Masyarakat Indonesia lagi dihebohkan terkait aktivitas penambangan dan hilirisasi nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Hashtag #saverajaampat di X hingga template Instagram Story bernarasi “Papua bukan tanah kosong” ramai digaungkan netizen hingga public figure.
Bahkan, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menulis di akun X-nya @susipudjiasutiti, “Yang terhormat Bapak Presiden @prabowo @Gerindra mohon dengan sangat, hentikan penambangan di Raja Ampat ini. Salam hormat,” pada 7 Juni 2025.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), ada empat perusahaan tambang nikel yang beroperasi di Raja Ampat yaitu PT Gag Nikel, PT Anugerah Surya Pratama, PT Mulia Raymond Perkasa, dan PT Kawei Sejahtera Mining. Sayangnya, hanya tiga dari empat perusahaan tersebut yang mengantongi Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH), seperti dilansir Kompas.
Jadi penasaran, siapa sih, sosok di balik empat perusahaan yang lagi jadi sorotan masyarakat Indonesia itu? Tuwaga sudah menelusuri para pejabat tinggi tambang nikel di Raja Ampat. Let’s check their names and wealth 🧐💰
Baca Juga: Fakta Lengkap 5 Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat yang Lagi Disorot
Kenapa Tambang Nikel di Raja Ampat Mengkhawatirkan?
Sebelum spill para petingginya, penting juga tahu kenapa masyarakat Indonesia marah soal aktivitas tambang nikel di Raja Ampat.
Seperti yang kita tahu, Raja Ampat merupakan salah satu surga dunia yang jadi tujuan favorit wisatawan lokal dan mancanegara, khususnya para pencinta diving dan wisata bahari.
Aktivitas tambang di Raja Ampat mestinya diawasi secara ketat. Bukan hanya karena pariwisata andalan Indonesia, tapi juga kawasan tersebut sudah diakui UNESCO sebagai global geopark sejak Mei 2023.
Raja Ampat juga punya kekayaan hayati, geologi, dan budaya adat. Menurut Kepala Global Greenpeace untuk Kampanye Hutan Indonesia, Kiki Taufik, aktivitas penambangan dan hilirisasi nikel yang berlebihan di Raja Ampat dikhawatirkan bakal merusak:
- Keberlangsungan hayati dan ekowisata masyarakat setempat
- Kehidupan biota laut
- Tempat tinggal satwa khas Papua, seperti cendrawasih botak.
- Terumbu karang dan perairan Raja Ampat.
- Mengurangi daya tarik wisata.
Jadi nggak heran kalau publik marah saat “surga dunia” satu ini terancam rusak oleh kegiatan bisnis dengan tingkat pencemaran lingkungan sangat tinggi. Beberapa aktivis Greenpeace Indonesia pun sampai menggelar aksi damai di ajang Indonesia Critical Minerals Conference & Expo di Hotel Pullman, Jakarta pada Selasa (3/6/2025).
Atas kritik publik tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia akhirnya memutuskan penghentian sementara operasi pertambangan nikel ke PT Gag Nikel. Disusul penyegelan empat perusahaan tambang nikel di Raja Ampat oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq pada Kamis (5/6/2025), seperti diberitakan Tempo.
Profil Gaji Petinggi Perusahaan Tambang Nikel di Raja Ampat
Sekarang, mari tengok tokoh penting di empat perusahaan tambang nikel di Raja Ampat:
1. PT Gag Nikel
- Plt Presiden Direktur (Direktur Operasi):
- Arya Aditya Kurnia dengan gaji pokok per bulan diperkirakan Rp200 jutaan.
- Aji Priyo Anggoro dengan gaji pokok per bulan diperkirakan Rp200 jutaan.
- Presiden Komisaris: Hermansyah dengan gaji pokok per bulan diperkirakan Rp108 jutaan.
Sebagai catatan, perkiraan gaji tersebut mengikuti gaji komisaris PT Antam. PT Gag Nikel merupakan anak perusahaan PT Antam, Tbk yang beroperasi di Pulau Gag, Papua Barat. Perusahaan ini memegang kontrak karya sejak 1998 dan sempat dimiliki oleh Asia Pacific Nickel Pty Ltd sebelum diakuisisi oleh PT Antam, Tbk pada 2008.
Sejak 2017, PT Gag Nikel sudah mengantongi izin penambangan dan terdaftar di aplikasi Mineral One Data Indonesia (MODI). Luas lahan yang dikuasainya mencapai 13.136 hektar.
2. PT Anugerah Surya Pratama
Perusahaan kedua yang tercatat dalam aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat yaitu PT Anugerah Surya Pratama. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan PT. Wanxiang Nickel Indonesia milik Tiongkok yang beroperasi di Morowali.
Dilansir dari Dun & Bradstreet, Inc., perusahaan nikel PT. Wanxiang Nickel Indonesia dipimpin oleh Li Zhiming sebagai salah satu Direksi. Informasi mengenai Li Zhiming pun masih minim, termasuk gaji dan kekayaannya. Tapi jika dilihat dari jabatannya, tidak menutup kemungkinan dia mengantongi gaji pokok per bulan lebih dari Rp150 juta.
3. PT Kawei Sejahtera Mining
Meski beredar di media sosial soal keterkaitan Freddy Numberi, mantan Menteri Kelautan sebagai Direktur Utama PT Kawei Sejahtera Mining, namun belum bisa dipastikan kebenaran info tersebut, ya. Hingga artikel ini ditulis, informasi soal jajaran direksi perusahaan tambang nikel satu ini masih terbatas.
Tapi yang pasti, PT Kawei Sejahtera Mining sudah terdaftar di Direktorat Jenderal Minerba dengan izin pertambangan (IUP) valid hingga 26 Februari 2033 untuk produksi bijih nikel. Namun, perusahaan ini disegel karena melanggar izin penambangan di luar kawasan PPKH seluas 5 hektar di Pulau Kawe, sehingga menyebabkan sedimentasi di pesisir pantai.
4. PT Mulia Raymond Perkasa
Sama seperti PT Kawei Sejahtera Mining, nggak banyak informasi yang bisa dikulik dari PT Mulia Raymond Perkasa. Meski kantornya berlokasi di The Boulevard Office, Jakarta Pusat, namun situs web dan media sosial resminya nihil.
Selain informasi mengenai aktivitas pertambangan di Pulau Batang Pele yang dilakukan tanpa dokumen lingkungan dan PPKH, PT Mulia Raymond Perkasa tampak misterius.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik Greta Thunberg: Aktivis Genz Pro Palestina & Kekayaannya
Waktunya Kawal Ketat Investasi yang Merusak Alam
Kini, kita tahu siapa saja yang berdiri di balik tambang-tambang kontroversial itu. Tugas selanjutnya, kawal transparansi, dorong penegakan hukum, dan jangan biarkan #SaveRajaAmpat hanya jadi tren sesaat.
Selain berita terkini, Tuwaga juga punya banyak tips finansial buat kamu yang pengen ngatur keuangan lebih rapi. Mulai dari info kartu kredit, tabungan, deposito, dana tunai kendaraan, hingga pinjaman tanpa jaminan (KTA) pun ada. Cek Tuwaga sekarang, ya 🔎💸