil berkisar Rp20 ribu sampai Rp22 ribu, bahkan lebih tinggi di beberapa daerah.
Sebenarnya, gas LPG 3 kg adalah objek yang menjadi program subsidi APBN. Harga asli gas LPG 3 kg tanpa subsidi aslinya Rp42.750 per tabung. Setelah subsidi, mestinya masyarakat bisa beli dengan harga lebih terjangkau yaitu Rp12.750, seperti kata Menteri Keuangan Sri Mulyani, dilansir Kompas.
Nah, setelah kebijakan pemerintah ini, masyarakat mendapatkan gas di agen resmi seharga Rp18.000 sesuai HET.
Walaupun kedengarannya positif, tapi kebijakan larangan jual gas subsidi ini punya efek jangka panjang yang cukup membebani masyarakat. Kendala akses, potensi pengangguran baru, dan biaya operasional tambahan bisa membebani dan menjadi tantangan besar yang bakal dihadapi usaha kecil dan pedagang. Menurutmu gimana?
Nantikan update informasi finansial ekonomi terkini dan tips jitu mengelola keuangan di Tuwaga, ya!