Kalau kamu lagi nyari cara buat mulai bisnis online, pasti pernah denger istilah reseller dan dropshipper. Keduanya sama-sama jualan tanpa harus produksi barang sendiri. Tapi jangan salah, cara kerjanya beda banget dan tentunya punya kelebihan masing-masing.
Nah, di artikel ini Tuwaga bakal bahas tentang perbedaan reseller dan dropshipper—plus, mana yang bisa kasih cuan lebih! 💸
💡 Jadi Poinnya…
- Tanpa Modal? Dropship Aja Dulu! Cocok banget buat pemula yang baru mau coba jualan online tanpa harus keluar uang duluan.
- Mau Branding Maksimal? Pilih Reseller! Kamu bisa atur kemasan, kontrol barang, dan bangun toko online yang lebih personal.
- Cuan Tetap Butuh Strategi! Mau reseller atau dropshipper, tetap butuh riset, promosi, dan kelola uang dengan bijak buat untung maksimal!
Reseller vs Dropshipper, Mana yang Lebih Menguntungkan?
Buka bisnis online emang udah nggak wajib buat produksi produk sendiri lagi. Udah ada sistem reseller dan dropshipper yang pastinya bikin kamu lebih gampang buat dapetin cuan. Tapi, apa jadi sih perbedaannya dan mana yang lebih pas buat kamu? Simak perbedaannya di sini.
1. Cara Kerja, Siapa yang Pegang Stok?
Reseller adalah orang yang beli barang dari supplier dalam jumlah tertentu, lalu jual lagi ke pembeli. Artinya, kamu harus punya stok barang di tangan. Biasanya, reseller beli dengan harga grosir dan jual dengan harga normal ke customer.
Sementara itu, dropshipper justru nggak pegang barang sama sekali. Mereka cuma jadi ‘perantara’. Ketika ada pesanan dari customer, dropshipper akan teruskan order tersebut ke supplier, lalu supplier yang langsung kirim barang ke pembeli. Jadi dropshipper cuma fokus ke promosi dan customer service aja.
2. Modal Awal, Siapa Butuh Uang Lebih Dulu?
Reseller butuh modal di awal untuk beli stok barang. Semakin banyak stok yang kamu beli, biasanya makin murah harganya. Tapi risikonya juga lebih besar karena kamu harus keluar uang duluan dan berharap semua barangnya laku.
Sebaliknya, dropshipper bisa mulai tanpa modal. Karena nggak perlu beli stok, kamu hanya butuh akun marketplace atau website untuk promosiin produk. Tapi tetap perlu modal untuk promosi digital kalau mau laris.
3. Kontrol Barang, Siapa yang Lebih Bebas?
Reseller bisa cek kualitas barang langsung karena pegang fisiknya. Mereka juga bisa atur packaging sesuai gaya toko mereka—mau kasih bonus, stiker lucu, atau bahkan kartu ucapan, semua bisa!
Kalau dropshipper, kontrolnya terbatas. Kamu nggak bisa cek barang sebelum dikirim ke pelanggan, jadi semua bergantung sama supplier. Kalau supplier telat kirim atau barangnya rusak, kamu yang kena komplain duluan. 😬
4. Kecepatan dan Risiko
Reseller lebih lambat dalam hal mulai karena harus siapin stok dan gudang (bahkan sekecil rak di rumah). Tapi risiko barang nggak laku selalu ada. Kamu juga bisa rugi kalau barangnya rusak atau nggak sesuai tren.
Dropshipper lebih gesit karena bisa langsung jualan bahkan dari HP. Risiko kerugian barang nol karena nggak pegang stok. Tapi risiko komplain atau pengiriman lama bisa tinggi kalau supplier nggak bisa diajak kerja sama baik.
5. Cuan: Mana yang Lebih Untung?
Secara umum, reseller bisa dapat margin keuntungan lebih besar. Karena mereka beli barang dengan harga lebih murah (harga grosir), mereka bisa jual dengan markup yang lebih tinggi. Misalnya, beli produk seharga Rp20.000 lalu dijual Rp50.000—lumayan kan?
Sementara itu, dropshipper dapat margin lebih kecil, biasanya Rp5.000–Rp20.000 per produk. Tapi dropshipper bisa jual banyak produk sekaligus tanpa stok, jadi kalau main kuantitas dan jago digital marketing, tetap bisa cuan gede.
Baca Juga: 10 Syarat Pinjaman Bank BRI Tanpa Jaminan untuk Usaha: Panduan Buat Kamu
Mending Jadi Reseller atau Dropshipper?
Nah, udah tau perbedaan dari reseller dan dropshipper, kan? Kamu pengen jadi yang mana, nih? Apa pun itu, coba ikutin tips berikut ini biar kamu tetep cuan dan nggak boncos.
1. Riset supplier dulu!
Baik reseller maupun dropshipper, supplier itu kunci. Jangan sampai kena tipu atau dapat barang jelek. Kamu bisa cek kualitas barang supplier dengan beli beberapa produk dulu.
2. Coba dari kecil
Kalau kamu baru banget mau mulai usaha, nggak perlu langsung beli banyak. Uji dulu pasar sebelum commit.
3. Manfaatkan media sosial
Bagi usaha online, promosi itu segalanya. Kamu bisa buat konten yang relate dan menarik buat calon pembeli.
4. Pisahkan keuangan bisnis dan pribadi
Nah, ini penting banget buat kamu yang baru mau mulai. Kamu perlu oisahkan keuangan bisnis dan pribadi! Coba gunakan tabungan atau dompet digital khusus bisnis biar nggak tercampur.
Pilih yang Sesuai, Cuan Maksimal!
Mau jadi reseller atau dropshipper, dua-duanya bisa kasih cuan asal kamu tahu strateginya. Sesuaikan sama kondisi kamu—punya modal lebih atau baru mau coba dari kecil. Yang penting, kelola bisnis dan keuangan kamu dengan cerdas!
Butuh bantuan kelola modal atau cari solusi keuangan buat bisnismu? Tuwaga siap bantu!
Mulai dari tabungan bisnis, KTA, kartu kredit, sampai dana tunai properti—semua bisa kamu cari dan apply langsung di platform Tuwaga. Plus, ada banyak artikel dan tips finansial yang bisa kamu pelajari.